Lewat Kaki-kaki Balkan, Gabriel Budi Menaklukkan Liga 1

29 Desember 2018 16:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Agen Pemain Sepak Bola, Gabriel Budi Liminto. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Agen Pemain Sepak Bola, Gabriel Budi Liminto. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
"Jorge Mendes of Indonesian football," begitulah bunyi pesan Nicolas Vitorovic ketika mengunggah foto bersama Gabriel Budi.
ADVERTISEMENT
Kata-kata pelatih berpaspor Siprus-Serbia yang tengah berkarier di Bangladesh itu bukan tanpa dasar. Kalau nama Mendes melambung berkat kesuksesan mengorbitkan pemain Portugal macam Cristiano Ronaldo, Gabriel membangun reputasi bagus di di daerah Balkan lewat kiprah klien-kliennya.
Sudah tiga pemain Balkan dikoleksinya sebelum musim 2018 bergulir, di antaranya Ilija Spasojevic (berdarah Montenegro tetapi berpaspor Indonesia) serta Goran Gancev (Makedonia). Di awal musim, agen yang bernaung di bawah payung Indobola Mandiri ini menguatkan aroma Balkan dengan mendatangkan Marko Simic (Kroasia) dan Aleksander Rakic (Serbia) ke Tanah Air.
Begitu apik penampilan Simic di musim debutnya. Bersama Persija Jakarta, Simic mampu mengawinkan gelar juara Piala Presiden dan Liga 1. Kontribusinya cukup signifikan lewat koleksi 11 gol yang berujung penghargaan topskorer di Piala Presiden, berlanjut dengan catatan 17 gol dari 30 laga di liga.
ADVERTISEMENT
Kegemilangan Simic turut terdengar sampai negara asalnya. Media Hrvatska Reprezentacija menuliskan: Pencetak gol terbaik Kroasia, Marko Simic, membawa Jakarta juara liga di Indonesia.
Sinar Gabriel semakin terang karena kiprah Rakic di PS Tira. Klubnya cuma finis di posisi ke-15, tetapi Rakic tampil dominan dengan menyumbangkan 21 dari 48 gol The Army. Torehan itulah yang mengantarkan Rakic keluar sebagai topskorer Liga 1. Jadi, jangan heran jika Gabriel dikenal oleh Vitorovic yang sempat memperkuat Timnas U-17 Serbia.
"Di luar negeri, saya ada beberapa yang direct ke klub. Ada juga kenalan dulu dengan local agent di sana," ucap Gabriel mengenai koneksinya di mancanegara.
Tentu ada resep di balik kesuksesan Budi melambungkan striker-striker asing di Liga 1. Menurut dia, penting untuk tidak terpaku pada kualitas teknik dan statistik semata. Kekuatan mental dan kemampuan beradaptasi perlu juga diperhatikan.
ADVERTISEMENT
"Kalau di Indonesia, pemain harus bagus dalam beradaptasi dan memiliki mental kuat. Karena lapangan di sini tak sebagus di Thailand dan Australia. Pola hidup dan makan berbeda. Dari situ, kita bisa melihat apakah pemain ini cocok untuk bermain di mana," ucap Gabriel ketika mengunjungi kantor kumparan.
Pertimbangan akan adaptasi itulah yang mengiringi kisah sukses Simic pada musim pertamanya di Indonesia. Rapor Simic sebetulnya tak bagus-bagus amat ketika bermain di Eropa. Catatan golnya di setiap klub tak pernah lebih dari dua digit. Paling banyak 5 gol dalam 18 pertandingan bersama klub Hungaria, Vasas FC.
Begitu pindah ke Malaysia, ketajaman Simic melonjak drastis. Dia merangkum 9 gol dari 9 penampilan bersama Melaka United yang mentas di kompetisi level pertama atau Liga Super Malaysia musim 2017. Dari situ, Budi melihat bahwa Simic mampu mengintegrasikan diri dengan gaya sepak bola Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kejelian Gabriel juga terlihat ketika menawarkan Sylvano Comvalius ke Bali United pada awal musim 2017. Seperti Simic, Comvalius sempat mengalami grafik menurun dalam kariernya. Raihan golnya selalu di bawah 10 saat membela tiga klub terakhir: Dynamo Dresden, Hessen Kassel, serta Feniks Bucha.
Namun, Gabriel tetap melihat potensi terpendam dari pemain yang menjalani karier junior bersama Ajax Amsterdam tersebut. Keyakinan sudah tumbuh sejak Comvalius merebut predikat topskorer kompetisi level pertama Malta dengan torehan 15 gol pada musim 2009/10.
Ditambah lagi situasi di Bali United yang menguntungkan adaptasi Comvalius. Dia kembali bersua dengan Irfan Bachdim selaku rekannya di Ajax dulu. Ada pula pemain-pemain berdarah Belanda seperti Nick van der Velden serta Stefano Lilipaly.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, Comvalius menjadi protagonis utama dalam perjalanan Bali United finis di posisi kedua pada musim 2017. Dia mendulang 37 gol dari 34 laga sekaligus memecahkan rekor gol dalam satu musim kompetisi di Indonesia.
Dari pengalaman mendatangkan Comvalius, Bali United ketagihan. Dia kembali meminta pasokan pemain dari Gabriel ketika striker Belanda tersebut memutuskan hengkan ke Thailand di akhir musim 2017. Pilihan Gabriel jatuh kepada Ilija Spasojevic yang membawa Bhayangkara FC keluar sebagai juara.
Spasojevic memang tak mampu menyamai kegemilangan pendahulunya. Setidaknya dia tetap menjadi topskorer klub dengan torehan 13 gol atau setara dengan Lilipaly.
Bali United bukan klub tunggal yang menaruh kepercayaan kepada Gabriel. Ada pula Persib Bandung selaku pelanggan setia lainnya di Liga 1. Khusus musim 2018, Gabriel menancapkan pengaruhnya lewat kehadiran Roberto Carlos Mario Gomez di kursi pelatih dan gelandang Oh In-kyun.
ADVERTISEMENT
Tergolong sukses pula kiprah Mario Gomez dan In-kyun bersama 'Maung Bandung'. Sebelum menerima hujan skors, Persib sempat menjadi juara paruh musim Liga 1.
Peta Persaingan Agen Pemain di Indonesia (Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peta Persaingan Agen Pemain di Indonesia (Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan)
Peran In-kyun tidak bisa dipandang sebelah mata karena penampilan regulernya di lini tengah. Dia hanya absen tiga kali di paruh pertama. Itu pun gara-gara akumulasi kartu.
Gabriel sendiri bersikap merendah terkait kesuksesan pemain asuhannya di klub besar. Dia cuma berupaya memberikan servis terbaik agar kerja sama dengan manajemen klub berlanjut pada masa mendatang.
"Agen ini soal bisnis kepercayaan. Kalau aku sendiri, yang penting apa yang ditawarkan apa adanya," kata Gabriel.
====
*kumparanBOLA membahas cerita-cerita perihal pekerjaan agen pemain di sepak bola Indonesia. Anda bisa menyimaknya di topik 'Suka-Duka Agen Bola'.
ADVERTISEMENT