kumparan Bertanya kepada Ahlinya soal Seluk Beluk Cedera Metatarsal

1 Maret 2018 16:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Neymar ditandu keluar lapangan. (Foto: AFP/Geoffroy van der Hasselt)
zoom-in-whitePerbesar
Neymar ditandu keluar lapangan. (Foto: AFP/Geoffroy van der Hasselt)
ADVERTISEMENT
Kemenangan Paris Saint-Germain (PSG) atas Olympique Marseille pada laga Le Classique, Senin (26/2/2018) dini hari WIB, itu harus dibayar mahal. Saat waktu normal menyisakan sembilan menit, dalam kondisi PSG sudah unggul 3-0, petaka itu tiba. Andalan mereka yang sekaligus pemain termahal dunia, Neymar, tiba-tiba saja jatuh dan mengaduh.
ADVERTISEMENT
Sontak, pandangan dan perhatian pun tertuju pada Neymar. Pasalnya, kalau sampai ada apa-apa dengannya, PSG bisa berabe. Rabu (7/3) dini hari WIB mendatang, mereka harus menghadapi Real Madrid dalam laga leg kedua 16 besar Liga Champions. Di laga itu, mereka harus membalikkan keadaan kalau ingin lolos.
Akhirnya, apa yang dikhawatirkan PSG itu terjadi. Neymar divonis menderita cedera metatarsal dan harus absen saat Les Parisiens meladeni El Real. Bahkan, operasi disebut-sebut jadi opsi untuk menyembuhkan cedera tersebut.
Pertanyaannya sekarang, seperti apa sebenarnya cedera metatarsal ini, apa yang menyebabkannya, bagaimana penyembuhannya, dan berapa lama seorang pemain akan absen kalau mendapat cedera seperti ini?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, kami dari kumparan (kumparan.com) telah bertanya kepada ahlinya, dr. Alfan Nur Asyhar, mantan dokter Tim Nasional Indonesia U-19 yang kini menjabat sebagai dokter tim Bhayangkara FC. Berikut ini adalah petikan wawancara kami.
ADVERTISEMENT
kumparan (k): Selamat siang, Dok. Kami ingin tahu lebih jauh soal cedera metatarsal. Seperti apa sebenarnya cedera itu, Dok?
dr. Alfan (A): Selamat siang. Oke, jadi metatarsal itu adalah salah satu bagian tulang pembentuk kaki. Kalau kita lihat secara anatomis, kaki itu tidak dibentuk oleh satu susunan tulang panjang, tetapi ada banyak tulang pembentuk. Dari jari--di situ ada dua atau tiga tulang--kemudian naik ke atas nanti akan ketemu bagian paling panjang yang disebut metatarsal. Metatarsal ini ada di bagian tengah, sehingga disebut seperti itu. Fungsi metatarsal adalah sebagai penyokong tubuh dan penjaga keseimbangan.
Bagian ini rentan sekali terkena cedera karena permukaannya sangat luas. Contohnya, kita mau menendang bola dengan punggung kaki, itu metatarsal. Kemudian, kita mendarat setelah melompat itu yang menopang juga metatarsal.
ADVERTISEMENT
k: Cedera-cedera yang terjadi seperti apa, Dok?
A: Nah, cedera yang terjadi dibagi dua berdasarkan organ yang mengalaminya. Ada hard tissue injury atau cedera jaringan keras, contohnya tulang, dan soft tissue injury atau cedera jaringan lunak, misalnya otot, tendon, atau ligamen.
Kemudian, berdasarkan waktu kejadiannya nanti dibagi dua lagi, yaitu akut dan kronis. Kalau kejadiannya saat itu juga, seperti Neymar, itu cedera akut. Kemudian, cedera kronis itu bisa disebabkan, misalnya, oleh penggunaan sepatu yang sempit dan tidak ergonomis. Itu menyebabkan otot (kaki) bagian bawah terkena peradangan (plantar fasciitis).
Penampang tulang metatarsal. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Penampang tulang metatarsal. (Foto: Wikimedia Commons)
k: Jadi, apakah cedera akut itu biasanya hanya mengenai jaringan keras saja, atau bagaimana?
