Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
ADVERTISEMENT
Jika bisa menjerit, mungkin kursi Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) akan menjerit sekeras-kerasnya. Wajar saja, setelah bersolek habis-habisan, stadion termegah di Tanah Air ini tak juga dihargai keberadaannya.
ADVERTISEMENT
Ironisnya, kejadian serupa kembali terulang. Kursi-kursi dengan kualitas terbaik buatan China itu menjadi korban dari orang-orang yang bahkan tak tahu bagaimana duduk yang baik dan benar.
Mereka tertangkap kamera duduk tanpa etika. Mereka duduk justru di ujung tempat bersandar, sementara alas duduk dibuat pijakan. Ulah lain adalah dengan tanpa merasa berdosa menginjak alas untuk duduk.
Perisitiwa itu terjadi ketika pertandingan antara Tim Nasional (Timnas) Indonesia melawan Islandia pada 14 Januari silam. Pada tanggal itu juga dijadikan momen peresmian stadion yang dibangun pada 1960 ini oleh Presiden Joko Widodo usai menjalani renovasi.
Belum hilang kekesalan akibat aksi itu, kejadian serupa kembali terulang. Kali ini, ulah segelintir suporter bahkan lebih tak beradab. Mereka tak hanya menginjak-injak melainkan sampai berjingkrak-jingkrak di atasnya.
ADVERTISEMENT
Kejadian memalukan itu lagi-lagi tertangkap kamera. Perisitiwa itu terjadi ketika laga persahabatan antara Bhayangkara FC menghadapi FC Tokyo pada Sabtu (27/1) lalu. Kecaman pun dilontarkan oleh banyak pihak yang geram dengan perilaku tersebut.
Dalam sebuah video yang beredar, terlihat puluhan orang naik ke alas tempat duduk seraya berjingkrak-jingkrak mengikuti irama musim. Mereka memberikan dukungan untuk Bhayangkara FC yang bertindak sebagai tuan rumah.
Renovasi Stadion GBK telah menghabiskan Rp 760 miliar dengan menyentuh hampir seluruh titik. Bagian kursi penonton menjadi titik renovasi cukup penting karena mengganti seluruh kursi yang tadinya terbuat dari kayu jati. Kursi tersebut terbuat dari plastik dengan alas bisa dilipat.
Lantas, mau sampai kapan perilaku tak beretika itu terjadi?
ADVERTISEMENT