Lucas Torreira: Menerangi Gelap di Lini Tengah Arsenal

8 November 2018 14:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lucas Torreira dalam sesi latihan Arsenal. (Foto: Reuters/John Sibley)
zoom-in-whitePerbesar
Lucas Torreira dalam sesi latihan Arsenal. (Foto: Reuters/John Sibley)
ADVERTISEMENT
Apa yang bisa Anda lakukan jika Anda berposisi sebagai gelandang tengah? Ada beberapa orang yang bisa Anda jadikan rujukan, seperti Xavi Hernandez, Andres Iniesta, maupun M. Taufiq sekalipun. Namun, sebenarnya ada satu sosok lain yang juga dapat Anda jadikan contoh: Lucas Torreira, gelandang yang kini main di Arsenal.
ADVERTISEMENT
Didatangkan pada awal musim 2018/19 ke Arsenal, Torreira menanggung sebuah ekspektasi yang cukup berat. Apalagi, selama tiga musim membela Sampdoria (satu musim dihabiskan sebagai pemain pinjaman di Pescara), Torreira sudah membangun reputasi sebagai gelandang yang "santai meski berada di tengah kerumunan".
Menilik statistiknya musim lalu, terutama soal pertahanan dan akurasi umpan, tak heran Torreira dijuluki demikian. Dia sukses rataan tekel per laga sebanyak 2,8 kali dan rataan intersep per laga sebanyak 2 kali. Dia juga lihai dalam urusan membagikan bola, dengan persentase umpan sukses sebesar 87,2%.
Catatan apiknya di Sampdoria ini dibalut juga dengan torehan apiknya di Piala Dunia 2018 bersama Timnas Uruguay. Selama Piala Dunia 2018, Torreira sukses menorehkan rataan tekel per laga sebanyak 1,2 kali, rataan intersep per laga sebanyak 2,4 kali, rataan blok per laga sebanyak 1,2 kali, dan yang paling ciamik, dia sukses menghentikan pergerakan Cristiano Ronaldo di babak 16 besar.
ADVERTISEMENT
Dengan segala catatan apik yang menghiasinya selama musim 2017/18 tersebut, Torreira pun dianggap sebagai sosok yang akan menjadi cahaya di salah satu sudut lini tengah Arsenal yang gelap, apalagi mereka baru ditinggal oleh Jack Wilshere yang memutuskan berseragam West Ham United.
Sudah berhasilkah Torreira melakukan hal tersebut?
***
Ketika masih dilatih oleh Arsene Wenger, ada semacam sisi gelap yang muncul di lini tengah Arsenal, tepatnya di pos gelandang bertahan. Kepergian Patrick Vieira, gelandang bertahan terbaik yang pernah dimiliki Arsenal di era Premier League, sulit betul untuk digantikan.
Aaron Ramsey, yang berposisi asli sebagai gelandang tengah, pernah dijajal mengemban peran box-to-box midfielder untuk menambalnya. Namun, terbukti bukan solusi jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Ada juga sosok lain semisal Denilson, Gilberto Silva, Abou Diaby, Alex Song, Mathieu Flamini, serta Francis Coquelin yang sempat mengisi posisi gelandang bertahan sepeninggal Vieira. Namun, tak ada yang mampu tampil se-trengginas Vieira, sehingga hal tersebut meninggalkan lubang tersendiri di lini tengah.
Di saat harapan itu perlahan mulai sirna, Lucas Torreira didatangkan oleh Arsenal dari Sampdoria pada awal musim 2018/19 dengan mahar sebesar 26 juta poundsterling. Unai Emery, sosok yang mengaku sudah menyaksikan permainan Torreira di Sampdoria selama dua musim ke belakang, yakin bahwa pemuda asal Fray Bentos tersebut bisa memberikan efek positif bagi permainan Arsenal.
