Pep Guardiola beri instruksi pemain Manchester City

Man City Kalah di 3 Laga Tandang Beruntun Premier League, Ini Gara-garanya

6 Juli 2020 11:21 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pep Guardiola beri instruksi pada pemain Manchester City. Foto: Michael Regan/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pep Guardiola beri instruksi pada pemain Manchester City. Foto: Michael Regan/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Dalam tiga laga tandang Premier League teranyar, Man City selalu kalah. Terakhir, mereka ditekuk Southampton di Stadion St Mary, Senin (6/7/2020) dini hari WIB, dengan skor 1-0.
ADVERTISEMENT
Pada dua laga sebelumnya, The Citizens kalah dari Chelsea dan MU. Jago kandang doang?
Dengan begini, untuk pertama kalinya, Pep Guardiola mencatatkan tiga kekalahan tandang beruntun di liga domestik. Sebelumnya, di liga lain, dia belum pernah merasakan tren buruk ini dalam sejarah karier manajerialnya.
Si pelatih berdarah Catalunya hanya perlu satu kekalahan tandang lagi untuk menyamai tren buruk yang pernah diderita Manuel Pellegrini kala melatih Man City di Premier League 2014/15. Ada apa dengan Man City musim ini?
Pep Guardiola beri instruksi pada pemain Manchester City. Foto: Julian Finney/Pool via REUTERS
Mungkin, Man City lelah. Iya, itu ada benarnya bisa jadi. Lha wong, belum genap satu bulan usai kompetisi kembali digulirkan saja mereka sudah main enam kali, kok, di lintas ajang (5 laga Premier League, 1 laga Piala FA).
ADVERTISEMENT
Namun pertanyaannya, kok, kalau di Premier League, mereka tampak tak berdaya saat bermain di laga tandang doang? Fokus ke kekalahan mereka dalam tiga laga tandang Premier League teranyar, sesungguhnya ada 'pola' yang sama.
Perhatikan, deh. Faktor utama kekalahan mereka dari MU, Chelsea, dan Southampton itu sama: Serangan balik dan eror sendiri.

1) MU

Anthony Martial merayakan golnya bersama Bruno Fernandes di laga vs Man City. Foto: Reuters/Carl Recine
Masih ingat bagaimana Anthony Martial dan Scott McTominay membobol gawang Ederson Moraes dalam laga di Old Trafford pada 8 Maret 2020 waktu setempat?
Pertama, berawal dari situasi tendangan bebas. Pemain Man City membuat pelanggaran di area berbahaya, dekat dengan kotak penalti. Jelas, ini jadi santapan lezat bagi Bruno Fernandes. Dan benar saja, umpannya mampu diselesaikan oleh Martial.
ADVERTISEMENT
Kedua, eror Ederson. Kiper asal Brasil itu melakukan blunder fatal: Niatnya mau mengoper ke rekannya, tetapi bola malah disambar McTominay yang tanpa tedeng aling-ling menceploskan bola ke gawang. Lawak.

2) Chelsea

Christian Pulisic dan Willian adalah dua sosok pembobol gawang Man City dalam laga di Stamford Bridge, 25 Juni 2020 waktu setempat, ini. Ingat proses golnya?
Pertama, berawal dari serangan balik cepat. Pulisic melakukan sprint sambil membawa bola dari area sepertiga tengah hingga kotak penalti lawan. Tak ada bek Man City--yang maju terlalu jauh--sanggup mengejar winger Amerika Serikat itu yang kemudian menjebol gawang Ederson.
Christian Pulisic. Foto: Julian Finney/Pool via REUTERS
Kalau diteliti lagi, ada kesalahan fatal dari pemain lapangan City, lho, hingga akhirnya Pulisic bisa melakukan rangkaian aksi itu. Jadi, Pulisic itu merebut bola liar dari hasil salah komunikasi Ilkay Guendogan dan Benjamin Mendy.
ADVERTISEMENT
Kedua, ini lebih konyol lagi. Ada momen saat para pemain Man City gagal mematikan momentum serangan Chelsea yang dipimpin Willian. Padahal, ada 6 pemain Man City (kecuali kiper) di kotak penalti, sedangkan pemain Chelsea cuma tiga (termasuk Willian).
Namun hasilnya, hukuman penalti untuk Man City karena Fernandinho dinilai melakukan handball. Konyol sekali.

3) Southampton

Teranyar, di laga kontra Southampton, eror sendiri kembali terjadi. Stuart Armstrong sukses mencongkel bola dari kaki Oleksandr Zinchenko.
Che Adams yang berdiri bebas melihat Ederson berdiri jauh dari gawangnya dan dia langsung melepas tembakan jarak jauh. Hasilnya: Kebobolan.
Intinya, serangan balik dan eror sendiri adalah dua musuh besar Man City dalam tiga laga tandang Premier League teranyar. Kebiasaan mereka bermain dengan garis pertahanan tinggi menjadi celah bagi lawan untuk menyerang. Konsentrasi dan koordinasi jadi hal krusial.
ADVERTISEMENT
---
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten