Kritik Scholes untuk Alexis Sanchez dan Romelu Lukaku

18 Oktober 2018 6:25 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Scholes dan Gerrard di salah satu duel rival ini. (Foto: Adrian Dennis/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Scholes dan Gerrard di salah satu duel rival ini. (Foto: Adrian Dennis/AFP)
ADVERTISEMENT
Paul Scholes memang benar-benar jujur mengenai pendapatnya tentang kondisi Manchester United sekarang. Scholes bahkan tak ragu mengkritik dua pemain sekaligus, yakni Romelu Lukaku dan Alexis Sanchez.
ADVERTISEMENT
The Red Devils tidak berada dalam kondisi baik. Berada di peringkat 8 dari 8 laga yang dijalani di Premier League 2018/19 adalah raihan buruk bagi tim sebesar United. Di saat tim-tim macam Liverpool, Manchester City, Chelsea, dan Tottenham Hotspur bersaing di papan atas, United berkutat di papan tengah.
Melihat kondisi Manchester United yang seperti ini, Scholes angkat bicara. Dia menilai tidak ada sosok pengalir bola di lini tengah, bahkan ada pemain-pemain yang menurutnya tidak memberikan kontribusi maksimal di tim yang bermarkas di Old Trafford itu.
“Saya tidak pernah pura-pura. Saya tidak menyembunyikan perasaan,” ujar Scholes.
Soal dua pemain yang tidak memberikan kontribusi positif tersebut, Alexis Sanchez jadi nama pertama yang disebut Scholes. Terkhusus untuk Sanchez, Scholes bahkan sampai menyebut Manchester United sebenarnya tidak membutuhkan pemain ini.
ADVERTISEMENT
"Saya tahu dia punya kualitas dan merupakan pemain yang bagus. Tapi, di mata saya, dia bukan pemain Manchester United. Saya melihatnya sebagai pemain yang egois, pemain yang bermain untuk dirinya sendiri. Saya rasa, dia adalah pemain yang tidak kami butuhkan," ujar Scholes dalam wawancara spesialnya bersama Andy Mitten dari ESPN FC.
"Dia adalah pemain bergaji tinggi. Tapi, apakah gaji tinggi tersebut sejalan dengan penampilannya? Perekrutan Sanchez ini hanya tampak seperti sebuah jalan agar Manchester City gagal merekrutnya. Dengan metode perekrutan seperti ini, bahkan jika kita merekrut (Lionel) Messi, dia juga akan kesulitan main di sini," katanya menambahkan.
Alexis belum menampilkan permainan terbaiknya. (Foto: REUTERS/David Klein )
zoom-in-whitePerbesar
Alexis belum menampilkan permainan terbaiknya. (Foto: REUTERS/David Klein )
Scholes juga kembali melontarkan kritik pedas pada Lukaku: apakah Manchester United bisa memenangi liga dengan penyerang tunggal dan pencetak gol macam Romelu Lukaku? Tapi, terselip saran dari Scholes untuk pemain asal Belgia itu.
ADVERTISEMENT
"Baginya (Romelu Lukaku), meski saya tidak begitu yakin pada kemampuannya, dia masih muda dan cukup banyak mencetak gol. Namun, dia terlalu banyak main di luar kotak penalti, dan itu tidak bagus untuknya," ujar Scholes.
"Dia cepat dan kuat, namun dia juga adalah satu dari banyak pemain United yang tidak memiliki kepercayaan diri. Saya kira dia adalah pemain yang baik, tapi dia juga butuh saran dan pertolongan. Siapa lagi yang bisa bermain sebagai penyerang tengah di United sekarang?" tambahnya.
Lebih lanjut, Scholes pun mengungkapkan bahwa ada yang salah di sistem perekrutan tim Manchester United. Tapi, dia juga tidak menyalahkan tim pemandu bakat, karena dia merasa bahwa tidak ada pakem pasti dari permainan 'Iblis Merah' saat ini.
ADVERTISEMENT
Romelu Lukaku saat bermain di laga melawan Burnley. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
zoom-in-whitePerbesar
Romelu Lukaku saat bermain di laga melawan Burnley. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
Bagi Scholes, belum telat bagi United untuk berbenah, daripada tenggelam dalam berita buruk yang kerap menghiasi mereka belakangan ini. Scholes tak ingin United menjadi seperti Liverpool dan Manchester City beberapa tahun silam, saat mereka bingung dengan tujuan mereka sendiri.
"Saya merasa orang-orang di Liverpool dan Manchester City sedang memerhatikan dan menertawai kami seperti yang kami lakukan pada mereka beberapa tahun silam. Sekarang, mereka melakukan semuanya dengan benar. Mereka merekrut pelatih terbaik, juga staf-staf yang andal dalam merekrut pemain," ujar Scholes.
"Tapi, hal ini juga menjadi mudah karena sang pelatih punya pakem bermain yang pasti. Tim perekrutan jadi tahu siapa yang mesti direkrut dengan pakem yang, ambil contoh, selalu memakai 4-3-3 setiap minggunya. Di United, sulit untuk melakukan hal tersebut sekarang," tambahnya.
ADVERTISEMENT