A: Oh, bisa semuanya. Cedera seperti apa pun bisa mengenai jaringan mana pun. Kalau cedera akut, biasanya terjadi karena benturan yang menyebabkan tulang patah, tulang retak, sendi bergeser atau dislokasi. Ini nanti disebut acute hard tissue injury. Contohnya seperti Neymar. Dia bisa saja cedera karena (terkena) benturan atau diinjak dengan keras, sehingga tulangnya patah, sendinya bergeser, ligamennya sobek, atau ototnya sobek.
ADVERTISEMENT
k: Tapi, kemarin itu Neymar nggak terlihat seperti kena benturan, Dok. Tiba-tiba dia jatuh. Itu karena apa, Dok? Apakah karena bagian itu terlalu sering dipakai atau bagaimana?
A: Oke, kejadian-kejadian seperti itu bisa terjadi karena akumulasi cedera-cedera yang lalu. Mungkin, seorang pemain sudah sakit dari kemarin-kemarin, tetapi tidak di-maintenance dengan bagus. Tidak istirahat, tidak ada pengobatan, tidak ada terapi penguatan dsb., sehingga tiba-tiba bisa terjadi ruptur (patah atau sobek).
Bisa juga terjadi karena penggunaan obat-obat steroid. Obat-obat ini bisa membuat soft tissue jadi rapuh. Atau, saat itu Neymar sebelumnya sudah terkena benturan dan seharusnya sudah diganti, tetapi karena dipakai untuk kerja keras, impak benturan itu semakin parah. Seperti gelas yang retak, lama-lama retakannya makin besar dan akhirnya pecah.
ADVERTISEMENT
k: Kemudian, untuk penyembuhannya bagaimana? Apakah memang harus dilakukan operasi?
A: Nah, prosedurnya begini. Pertama, dilakukan pemeriksaan fisik. Apabila dari situ belum terdiagnosis secara pasti, dilakukan tes lewat rontgen tulang polos. Jadi, yang pertama kali dilihat memang tulangnya dulu. Apakah ada masalah atau tidak. Kemudian, kalau dari pemeriksaan fisik diketahui bukan cuma tulangnya yang terkena cedera, akan dilakukan pemeriksaan USG Musculus Skeletal.
Untuk kejadian akut, sambil menunggu observasi, tindakan yang dilakukan namanya RICE, Rest (Istirahat), Ice (Es), Compression (Kompresi), dan Elevation (Mengangkat Bagian Tubuh). Tindakan ini dilakukan supaya keadaan si pemain tidak jadi lebih parah.
Kalau kejadiannya patah tulang, kita lihat lagi bagaimana struktur tulangnya. Ada perubahan atau tidak. Kalau struktur tulang tidak berubah, yang bisa dilakukan misalnya pemasangan gips. Kalau kita lihat Neymar kemarin dibebat supaya tulangnya tidak bergeser dan retakannya tidak bertambah. Akan tetapi, kalau ada perubahan struktur tulang atau ada serpihan, maka dilakukan tindakan operasi.
ADVERTISEMENT
Kemudian, kalau ternyata ligamennya, tendonnya, atau ototnya sobek, kita lihat lagi apakah dibutuhkan operasi penyambungan atau hanya perlu disuntik zat-zat untuk merekatkan, PRP (platelet rich plasma). Jadi, itu seperti lem yang diambil dari tubuh si pemain sendiri.
k: PRP itu diambilnya dari mana, Dok?
A: Itu dari darahnya sendiri. Ada alat khusus buat mengambilnya. Atau, bisa juga dengan stem cells (penumbuh jaringan).
k: Kalau stem cells itu secara sederhana bagaimana?
A: Jadi, stem cells itu bisa diambil dari tubuh sendiri atau ekstrak-ekstrak dari luar. Itu nanti disuntikkan di tempat sobekan tadi. Biasanya, ini dilakukan kalau sobekan yang terjadi tidak terlalu besar dan jaringan lunak bisa menyambung sendiri secara alami. Zat-zat tadi untuk mempercepat penyambungan itu. Tetapi, kalau sobeknya besar, maka harus disambung lewat operasi.
ADVERTISEMENT
k: Untuk penyambungan itu, apakah nanti diambil juga dari bagian tubuh si pemain, Dok?
