Liga Super Eropa Tunjuk CEO Baru & Siap Diluncurkan 2 Tahun Lagi

20 Oktober 2022 12:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
European Super League. Foto: Instagram/@european.super_league
zoom-in-whitePerbesar
European Super League. Foto: Instagram/@european.super_league
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Liga Super Eropa (ESL) kembali memasuki babak baru. Usai lama tak diperbincangkan, kompetisi tandingan yang dipelopori oleh Juventus, Barcelona, dan Real Madrid itu kabarnya siap diluncurkan 2 tahun lagi.
ADVERTISEMENT
Diwartakan The Sun, Liga Super Eropa dilaporkan siap digelar pada 2024 usai menunjuk CEO baru. A22 Sports Management yang menaungi proyek tersebut telah memilih Bernd Reichart sebagai pimpinan anyar pada Selasa (18/10) lalu.
Setelah ditunjuk jadi CEO baru, Reichart mengungkap bahwa dirinya siap merilis Liga Super Eropa dalam waktu dekat. Ia menargetkan edisi pertamanya digelar pada musim 2024/25.
Pemain Real Madrid Federico Valverde berebut bola dengan pemain FC Barcelona Alex Balde pada pertandingan lanjutan Liga Spanyol di Santiago Bernabeu, Madrid, Spanyol. Foto: Juan Medina/REUTERS
Selain itu, Reichart juga menyebut bahwa ESL akan meniadakan sistem keanggotaan permanen yang sebelumnya diterapkan. Itu dilakukannya agar Liga Super Eropa bisa lebih inklusif dan menjangkau pasar yang lebih luas di Eropa.
"Kami ingin menjangkau pemangku kepentingan komunitas sepak bola Eropa dan memperluas visi ini. Bahkan, para suporter akan memiliki banyak kesempatan untuk menyampaikan ide tersebut. Ini [ESL] adalah batu tulis kosong. Format tidak akan menjadi kendala," ucap Reichart.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, kompetisi ini akan menjamin 12 klub pelopor untuk terus bermain di ESL terlepas dari prestasi mereka di liga domestik. Namun, Reichart menilai format tersebut bisa saja diubah agar kompetisi lebih dinamis.
"Ada penilaian ulang. Ada langkah yang dinyatakan dengan jelas menuju format terbuka dan keanggotaan permanen tidak lagi tersedia. Kami ingin melihat apakah ada konsensus yang lebih luas tentang masalah yang dihadapi sepak bola Eropa," imbuh CEO baru Liga Super Eropa tersebut.
Logo UEFA. Foto: Reuters/Denis Balibouse
Adapun Liga Super Eropa saat ini tengah terlibat pertarungan hukum dengan Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) di Pengadilan Eropa. Hasil dari sidang tersebut baru disampaikan pada pertengahan Desember 2022 mendatang.
Ada beberapa kemungkinan yang bisa diberikan dalam pengadilan nanti, salah satunya yakni memutuskan bahwa UEFA memonopoli pasar sepak bola Eropa. Jika ini terjadi, maka Liga Super Eropa bisa digelar.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pengadilan juga bisa memenangkan UEFA. Bila pengadilan memberi keputusan tersebut, maka UEFA bisa memberikan sanksi kepada tiga klub yang tersisa di ESL yakni Juventus, Barcelona, dan Real Madrid.