Kisah Timnas Israel: Ditolak Negara Muslim Asia, Terpaksa Ngungsi ke Eropa

19 Mei 2021 14:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Timnas sepak bola Israel. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Timnas sepak bola Israel. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Konflik Israel-Palestina menjadi isu global yang menyedot perhatian warga dunia. Di ranah sepak bola, konflik yang kembali memanas beberapa waktu terakhir ini mulai menghiasi rumput hijau Eropa.
ADVERTISEMENT
Di Final Piala FA beberapa waktu lalu, dua pemain Leicester City, Hamza Choudhury dan Wesley Fofana, mengibarkan bendera Palestina usai pertandingan.
Tak mau ketinggalan, Paul Pogba dan Amad Diallo juga melakukan aksi serupa usai laga Manchester United vs Fulham di Old Trafford, Rabu (19/5) dini hari WIB.
Konflik Israel-Palestina sejatinya bukan kali ini saja masuk ke ranah sepak bola. Itu adalah alasan mengapa Timnas Israel --dan klub-klub Israel-- saat ini berkompetisi di kancah Eropa, padahal secara geografis mereka adalah negara Asia.

Kisah Timnas Israel

Striker Israel, Eran Zahavi. Foto: ARIS MESSINIS / AFP
Sebelumnya, patut diketahui Israel adalah negara timur tengah yang dikelilingi pelbagai negara muslim seperti Yordania, Irak, Suriah, dan Lebanon.
Awalnya, menurut laporan Sky News, sepak bola Israel tergabung di bawah naungan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) pada 1954. Langkah itu kemudian mendapat penolakan dari negara-negara sekitar.
ADVERTISEMENT
Penolakan bertanding dengan Timnas Israel berlanjut hingga Kualifikasi Piala Dunia 1958. Meski merupakan turnamen bergengsi, negara-negara Muslim kala itu menunjukkan solidaritas dengan ogah bertanding melawan Israel.
Indonesia juga menjadi salah satu negara yang menolak bertanding dengan Israel. Alhasil, Timnas Israel berhak ke putaran final tanpa memainkan satu pertandingan pun.
Untuk mengantisipasi fenomena itu, FIFA kemudian membuat semacam babak play-off khusus antara Israel vs Wales. Babak itu kemudian dimenangi Wales dua pertandingan langsung.
Timnas sepak bola Israel. Foto: Getty Images
Enam tahun berselang, Israel ditunjuk menjadi tuan rumah Piala Asia 1964. Memang, sih, mereka berhasil keluar sebagai jawara. Namun, lagi-lagi Israel tidak benar-benar 'juara'.
Mengapa?
Di Piala Asia edisi ketiga itu, 11 dari total 16 peserta menarik diri dari keikutsertaan. Singkat cerita, Israel kemudian memainkan Piala Asia dalam format grup dengan hanya melawan 3 negara melawan Hong Kong, Korea Utara, dan India dan berhasil menyapu bersih dengan kemenangan.
ADVERTISEMENT
Setelah mengalami berbagai penolakan dari negara-negara muslim tetangga, Israel akhirnya resmi dikeluarkan dari anggota AFC pada 1974. Hal itu tak lepas dari kondisi politik Israel dengan negara-negara tersebut yang semakin memanas.
Timnas sepak bola Israel. Foto: Getty Images
Bahkan, pada Asian Games 1974, Kuwait memotori mosi anti-Israel, sehingga negara-negara lain menolak untuk bertanding dengan Israel.
Barulah pada 1982, Israel mulai mendekati Eropa dengan mengikuti Kualifikasi Piala Dunia zona Eropa. Klub-klub Israel kemudian juga menjadi bagian dari tatanan sepak bola Eropa sejak 1991.
Hingga akhirnya, pada 1994, Federasi Sepak Bola Israel diterima dan diakui sepenuhnya berada di bawah naungan UEFA.
***