Aksi Torreira kala menghadapi Blackpool. (Foto: REUTERS/Eddie Keogh)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Torreira kala menghadapi Blackpool. (Foto: REUTERS/Eddie Keogh)
Lalu, apakah hal itu terjadi? Sejauh ini, iya. Terutama ketika Arsenal menghadapi Liverpool dalam laga pekan 11 Premier League musim 2018/19.
ADVERTISEMENT
Badannya memang kecil. Namun, justru dengan badan kecilnya itu dia bisa menyelinap masuk di antara kerumunan para pemain tengah yang bertanding di atas lapangan. Rataan tekel dan intersepnya per laga memang tidak kelewat tinggi, yakni 1,4 kali (tekel) dan 1,6 kali (intersep), hanya tertinggi keenam di Arsenal. Hal yang sama juga berlaku untuk rataan bloknya yang hanya 0,3 kali per laga.
Namun, patut diperhatikan bahwa setiap aksi bertahan yang dia lakukan saat pertandingan, kerap dia lakukan di area-area penting macam area tengah (terutama saat lawan akan melakukan serangan balik), atau area sepertiga akhir, dekat kotak penalti. Hal ini tak lepas dari insting yang dia miliki dalam mengadang serangan lawan.
Ketika melawan Liverpool, aksi-aksinya ini membuat para pemain tengah Liverpool kerepotan. Fabinho bahkan sampai harus melanggar Torreira karena dia kerap sukses merebut bola darinya. Dia juga sukses menghentikan Sadio Mane ketika laga memasuki menit ke-30an, dengan sebuah tekel yang sangat apik.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya soal aspek bertahannya yang baik, Torreira juga andal dalam soal distribusi bola. Dari ruang-ruang kosong di lini tengah, dia muncul dan menyambungkan bola dari satu pemain ke pemain lain, membuat permainan tetap berjalan. Persentase umpan suksesnya yang sebesar 89,05% (dari total 96 umpan yang dia lepaskan), menjadi bukti apiknya kualitas umpan Torreira.
Maka, tak heran salah satu video di Youtube, menyebut bahwa Torreira adalah perpaduan dari N'Golo Kante dan Santiago Cazorla. Ciamik dalam bertahan, dan apik dalam membagi bola, itulah Lucas Torreira. Meski masih belum jadi pemain inti, karena dia melalui 7 dari 9 laga sebagai pemain pengganti, setidaknya dia sudah menunjukkan bahwa dia adalah sosok yang diperlukan oleh Arsenal.
ADVERTISEMENT
Torreira merebut bola dari Sadio Mane. (Foto: REUTERS/David Klein)
zoom-in-whitePerbesar
Torreira merebut bola dari Sadio Mane. (Foto: REUTERS/David Klein)
***
Musim 2018/19 masih panjang bagi Arsenal. Terdekat, mereka akan berhadapan dengan Sporting CP dalam laga matchday 4 Grup E Liga Europa 2018/19. Sporting tentu bukan lawan yang mudah, mengingat mereka sekarang hanya berjarak tiga poin dari Arsenal di klasemen grup dengan raihan dua kali kemenangan dan sekali kalah.
Namun, mereka tidak perlu khawatir. Meski lini tengah Sporting dihuni pemain-pemain jempolan macam Nemanja Gudelj dan Radosav Petrovic, ada Lucas Torreira yang sigap untuk menjadi jembatan sekaligus penerang. Di antara sosok-sosok lain seperti Matteo Guendouzi dan Granit Xhaka, Torreira muncul sebagai pembawa damai dengan kemampuan bertahan dan membagi bolanya yang baik.
Meski begitu, jalan masih panjang bagi Torreira. Yang perlu dia lakukan sekarang adalah menampilkan permainan energik yang konsisten dari satu pertandingan ke pertandingan lain. Jika itu bisa dilakukan Torreira, maka gelar adalah sesuatu yang mungkin tidak akan sulit lagi dijangkau oleh Arsenal. Terang pun tidak hanya akan ada di lini tengah Arsenal saja, tapi juga akan menyinari seluruh Stadion Emirates. Semoga.
ADVERTISEMENT