Liku Karier Indra Sjafri: Sempat Tak Digaji 17 Bulan oleh PSSI

11 Maret 2019 12:34 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Timnas U-23 Indonesia, Indra Sjafri. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Timnas U-23 Indonesia, Indra Sjafri. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tahun 2012 boleh jadi momen terpenting dalam kehidupan plus karier kepelatihan dari seorang Indra Sjafri. Karena, pada titik itu, Indra berada di persimpangan. Ia harus memilih apakah tetap menjadi karyawan PT Pos Indonesia atau kembali ke lapangan hijau sebagai pelatih.
ADVERTISEMENT
Jika ketika itu pilihan tetap menjadi tukang pos, mungkin dua gelar juara bagi Indonesia tak akan pernah ada. Mungkin pula namanya tak seharum saat ini. Akan tetapi, takdir berkata lain. Keputusannya untuk menggeluti sepak bola pada akhirnya berbuah manis.
"Waktu itu kami ada sedikit voting. Saya dengan istri dan dua anak saya. Kami voting apakah saya tetap bekerja sebagai karyawan PT Pos atau memilih sepak bola. Istri sama anak perempuan saya milih saya tetap di PT Pos, tapi saya dan anak laki-laki milih sepak bola. Akhirnya, karena saya 'kan kepala keluarga, saya ambil keputusan ambil sepak bola," kenang Indra ketika berbincang dengan kumparanBOLA di Hotel Sultan, Jakarta.
Namun, keputusan Indra untuk memilih sepak bola bukannya tanpa rintangan. Sejak diminta PSSI untuk menangani Timnas Indonesia U-16 pada 2012, Indra sudah berdarah-darah. Ia bahkan mengaku sempat tak digaji oleh PSSI selama 17 bulan. Hal itu terjadi ketika PSSI dipimpin oleh Djohar Arifin Husin.
ADVERTISEMENT
Pelatih Timnas U-22, Indra Sjafri diarak ke tengah lapangan usai bertanding melawan Thailand dalam Piala AFF U-22 2019 di Stadion Nasional Olimpiade Phnom Penh, Kamboja. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
"Lalu saya masuk sepak bola dengan situasi yang tidak menentu, termasuk di tim nasional, 17 bulan saya enggak gajian loh. Tapi, alhamdulillah waktu itu Pak La Nyalla (Ketua Umum PSSI) yang menyelesaikan itu semua. Dan, karena sabar itu tadi, saya dapat bonus melihat Masjidil Haram pertama kali," ucapnya.
"Setelah itu, bonus keduanya saya diberi kesempatan untuk melatih Timnas U-19 sampai akhirnya 2013 juara (Piala AFF U-19). Jadi, setelah saya meninggalkan pekerjaan (sebagai karyawan PT Pos), saya menghadapi situasi seperti itu. Memang sangat berat bagi saya," lanjutnya.
Setelah membawa Timnas U-19 juara Piala AFF 2013, nama Indra ketika itu begitu melambung. Akan tetapi, kegagalannya membawa skuat 'Garuda Jaya' lolos dari fase grup Piala Asia U-19 2014 membuat dirinya kehilangan posisi pelatih alias dipecat.
ADVERTISEMENT
Namun, prestasi bersama Timnas U-19 tak lekang begitu saja. Ia lantas menerima pinangan Bali United pada 2014 dengan durasi kontrak selama lima musim. Ketika baru berjalan dua musim, Indra kembali mendapat kepercayaan untuk menangani Timnas U-19 ketika Edy Rahmayadi terpilih sebagai Ketua Umum PSSI pada 2016.
Setahun berselang, Indra membawa Timnas U-19 finis di posisi ketiga Piala AFF di Myanmar. Akan tetapi, ia kembali dicopot dari jabatannya setelah dalam babak kualifikasi Piala Asia U-19 2018, Egy Maualana Vikri dan kolega hanya finis di posisi ketiga.
Memang, kualifikasi itu tak berpengaruh terhadap keikutsertaan Indonesia karena didaulat sebagai tuan rumah. Akan tetapi, pencapaian itu--plus dikalahkan Malaysia 1-4--membuat posisi Indra goyah hingga akhirnya ia dipecat pada akhir 2017.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, karier suami dari Temi Indrayani ini tampaknya tak bisa jauh-jauh dari kursi timnas. Pada 2018, beberapa bulan menjelang Piala AFF, PSSI kembali menarik Indra untuk menukangi Timnas U-19.
Di Piala AFF U-19 2018, Indra kembali membawa Timnas U-19 finis di posisi ketiga. Sedangkan, di Piala Asia U-19, ia meloloskan skuat ‘Garuda Nusantara’ ke babak 16 besar. Dan, pada awal tahun ini, Indra akhirnya promosi ke Timnas U-23.
Bolak-balik membesut Timnas U-19 dan U-23, pengorbanan besar harus dilakukan Indra manakala harus jauh dari keluarga. Ia bahkan mengaku banyak melewatkan momen untuk keluarganya yang saat ini tinggal di Yogyakarta.
“Sering sekali, waktu anak perempuan saya ulang tahun, saya ada turnamen. Makanya, anak laki-laki saya, Andaru, akan menikah tanggal 23 Juni nanti di Jakarta. Dengan izin Allah, apa pun kegiatannya saya akan hadir,” katanya.
ADVERTISEMENT
“Kalau dari keluarga kecewa pasti ada, saya enggak bisa terus ada untuk mereka. Makanya, saya pikir juara AFF yang kedua ini membuat mereka terhibur, dan secara enggak langsung keluarga juga pasti berpengaruh,” lanjutnya.
Meski menemui banyak adangan dalam perjalanan karier kepelatihannya, Indra mengaku tak pernah berpikir untuk meninggalkan sepak bola. Ia mengaku sepak bola adalah dunianya yang tak mungkin dilupakan.
“Karena dulu ‘kan saya sudah pertimbangkan matang-matang, dan saya juga minta petunjuk dengan salat karena memang saat itu pilihannya berat. Saya lakukan itu dengan kerja keras, bertahun-tahun, dengan prosesnya, dinamikanya yang sangat banyak. Saya menganggap itu, apapun yang terjadi, karena Tuhan, karena Allah,” ucap Indra.
ADVERTISEMENT
“Saya dipecat karena Allah, saya dipanggil lagi (melatih timnas) karena Allah, saya juara karena Allah, semua karena Allah, enggak ada karena yang lain. Karena kalau kita dekat dengan Allah, semua bisa kita dapat. Dekat dengan presiden saja dikasih bonus Rp 200 juta, apalagi dekat dengan Allah. Semua yang kita minta dapat,” pungkasnya.