Kisah Tomy Sarwanto, Wasit Pengguna VAR Pertama di Indonesia

4 Februari 2019 16:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wasit Tomy Sarwanto melihat VAR dalam pertandingan Bandung Premier League. Foto: Bandung Premier League
zoom-in-whitePerbesar
Wasit Tomy Sarwanto melihat VAR dalam pertandingan Bandung Premier League. Foto: Bandung Premier League
ADVERTISEMENT
Namanya mungkin tak pernah terdengar di kancah sepak bola nasional. Sepak terjangnya juga bisa jadi hanya sejengkal kuku Thoriq Alkatiri--wasit terbaik Liga 1 2018 dan elite AFC. Namun, Tomy Sarwanto telah menorehkan sejarah tersendiri. Sejarah yang bahkan belum pernah dilakukan oleh seorang Thoriq. Ya, Tomy tercatat sebagai wasit pertama asal Indonesia yang menggunakan Video Assistant Referee (VAR). Pengadil lapangan hijau berusia 27 tahun ini melakukannya ketika memimpin pertandingan di liga komunitas bernama Bandung Premier League (BPL). Ketika itu, 27 Januari 2019, Liga 1 BPL menggelar laga big match antara Grizzly FC melawan Ammers FC pada pekan kedelapan. Partai yang berakhir 1-1 itu sudah berlangsung sengit sejak awal laga. Pada lima menit jelang laga usai, drama pun terjadi. Ketika itu, ada kejadian di dalam kotak penalti Ammers FC setelah salah seorang pemainnya melakukan handball.
Saat VAR digunakan di Bandung Premier League. Foto: Dok. Bandung Premier League
ADVERTISEMENT
“Cuma saya masih ragu. Meskipun jarak saya dekat dengan bola, karena kejadiannya begitu cepat. Saya ragu apakah gerakan tangannya itu natural atau enggak,” ucap Tomy membuka perbincangan dengan kumparanBOLA. “Akhirnya saya putuskan pakai VAR. Saya lihat monitor selama 2 menit. Saya minta ke operator untuk di-slow motion, replay, dan zoom. Dari situ, saya lihat ternyata ada gerakan tangan, artinya hand to ball. Saya langsung putuskan penalti di situ. Pemain juga terima saja karena mereka yakin setelah saya melihat VAR,” lanjutnya. Dua menit yang mungkin sebentar tetapi berdampak berarti besar bagi Tomy dan juga BPL. Karena dari situlah semua mata terbelalak bahwa VAR merupakan sebuah keniscayaan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sontak, foto Tomy ketika tengah menatap monitor tersebar luas di jagat maya. Gayanya sudah mirip dengan wasit-wasit kelas dunia manakala mengamati VAR di tepi lapangan. “Saya terus terang enggak nyangka bisa jadi viral. Saya cuma ditugasi dan berusaha memimpin sebaik-baiknya. Memang, jadi perbincangan di teman-teman wasit, ya. Banyak juga yang ngirimin screenshot foto setelah kejadian itu. Ya, saya bersyukur bisa dikasih kesempatan memakai teknologi VAR,” ujar Tomy. Meski demikian, pengunaan VAR itu diakuinya tak mudah. Pasalnya, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) melalui Asosiasi Provinsi Jawa Barat (Jabar)--tempatnya bernaung--tak pernah memberikan pelatihan. Wajar saja, karena memang VAR belum dipakai di Liga Indonesia.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana Tomy bisa mengetahui tata cara menggunakan VAR tersebut? “Saya belajar VAR bisa dibilang otodidak. Karena dari Asprov PSSI Jabar ‘kan juga enggak ada pelatihannya, karena kita juga ‘kan belum pakai VAR. Saya banyak nonton dari Youtube dan baca-baca artikel tentang VAR. Bagaimana kasih signalnya, tata cara mengambil keputusannya,” katanya. “Tapi, memang VAR buat saya ada positif dan negatifnya. Positifnya kerja wasit bisa terbantu, tapi negatifnya malah bisa jadi ngandelin, ya,” pungkasnya.