Lev Yashin: Kiper Pemenang Ballon d'Or yang Akhir Hidupnya Tragis

25 Januari 2021 15:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan kiper timnas Uni Soviet, Lev Yashin. Foto: STAFF / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Mantan kiper timnas Uni Soviet, Lev Yashin. Foto: STAFF / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lev Yashin abadi dalam sejarah sepak bola. Penjaga gawang legendaris Uni Soviet itu bisa dibilang merupakan salah satu kiper terbaik sepanjang masa.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tidak? Menurut catatan FIFA, Yashin sudah menggagalkan sekitar 150 tendangan penalti ke gawangnya. Ia juga merupakan satu-satunya penjaga gawang yang pernah dianugerahi penghargaan Ballon d'Or.
Lev Ivanovich Yashin lahir di Moskow, berasal dari keluarga pekerja industri. Perang Dunia II memaksanya untuk menjadi buruh pabrik saat berusia 12 tahun. Namun, karena kesehatannya terganggu, ia berhenti bekerja pada usia 18 tahun dan dikirim ke Moskow. Di kota itulah, ia memulai karier sepak bolanya.
Dinamo Moscow mengundangnya untuk bergabung dengan tim utama mereka pada tahun 1950. Pada tahun tersebut, Yashin hanya bermain dalam dua pertandingan Soviet Top League (Liga Uni Soviet). Ia harus menunggu sampai tahun 1953 untuk bermain di tim senior.
Mantan kiper timnas Uni Soviet, Lev Yashin. Foto: STAFF / AFP
Untuk mengisi waktunya, Yashin juga merangkap sebagai kiper tim hoki Dinamo selama tahun-tahun. Dia berhasil memenangkan piala hoki es Uni Soviet pada tahun 1953.
ADVERTISEMENT
Yashin menghabiskan seluruh karier sepak bola profesionalnya dengan Dinamo Moscow dari tahun 1950 sampai 1970. Di sinilah, ia dikenal sebagai jenis penjaga gawang modern, yang disegani bukan cuma karena kehebatan di bawah mistar gawang.
Ia adalah kiper pertama yang tak takut bermain dan menggiring bola layaknya pemain outfield lain. Saking bagusnya cara Yashin mengendalikan kotak penalti, banyak yang menyebutnya sebagai kiper merangkap libero Dinamo Moscow.
Konon, cara bermain pria kelahiran 22 Oktober 1929 ini yang kemudian diadaptasi oleh para penjaga gawang di era sepak bola modern. Kemampuan penjaga gawang tak hanya dinilai dari kemampuan menghentikan tembakan.
Mantan kiper timnas Uni Soviet, Lev Yashin. Foto: TAFF / TASS / AFP
Seorang kiper juga harus pandai mengatur pertahanan serta piawai mendistribusikan bola. Seiring reputasinya yang semakin menjulang, prestasi Dinamo pun mendominasi Liga Uni Soviet. Mereka memenangi lima gelar juara Liga Uni Soviet dengan Yashin sebagai penjaga gawang.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1954, Yashin untuk pertama kalinya dipanggil ke tim nasional Uni Soviet. Tuah penjaga gawang andal ini merembet ke tim nasional Uni Soviet yang memenangkan medali emas Olimpiade Musim Panas 1956 dan Piala Eropa 1960. Gelar sebagai juara Piala Eropa mereka raih setelah mengungguli Yugoslavia 2-1 di final yang berlangsung di Paris.
Yashin juga bermain di tiga Piala Dunia, yaitu pada tahun 1958, 1962, dan 1966. Ia mencatat empat pertandingan tanpa kebobolan dari 12 pertandingan yang dimainkannya di putaran final Piala Dunia.
Semua catatan spektakuler tersebut membuat Yashin dinominasikan untuk Ballon d’Or atau penghargaan pemain terbaik dunia pada tahun 1960 dan 1961. Pada dua edisi tersebut, ia menempati posisi kelima dan keempat.
ADVERTISEMENT
Yashin akhirnya secara resmi dianugerahi Ballon d’Or pada bulan Desember 1963. Salah satu penampilan terbaiknya pada tahun tersebut adalah di pertandingan bertajuk “Inggris melawan pemain-pemain terbaik dunia”.
Mantan kiper timnas Uni Soviet, Lev Yashin saat pertandingan melawan timnas Inggris di Stadion Wembley, London, Inggris, pada 24 Oktober 1963. Foto: STAFF / AFP
Pada pertandingan tersebut, ia melakukan beberapa penyelamatan spektakuler yang akhirnya membuatnya dikenal sebagai “laba-laba hitam”.
Sebutan itu melekat pada diri sang penjaga gawang karena mengenakan pakaian hitam yang khas dan terlihat memiliki delapan lengan layaknya seekor laba-laba yang membuat gawangnya sulit ditembus. Sampai saat ini, Yashin adalah satu-satunya penjaga gawang yang pernah menjadi Pemain Terbaik Dunia.
Meski tak pernah menjuarai Piala Dunia, penampilan terbaik Yashin adalah ketika memimpin tim Uni Soviet untuk tampil Piala Dunia 1966. Pada turnamen tersebut, Uni Soviet mampu mencapai semifinal.
ADVERTISEMENT
Semua dedikasinya untuk tim nasional akhirnya berakhir pada tahun 1971 di Moskow. Pertandingan testimonial yang diselenggarakan khusus untuknya diadakan di Stadion Lenin di Moskow dihadiri 100.000 penggemar dan sejumlah bintang sepak bola, termasuk Pelé, Eusébio, dan Franz Beckenbauer.
Setelah pensiun sebagai pemain, Yashin masih mengabdikan dirinya di klub yang dicintainya, Dinamo Moscow. Ia menghabiskan hampir 20 tahun menjabat berbagai posisi administratif di sana.
Pada tahun 1986, Yashin harus kehilangan kakinya karena penyakit thrombophlebitis (semacam radang pembuluh darah). Ia meninggal dunia pada 20 Maret 1990 akibat kanker lambung.
Untuk memperingati sang legenda, sebuah patung perunggu dipersembahkan untuknya. Hingga kini, patung Lev Yashin itu bisa dilihat di depan Stadion Dinamo di kota Moskow.
ADVERTISEMENT
****
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.