A: Nah, tergantung. Sobeknya ini masih pada posisi yang benar atau sudah terkoyak. Kalau sobeknya terkoyak, otomatis harus ada penyambungan dan jaringan yang digunakan untuk menyambung diambil dari tubuhnya sendiri. Biasanya nanti jaringan penyambung itu diambil dari bagian-bagian tubuh yang punya kemiripan, seperti paha atau pantat. Penyembuhannya sendiri, kalau untuk bagian tulang, kurang lebih memakan waktu dua bulan.
k: Wah, lama juga, ya, Dok...
A: Iya, nanti setelah dua bulan, akan ada proses lainnya seperti terapi, penguatan, dan latihan-latihan sebelum bisa kembali berlatih atau bertanding.
k: Berarti nanti bisa lebih lama dari dua bulan, dong?
ADVERTISEMENT
A: Kurang lebih untuk urusan-urusan seperti patah tulang atau masalah pada tendon, waktu yang dibutuhkan maksimal enam bulan, tergantung tingkat keparahan cederanya.
k: Lebih lama tulang atau tendon penyembuhannya, Dok?
A: Nah, kalau ligamen yang putus, penyembuhannya bisa sampai enam bulan. Kalau tulang, tidak selama itu tetapi mendekati. Tapi, sebenarnya yang membikin ini jadi lama adalah karena cedera metatarsal ini lokasinya ada di bagian tubuh yang sering digunakan.
k: Oke. Hmm, nanti apa ini semua bakal berpengaruh ke performa si pemain?
A: Dengan pengobatan yang canggih, terapi-terapi yang sesuai, dan alat-alat yang menunjang, performa pemain bisa dikembalikan seperti sediakala. Tapi nanti tergantung dari bagaimana dukungan dari tim medis yang menangani, dan tergantung pada si pemain sendiri. Biasanya, faktor yang menentukan itu adalah mental. Kalau sudah begitu, caranya adalah dengan memberi pemain jam terbang. Perlahan-lahan nanti akan kembali performanya.
ADVERTISEMENT
Neymar ditolong Thiago Silva. (Foto: AFP/Geoffroy van der Hasselt)
zoom-in-whitePerbesar
Neymar ditolong Thiago Silva. (Foto: AFP/Geoffroy van der Hasselt)
k: Ah, ya, ya. Oke, Dok. Satu pertanyaan lagi, Dok. Neymar ini 'kan pemain yang sering menggocek, punya daya ledak tinggi. Apakah dia perlu mengubah gaya bermain untuk mengurangi risiko cedera ini?
A: Sebenarnya, masalah semua pemain itu ada pada ketidakseimbangan otot yang dipakai. Ada beberapa penelitian bahwasanya atlet itu hanya menggunakan otot bagian depan, seperti otot paha bagian depan (quadricep femoris) atau otot tungkai bagian depan, tanpa memberikan kekuatan pada otot bagian belakang, seperti hamstring.
k: Oh, makanya cedera hamstring ini sering sekali terjadi, ya?
A: Iya, betul. Ketidakseimbangan inilah yang membuat pemain jadi gampang terkena cedera. Ketika pemain ini maintenance-nya bagus, yang dia latih adalah semua otot. Latihan ini dilakukan di luar jadwal latihan reguler tim. Seperti kalau kita sekolah, latihan-latihan tambahannya ini adalah les atau kursus. Latihan-latihannya sebenarnya mudah, tetapi banyak pemain yang nggak mau. Untuk gaya bermain sendiri, sebenarnya tidak ada masalah ketika semua ototnya dia latih.
ADVERTISEMENT
k: Nah, itu tadi untuk hamstring. Kalau untuk metatarsal sendiri cara menguatkannya seperti apa, Dok?
A: Untuk metatarsal, nanti yang dikuatkan lewat latihan adalah jaringan lunaknya. Untuk tulangnya, penguatan dilakukan lewat pemberian multivitamin karena multivitamin ini tidak dibuat oleh tubuh. Contohnya, lewat sayur, buah, atau suplemen.
k: Wah, oke, Dok. Terima kasih banyak sudah mau cerita panjang lebar. Selamat siang.
A: Selamat siang, sama-sama.