Liga Argentina Rusuh: Polisi Tembak Gas Air Mata, Mirip Tragedi Kanjuruhan

7 Oktober 2022 18:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Supoeter  yang terkena gas air mata menyerbu lapangan setelah pertandingan Gimnasia y Esgrima La Plata melawan Boca Juniors  dihentikan karena bentrokan antara pendukung dan polisi di luar stadion Juan Carmelo Zerillo, di La Plata, Argentina. Foto: Jose Brusco/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Supoeter yang terkena gas air mata menyerbu lapangan setelah pertandingan Gimnasia y Esgrima La Plata melawan Boca Juniors dihentikan karena bentrokan antara pendukung dan polisi di luar stadion Juan Carmelo Zerillo, di La Plata, Argentina. Foto: Jose Brusco/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kerusuhan berujung korban jiwa mewarnai laga sepak bola di Liga Argentina pada Kamis (6/10) malam waktu setempat. Dalam situasi ini, polisi menembakkan gas air mata, seperti halnya yang terjadi saat Tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan media Inggris, Daily Mail, tragedi ini terjadi dalam lanjutan Liga Argentina antara tuan rumah Club de Gimnasia y Esgrima La Plata melawan Boca Juniors di Estadio Juan Carmelo Zerillo. Sembilan menit menuju akhir laga, skor saat itu masih 0-0, lalu situasi menjadi rusuh.
Setidaknya satu orang tewas ketika polisi bentrok dengan suporter yang mencoba masuk ke lapangan. Wasit Hernan Mastrangelo menghentikan pertandingan saat gas air mata ditembakkan polisi dan asapnya memenuhi stadion.
Menurut pihak berwenang, fan Gimnasia y Esgrima memaksa masuk ke stadion yang sudah penuh. Alhasil, polisi terpaksa menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk memukul mundur kerumunan mundur.
Pemain Gimnasia y Esgrima La Plata, melindungi dirinya dari gas air mata selama pertandingan antara Gimnasia y Esgrima La Plata dan Boca Juniors di Stadion Juan Carmelo Zerillo, di La Plata, Argentina. Foto: Jose Brusco/REUTERS
Para pemain berlarian ke ruang ganti mereka, dan banyak penonton membanjiri lapangan coba melepaskan diri dari gas air mata. Kekacauan berlanjut di luar stadion saat para suporter tersedak gas air mata polisi.
ADVERTISEMENT
Para orang tua memegangi anak-anak mereka dan coba menutupi wajah anak-anak mereka agar tak menghirup gas air mata. Sementara, sebagian anak-anak ada yang terpisahkan dari orang tua mereka selama insiden berlangsung.
"Sayangnya ada satu orang yang meninggal. Dia meninggal karena masalah jantung," kata Sergio Berni, menteri keamanan provinsi setempat kepada penyiar Todo Noticias.
Insiden ini terjadi bukan karena tawuran suporter. Sebab, hanya fan Gimnasia yang berada di stadion. Pemerintah Provinsi Buenos Aires memang melarang pendukung Boca Juniors bertamu ke markas Gimnasia sejak 2013 akibat sering pecahnya kekerasan.
Supoeter yang terkena gas air mata menyerbu lapangan setelah pertandingan Gimnasia y Esgrima La Plata melawan Boca Juniors dihentikan karena bentrokan antara pendukung dan polisi di luar stadion Juan Carmelo Zerillo, di La Plata, Argentina. Foto: Jose Brusco/REUTERS
Beberapa penggemar mengklaim telah terjadi penjualan tiket yang berlebihan di tengah rivalitas antara dua tim yang memperebutkan gelar liga. Orang-orang mungkin menjadi marah ketika mereka tidak bisa masuk ke stadion.
ADVERTISEMENT
"AFA [Asosiasi Sepak Bola Argentina] sangat menolak peristiwa yang terjadi hari ini di sekitar stadion Gimnasia dan menyatakan komitmen untuk terus bekerja untuk memberantas insiden semacam ini yang menodai semangat sepak bola," tulis AFA di Twitter.
Beda dengan Tragedi Kanjuruhan, laga di Argentina ini tidak selesai. Belum ada tanggal baru yang diumumkan untuk melanjutkan pertandingan.