Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Kisah Tomas Brolin: Striker Top Swedia, Pensiun Dini, Kini Jual Vacuum Cleaner
27 April 2021 11:38 WIB
![Tomas Brolin, Eks pemain Timnas Swedia dan Leeds United. Foto: Allsport UK/Getty Images](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1619495205/s9jazg9cjjx4i2umvyqa.jpg)
ADVERTISEMENT
Sejarah mencatat ada satu pemain Swedia di skuad All-Star Piala Dunia 1994, dia adalah Tomas Brolin. Namun, karier eks striker Parma itu berakhir di usia 28 tahun dan segera beralih profesi menjadi pedagang vacuum cleaner.
ADVERTISEMENT
Kehebatan Brolin terlihat semenjak ia masih berusia muda. Ia mendapat pertandingan profesional pertamanya untuk klub lokal Swedia, Nasvikens IK pada 1984, saat masih berusia 14 tahun.
Brolin pun tampil hampir di semua pertandingan Nasvikens sebelum pindah ke GIF Sundsvall dan IF Elfsborg dalam tiga musim selanjutnya.
Langkah besar dalam karier Brolin pun terjadi saat direkrut Parma pada tahun 1990. Di musim perdananya bersama Parma, ia berhasil menciptakan kombinasi maut bersama Alessandro Melli, di mana duo ini menghasilkan total 20 gol bagi Parma.
Pada 1991/92, Brolin bermain di semua laga Serie A yang dijalani Parma. Dia mencetak 4 gol dan Parma finish di urutan keenam. Bonusnya, mereka menjuarai Coppa Italia, yang berlanjut dengan memenangkan Piala Winners 1992/93.
Kecemerlangan Brolin membuat pelatih Timnas Swedia saat itu Tommy Svensson kembali memasukkannya ke Timnas Senior setelah ia sempat diturunkan di Skuat U-21 Swedia.
ADVERTISEMENT
Berkat konsistensi permainannya, Brolin menjadi pemain muda yang dibawa Svensson ke Euro 92 yang digelar di Swedia. Meski pada saat itu masih berusia 22 tahun, Brolin langsung menjadi andalan di lini sayap Swedia. Ia sukses membawa negaranya melangkah ke semifinal, di mana mereka dikalahkan oleh Jerman dengan skor tipis 2-3.
Meski gagal membawa negaranya itu ke partai puncak, Brolin sukses menjadi topskorer bersama Henrik Larsen, Dennis Bergkamp, dan Karl-Heinz Riedle dengan 3 gol. Lalu, ketika Piala Dunia 1994 digelar di Amerika Serikat (AS), ia mencapai puncak karier.
Brolin pergi ke Negeri Paman Sam dalam kondisi terbaik di usia emas 24 tahun. Meski memiliki sekelompok pemain berbakat, Swedia tidak diunggulkan. Apalagi, pada pertandingan pertama fase grup, The Yellow Vikings hanya sanggup bermain imbang dengan Kamerun.
ADVERTISEMENT
Segalanya membaik dalam pertandingan berikutnya kontra Rusia. Dengan Brolin bermain di belakang Martin Dahlin dan Kennet Andersson yang memiliki postur tinggi menjulang, Swedia menang 3-1. Lalu, pada duel terakhir Swedia bermain imbang 1-1 dengan favorit turnamen, Brasil.
Brolin akhirnya sanggup mencetak 3 gol untuk Swedia pada ajang ini. Dia pun membawa negaranya menempati posisi ketiga dan terpilih menjadi anggota tim All-Star Piala Dunia 1994.
Saat di perempat final melawan Rumania, dia mencetak salah satu gol paling terkenal dalam sejarah turnamen. Saat Swedia mendapatkan tendangan bebas, semua orang mengharapkan Stefan Schwarz yang menembak. Tapi, Schwarz melompati bola dan Hakan Mild mengoper melewati pagar betis menuju Brolin. Bola langsung disambar untuk menjadi gol.
ADVERTISEMENT
Sayang, selepas Piala Dunia, Brolin mengalami nasib yang kurang baik. Pada 16 November 1994 di Stadion Rasunda, Stockholm, dia mengalami patah kaki dalam pertandingan kualifikasi Euro 1996.
Saat cedera datang, Parma sedang unggul 2 poin di puncak klasemen Serie A 1994/95. Tapi, saat dia kembali pada 23 April 1995, Parma sudah tertinggal 8 poin dari pemuncak klasemen, yang akhirnya menjadi juara, yaitu Juventus.
