Kisah Top Skor Euro U-21 yang Main di Klub Gurem pada Level Senior

31 Agustus 2021 12:37 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maceo Rigters saat bermain di Blackburn Rovers pada 21 Juli 2010. Foto: Michael Regan/Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Maceo Rigters saat bermain di Blackburn Rovers pada 21 Juli 2010. Foto: Michael Regan/Getty Images
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah sukses menjadi top skor Euro U-21 2007, Maceo Rigters disebut-sebut akan sukses di level senior. Namun, pada kenyataannya, dia gagal memenuhi harapan itu dan hanya membela sejumlah klub 'gurem'.
ADVERTISEMENT
Penurunan karier Rigters terjadi sangat cepat. Setelah sempat menghilang dari pemberitaan, dia muncul kembali dan dikabarkan tengah bermain untuk tim amatir Belanda.
Mengutip Box to Box Football, Rigters adalah produk dari Akademi Ajax yang sangat sukses meski memulai kariernya di SC Heerenveen. Dia hanya membuat dua penampilan di tim utama Heerenveen antara 2002 dan 2004.
Untuk musim berikutnya, Rigters membela FC Dordrecht dan berhasil mencetak delapan gol dari 17 penampilan. Torehan tersebut membuatnya masuk dalam daftar pemain haus gol.
Rasio gol yang mengesankan membuat NAC Breda tertarik memboyong Rigters, apalagi mereka sedang mencari seorang striker. Mereka akhirnya merekrut sang pemain dengan biaya yang tidak diungkapkan pada 1 Januari 2005.
Maceo Rigters saat bermain di Blackburn Rovers pada 21 Juli 2010. Foto: Michael Regan/Getty Images
Dalam dua musimnya di Rat Verlegh Stadion, Rigters tidak bisa meniru performa yang dihasilkannya di Dordrecht. Meski sanggup tampil lebih dari 60 kali untuk Breda, ia hanya bisa mencetak lima gol.
ADVERTISEMENT
Rigters pun baru mendapat perhatian lebih saat bermain di Euro U-21 bersama Timnas Belanda. Dia menjadi pemain tambahan terakhir dalam tim yang berisi Ryan Babel, Royston Drenthe, dan Hedwiges Maduro.
Selama turnamen, Rigters selalu menjadi ancaman bagi tim lawan dan tendangan saltonya melawan Inggris pada menit ke-19 menunjukkan bakatnya.
Rigters berhasil mencetak gol penyeimbang bagi 'Jong Orange' dan memaksa laga berlanjut ke babak adu penalti. Belanda kemudian memenangi pertandingan dengan skor akhir 13-12.
Belanda juga sukses mengalahkan Serbia 4-1 di final dan Rigters mencetak gol keempat sekaligus yang terakhir baginya di turnamen tersebut setelah memperdaya kiper Serbia pada menit ke-67. Gol Rigters membawa Belanda unggul tiga gol.
Dengan torehan empat gol, Rigters dianugerahi Sepatu Emas turnamen alias gelar pencetak gol terbanyak. Dia mengungguli Leroy Lita yang mencetak tiga gol untuk Inggris.
ADVERTISEMENT
“Luar biasa, saya tidak menyangka akan seperti ini. Saya sangat senang bisa melakukan ini,” ungkap Rigters saat menerima sepatu emasnya.
“Saya ingin berterima kasih kepada pelatih yang telah memberi saya kesempatan ini. Ini perasaan yang luar biasa dan saya bangga telah mencapai ini. Dan juga berkat tim, saya mendapat beberapa assist hebat,” imbuhnya.
"Atmosfer di ruang ganti luar biasa, dan saya hanya ingin kembali ke sana secepat mungkin!"
Setelah turnamen selesai, Rigters juga masuk dalam UEFA Team of the Tournament. Penampilannya di level U-21 membuat klub-klub seperti Celtic, Rangers, Newcastle, dan Norwich merayunya sebelum mendapatkan uang besar untuk pindah ke Blackburn Rovers.
Pada 2 Juli 2007, Rigters dilaporkan telah menandatangani kontrak dengan The Rovers dengan biaya yang tidak diungkapkan. Tetapi, beberapa media melaporkan nilai kontraknya sekitar 3 juta pounds (setara Rp 79 miliar) dengan durasi kontrak empat tahun.
ADVERTISEMENT
"Kami telah mengikutinya selama beberapa waktu setelah manajer Mark Hughes mengidentifikasi dia sebagai pemain yang dia minati," ujar petinggi Blackburn saat itu, John Williams.
Ekspektasi tinggi pun dibebankan klub Lancashire kepada Rigters. Namun, dia dibatasi hanya dua pertandingan Eropa. Satu sebagai pemain pengganti melawan FK Vtra di Piala Intertoto pada Juli dan pada Agustus melawan MyPa di putaran pertama Piala UEFA saat itu.
Pada September 2007, Rigters menjalani debutnya di Liga Inggris. Namun, petualangan sang pemain tak berlangsung lama karena harus meninggalkan The Rovers pada Februari 2008.
Rigters kemudian bergabung dengan Norwich City yang kala itu bermain di kasta kedua dengan status pinjaman sampai akhir musim 2007/08.
Rigters tampil dua kali sebagai pemain pengganti dan masa peminjamannya berubah dari buruk menjadi mengerikan saat dia mengalami cedera hamstring pada menit ke-15 dalam pertandingan kedua sekaligus terakhirnya bersama The Canaries.
ADVERTISEMENT
Musim berikutnya tidak lebih baik bagi Rigters. Kala itu, peluang mainnya semakin terbatas dari pelatih Blackburn saat itu, Paul Ince. Sang pemain pun diizinkan pergi dengan status pinjaman selama satu musim di Barnsley.
Muncul dalam 19 pertandingan, Rigters tidak berhasil mencetak gol di Liga Inggris. Dia hanya mencetak gol bersama Barnsley di Piala FA. Meskipun memiliki dua tahun kontrak tersisa dengan The Rovers, dia diberi izin untuk menempuh jalan lain.
Rigters melakukan trial dengan tim kasta ketiga, Southend United, di mana dia memainkan dua pertandingan dan disebut-sebut bakal masuk dalam tim untuk menghadapi Sheffield Wednesday dalam pertandingan persahabatan.
Sayangnya, pelatih Southend saat itu, Steve Tilson, memutuskan untuk tidak merekrutnya. Dia kemudian pergi ke Selandia Baru untuk trial dengan Wellington Phoenix, walau akhirnya bergabung dengan Gold Coast United.
ADVERTISEMENT
Itu adalah musim yang layak baginya. Tetapi, karena gagal di Belanda, Inggris, dan Australia, dia menghilang pada 2012. Saat muncul kembali, Rigters tampak kelebihan berat badan dan menjauh dari karier profesional. Dia dikabarkan bermain untuk tim amatir Amsterdam, ZSGOWMS, pada Januari 2015.
Pada 2018, Rigters gantung sepatu dari dunia sepak bola di usia 34 tahun. Menurut catatan Transfermarkt, ia cuma berhasil mengemas 21 gol dan 11 assist dalam 157 pertandingan di semua ajang pada level klub.
Adapun, Rigters sukses mencatatkan 9 caps bareng Timnas Belanda dengan torehan enam gol.