Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.0
ADVERTISEMENT
Manchester City tengah dalam kondisi babak belur. Kekalahan pada dua laga terakhir membuat mental dan taktik mereka dikritik habis-habisan karena dirasa merosot pada fase paling penting.
ADVERTISEMENT
City bakal kembali bersua Liverpool pada leg II babak perempat final Liga Champions, Rabu (11/4/2018) dini hari WIB. Masalah mereka kian besar karena sejarah mengatakan bahwa kesebelasan yang kalah 3-0 di leg I di fase gugur peluang lolosnya begitu kecil.
Tengah pekan lalu jadi momen penanda menurunnya penampilan City. bersua Liverpool pada leg I babak perempat final. Diprediksi bakal menang mudah, The Citizens justru tersandung. Sialnya lagi, mereka kalah dengan skor telak, 0-3.
City berusaha menjadikan laga melawan Manchester United di Etihad Stadium, akhir pekan lalu, sebagai saat yang tepat untuk bangkit. Sempat unggul 2-0, United mampu mengejar ketertinggalan dan membalikkan keadaan. Kenyataan tak berpihak pada City setelah laga dipastikan berakhir dengan skor 2-3.
ADVERTISEMENT
Dua kekalahan dalam dua pertandingan menurunkan martabat City sebagai kesebelasan yang dipuji—hingga sebelum menghadapi Liverpool, pekan lalu. Kekalahan dalam dua laga terakhir membuat City dianggap tak lebih dari pecundang.
Hasil buruk dalam dua laga terakhir membuat City wajib menutup laga menghadapi Liverpool dengan kemenangan. Mereka tak hanya perlu taktik yang atraktif, tapi juga yang bisa digunakan untuk mengejar defisit.
Masalah City tak hanya diharuskan untuk memenangi pertandingan—sekaligus mengejar defisit tiga gol. Namun juga, berhadapan dengan sejarah yang tak menguntungkan mereka.
City harus berhadapan dengan sejarah Liga Champions yang tak mendukung kesebelasan yang kalah di leg I. Menurut situs resmi Liga Champions, hanya ada tujuh dari 126 kesebelasan yang mampu membalikkan skor di leg II dan lolos ke fase berikutnya.
ADVERTISEMENT
City punya sejarah buruk ketika menelan kekalahan di leg I. Dari enam kekalahan yang didapatkan pada leg I kompetisi sepak bola Eropa, City hanya mampu menang sekali di leg II.
City juga tidak diuntungkan oleh pengalaman Liverpool di kompetisi Eropa. Dari 19 pertandingan bersua kesebelasan Inggris di kompetisi Eropa, Liverpool hanya sekali menelan kekalahan di leg II, usai menutup leg I dengan kemenangan.
Pada konferensi pers sebelum laga, Senin (9/4) waktu setempat, Guardiola berkata bahwa ia akan mencoba semuanya, termasuk melawan sejarah, demi menutup laga melawan Liverpool dengan kemenangan dan lolos ke fase berikutnya.
“Satu hal yang perlu dilakukan adalah mencoba. Kami perlu mencoba untuk mencetak satu gol hingga mencoba untuk menciptakan dua gol. Kami harus bermain seperti biasanya dan fokus pada setiap menitnya,” kata Guardiola seperti dikutip dari The Guardian.
ADVERTISEMENT
Cukup wajar apabila Guardiola menunjukkan keyakinannya terhadap penggawa City. Kali ini, tinggal bagaimana usahanya melawan sejarah dan membuat mereka meraih tiket ke semifinal untuk kali kedua.