Mana Mungkin Sadio Mane Cuci Celana Dalam Sendiri & Menjemurnya di Semak-semak
ADVERTISEMENT
Gelaran Piala Afrika 2021 menimbulkan kontroversi. Pelatih Malawi , Mario Marinica, mengatakan bahwa perlakuan yang diterima timnya tak seperti apa yang dirasakan Sadio Mane cs. Malawi merasa dianaktirikan.
ADVERTISEMENT
Marinica meyakini bahwa ada perbedaan perlakuan dari pihak panitia terhadap tim yang lebih kecil di dalam kompetisi. Hal itu yang juga dirasakan oleh mereka.
The Flames akan menghadapi Maroko di babak 16 besar Piala Afrika 2021, Rabu (26/1) dini hari WIB. Namun, persiapan mereka dikacaukan dengan berbagai hal buruk, seperti keracunan makanan, kekurangan bahan pokok, dan kelangkaan fasilitas untuk mencuci pakaian.
"Gambia memiliki masalah yang sama dan ada standar yang berbeda di sini, tim diperlakukan secara berbeda," imbuhnya kesal.
Gelandang Malawi, John Banda, turut menguatkan kesaksian Marinica tentang perlakuan buruk yang diterima tim selama di Kamerun. Banda juga meminta Federasi Sepak Bola Afrika (CAF) untuk memastikan semua tim diperlakukan setara.
ADVERTISEMENT
"Pakaian kami belum dicuci, itu benar, dan kami menghadapi beberapa masalah. Sangat disayangkan bahwa kami dianggap sebagai underdog," kata John Banda.
"Sebagai bagian dari Afrika, kami perlu diperlakukan setara, sama seperti Senegal, Nigeria, semua sama. Ini adalah kompetisi, tidak ada tim yang dijamin akan memenangkannya, dan kita semua membutuhkan perlakuan dan keadilan yang sama," tambahnya.
Selain itu, Marinica juga mengeluhkan tentang pelayanan staf hotel di Hotel Valle de Bana di Bafoussam, Kamerun, tempat mereka menginap. Menurut sang pelatih, beberapa bahan pokok untuk tim bahkan tak tersedia.
"Tidak ada susu untuk minum kopi, mereka bilang susunya habis sampai besok. Kami diperlakukan seperti warga kelas dua, tetapi jika Anda seorang manajer hotel dan Anda melihat ini terjadi, Anda harus bertanggung jawab, Anda tidak bisa melakukan ini pada tingkat kompetisi seperti ini," tutur Marinica.
ADVERTISEMENT
"Pertanyaan tertentu harus diajukan. Mengapa hal ini terjadi pada kami, mengapa hanya pada tim yang lebih kecil, mengapa hanya Komoro, Gambia, dan kami [Malawi]?" tanya Marinica heran.
Malawi juga sempat mengalami masalah keracunan makanan dan komplikasi virus COVID-19. Marinica mengeluh tentang beberapa pemainnya yang muntah sebelum dan selama pertandingan setelah makan makanan di bawah standar.
"Kami tinggal di fasilitas yang sama sebelumnya dan saya terkejut, kami tidak memiliki cukup makanan, ada keluhan tentang makanan, tetapi kami tetap bersama, bekerja keras, tetap kuat, dan akan berhasil dengan hasil yang baik," tandasnya.
Lantas, bisakah Malawi meraih kemenangan saat bentrok dengan Maroko di babak 16 besar dan maju ke fase selanjutnya?