Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Eksistensi para pesepak bola muda Indonesia tak perlu diragukan lagi. Tengok saja prestasi-prestasi yang dibuat oleh Tim Nasional (Timnas) usia dini Indonesia, semuanya berhasil membuat kita berdecak kagum.
ADVERTISEMENT
Dahaga Indonesia juara dibuka melalui Timnas U-19 yang meraih titel Piala AFF U-19 serta U-16 juga meraih mahkota juara. Teranyar, Timnas U-23 Indonesia yang sukses menjadi raja di turnamen sepak bola Asia Tenggara.
Sayang, semua prestasi itu tak bermuara ke level tertinggi yakni senior. Tak ada gelar yang membanggakan dari Timnas Senior setelah terakhir kali menjadi juara SEA Games 1991 di Filipina.
Global Football Development Coach Tottenham Hotspur, Anton Blackwood, mengidentifikasi masalah yang terjadi di pemain-pemain muda Indonesia. Tak ada kesempatan untuk para pemuda unjuk gigi disinyalir menjadi salah satu alasan mengapa prestasi Timnas Indonesia seret.
"Kami sudah keliling Indonesia dan menilai para pemain Indonesia memiliki level kualitas yang sangat tinggi. Tetapi, masalah bukan terletak pada talenta, melainkan program dan kesempatan bermain yang masih sangat minim," ujar Anton saat jumpa pers acara AIA 100 Talents Go To Phuket.
ADVERTISEMENT
Tingginya potensi para pesepak bola Indonesia itulah yang membuat AIA membuat program pelatihan kepada 100 pemain yang beruntung. Melalui seleksi yang ketat, para pemain yang terpilih akan dibawa ke Phuket untuk menjalani latihan di Bulan Juni mendatang.
Anton menjelaskan metode apa saja yang akan diberikan selama di Phuket nanti. Tentu, para pemain tak hanya diberikan metode dalam lapangan saja tetapi juga di luar lapangan.
"Di Phuket nanti kami akan berlatih teknik dan taktik serta bermain sepak bola sesuai dengan filosofi Tottenham Hotspur. Kemudian yang diberikan di dalam kelas, kami akan memaparkan kepada mereka bagaimana recovery yang tepat saat tubuh merasa capek sehingga bisa kembali sehat dan bugar," ujar Anton.
ADVERTISEMENT
"Kemudian yang dilatih adalah leadership karena mereka akan menjadi pemain sepak bola masa depan Indonesia. Jadi, harus berjiwa pemimpin," tambah Anton.
Selanjutnya, Anton menjelaskan aspek apa saja yang membuat para pemain terpilih ke Thailand. Sistem menyerang dan bertahan menjadi fokus utama dari tim pelatih nantinya.
"Aspek yang diperhatikan sangat detail yakni menyerang, bertahan, dan bagaimana para pemain memberikan kesempatan kepada pemain lain untuk mencetak gol," tutup Anton.