Meski sudah sembuh, Brolin harus menemukan kembali sentuhan terbaiknya. Kondisi semakin sulit setelah Parma mendatangkan Hristo Stoichkov dari Barcelona seharga 6,5 juta pounds. Akibatnya, pada 17 November 1995, dia menandatangani kontrak 2,5 tahun dengan Leeds United.
Keputusan pergi ke Elland Road harus disesali Brolin. Dia tidak banyak bermain. Dia dipinjamkan ke FC Zurich, Parma, dan pindah secara permanen ke Crystal Palace.
ADVERTISEMENT
"Posisi saya adalah salah satu poin utama. Juga pelatih yang buruk. Saya menyukai Yorkshire karena fans luar biasa. Mereka tahu ada yang tidak beres, dan itu bukan salah saya," ucap Brolin pada 2018 kepada Four Four Two.
Media Inggris sempat menyebut Brolin sengaja bermain buruk saat Leeds kalah 5 gol tanpa balas dari Liverpool. Konon, itu sebagai bentuk protes karena Brolin dimainkan di sayap kanan, bukan di depan.
"Saya tidak pernah sengaja bermain buruk. Tapi, saya tidak bisa bermain baik di sayap dan saya sudah memberi tahu pelatih. Saya telah mencetak 2 gol dalam laga sebelumnya melawan West Ham dan semua orang mengatakan saya adalah pembelian terbaik Leeds. Tapi, pelatih menempatkan saya di kanan dan saya keluar dari tim. Itu aneh," imbuh Brolin.
ADVERTISEMENT
Setelah gagal di Inggris bersama Leeds dan Palace, Brolin memutuskan pulang kampung. Dia bermain 1 kali untuk Hudiksvall ABK di Division 2 Norrland 1998. Brolin akhirnya mengambil keputusan final pensiun di usia 28 tahun.
"Awalnya menyenangkan pergi latihan setiap hari dengan Palace. Tapi, pada akhirnya itu tidak lagi menyenangkan. Saya memikirkannya selama musim panas dan memutuskan untuk berhenti. Itu bukan karena cedera. Jika anda ingin terus bermain di level tinggi, anda harus berlatih setiap hari. Tapi, saya tidak tertarik lagi," ucap Brolin.
Setelah pensiun, Brolin banting kemudi. Dia tidak beraktivitas di olahraga. Tidak melatih, mengurus klub, agen pemain, atau apa saja yang berkaitan dengan sepak bola. Brolin menjadi pedagang alat pembersih debu dengan merek dagang Twinner Pro.
ADVERTISEMENT
Itu bukan sembarang vacuum cleaner. Itu adalah pembersih debu jenis baru, yang diklaim lebih bersih dari produk sejenis buatan pabrik lain. Bahkan, Brolin sendirilah yang merancang, membangun brand, dan menawarkan produk itu kepada orang-orang di Swedia, Skandinavia, Eropa, dan ke seluruh dunia.
"Saya memiliki proyek lain di kepala saya. Ketika saya berhenti bermain, seorang penemu datang kepada saya dengan ide barunya tentang penyedot debu dan saya membuka perusahaan itu," ucap Brolin.
"Jika pada Desember tahun itu saya ingin bermain lagi, saya akan kembali. Tapi, perasaan itu tidak pernah datang dan sekarang sudah 20 tahun lebih. Semua orang mengatakan usia 28 masih muda untuk pensiun. Tapi, itu tergantung apa yang telah anda lakukan di sepakbola. Saya telah melakukan banyak hal," tambah Brolin.
ADVERTISEMENT
Di waktu luang, Brolin juga terlibat dalam kompetisi poker di negaranya. Dia bukan pemain sembarangan. Pria yang kini berusia 51 tahun itu punya kemampuan yang layak mendapatkan acungan dua jempol.
"Saya terlibat dalam poker untuk sementara waktu karena saya adalah pernah menjadi model iklan untuk sebuah perusahaan taruhan. Sekarang, saya jarang bermain poker. Tapi, itu sangat menyenangkan. Saya memainkannya selama sekitar 10 tahun," tandas pemilik 47 caps dan 27 gol untuk The Yellow Vikings itu.
Menurut catatan Transfermarkt, Brolin berhasil mencatatkan 229 laga selama kariernya di level klub. Dari situ, ia mampu menorehkan 35 gol dan 1 assist.
****