Burnley vs MU

Manchester United vs Burnley: Tim Tumpul vs Pertahanan Keropos

22 Januari 2020 13:46 WIB
comment
62
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anthony Martial dibayangi pemain Burnley Jeff Hendrick. Foto: Phil Noble/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Anthony Martial dibayangi pemain Burnley Jeff Hendrick. Foto: Phil Noble/REUTERS
ADVERTISEMENT
Manchester United bakal menjamu Burnley di laga pekan ke-24 Premier League 2019/20, Kamis (23/1/2020) dini hari WIB. Kedua tim bakal menjalani laga ini dengan masalah di lini yang berbeda.
ADVERTISEMENT
United bakal menjalani pertandingan ini dengan masalah yang menerpa lini depan mereka. Sementara, Burnley akan bertamu dengan adanya problem di sektor pertahanan mereka.

Faktor Marcus Rashford

Masalah di lini depan United terjadi karena mereka kehilangan sang penyerang andalan. Ya, United tak dapat menurunkan Marcus Rashford yang mengalami retak tulang punggung.
Rashford bukan pemain sembarangan buat United. Pemuda berusia 22 tahun itu sejauh ini menjadi topskorer ‘Iblis Merah’ di Premier League dengan 14 gol. United sendiri baru mencetak 36 gol di liga. Dengan kata lain, Rashford mencetak 38% gol United di Premier League.
Tanpa keberadaan Rashford, United mesti mengandalkan pemain-pemain lain untuk mencetak gol. Kondisi ini bukan sesuatu yang bisa diatasi dengan mudah oleh pasukan Ole Gunnar Solskjaer. Laga melawan Liverpool (19/1) menjadi buktinya.
Marcus Rashford berebut bola dengan Phil Bardsley. Foto: Craig Brough/Reuters
United kalah dua gol tanpa balas di laga tersebut. Oke, lawan mereka adalah Liverpool, tim yang saat ini lini belakangnya bisa disebut terbaik di dunia. Namun, United sebenarnya memiliki beberapa peluang emas.
ADVERTISEMENT
United gagal memanfaatkan peluang-peluang tersebut. Anthony Martial, yang diharapkan untuk menjadi pengganti Rashford sebagai pencetak gol, gagal memanfaatkan situasi satu lawan satu dengan kiper Liverpool, Alisson Becker.
Masalah ini diperparah dengan minimnya gelandang kreatif yang dimiliki United. Paul Pogba, yang notabene kreator terbaik United, masih berkutat dengan cedera. Andreas Pereira, yang kerap dipercaya Solskjaer untuk menjadi playmaker, sejauh ini tampil di bawah standar.

Keroposnya Pertahanan Burnley

Dalam beberapa tahun terakhir, Burnley dikenal sebagai tim yang memiliki pertahanan solid. Namun, predikat itu menguap begitu saja di musim ini.
Burnley sudah kebobolan 38 kali di Premier League 2019/20. Catatan itu membuat skuat asuhan Sean Dyche tersebut menjadi klub dengan jumlah kebobolan terbanyak keempat di liga. Jumlah kebobolan Burnley lebih banyak ketimbang Watford dan Bournemouth, yang masing-masing saat ini berada di peringkat 19 dan 18.
Aksi pemain Chelsea, Reece James saat pertandingan melawan Burnley. Foto: Reuters/Paul Childs
Dua puluh tiga gol dari 38 gol yang tercipta ke gawang Nick Pope memang terjadi dalam tujuh laga menghadapi tim Big Six. Namun, kondisi itu seharusnya menjadi perhatian Burnley. Catatan tersebut mengindikasikan bahwa lini pertahanan The Clarets ramah terhadap tim-tim besar.
ADVERTISEMENT

Bagaimana Mengatasi Masalah-masalah Tersebut?

Yang bisa dilakukan United untuk mengatasi masalah mereka adalah memasang penyerang yang tajam. Ya, yang dimaksud adalah Mason Greenwood.
Sejauh ini Greenwood berhasil membuktikan bahwa ia adalah finisher yang klinis. Mengutip Whoscored, Greenwood mencatatkan satu gol per 102,25 menit di Premier League. Catatannya itu bahkan lebih baik ketimbang Rashford yang membukukan satu gol per 134 menit.
Mason Greenwood mengingatkan Ole Gunnar Solskjaer pada Cristiano Ronaldo. Foto: Reuters/Jon Super
Selain Greenwood, Solskjaer bisa memilih Juan Mata ketimbang Pereira. Pasalnya, Mata sanggup mengemas dua gol kendati hanya bermain selama 535 menit di semua kompetisi, sedangkan Pereira hanya mampu mencatatkan satu gol meskipun bermain selama 1.325 menit.
Mata bisa meringankan beban Martial dan Greenwood untuk mencetak gol. Mata tentunya tak kalah kreatif jika dibandingkan dengan Pereira.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, bukan rahasia lagi United kesulitan kala menghadapi tim yang menerapkan garis pertahanan rendah. Dari situ, United tak bisa memaksimalkan kecepatan penyerang-penyerang mereka.
Kondisi itu bisa dilakukan oleh Burnley. Ingat, gol kedua United dalam pertemuan pertama mereka—United menang dengan skor 2-0—terjadi via skema serangan balik.
Kiper Burnley, Nick Pope. Foto: Reuters/Jason Cairnduff
Burnley juga wajib mewaspadai pemain-pemain seperti Martial dan Greenwood yang memiliki kemampuan individu ciamik. Bukan tak mungkin penyebab banyaknya gol yang menimpa Burnley ketika berhadapan dengan tim besar adalah kesulitan mereka saat menjaga pemain-pemain dengan skill yang apik.
Solskjaer dan Dyche pasti memiliki cara masing-masing untuk mengatasi kelemahan diri sendiri dan mengeksploitasi kekurangan lawan. Yang menjadi pemenang adalah tim yang mampu melakukan kedua hal tersebut dengan lebih baik.
ADVERTISEMENT
-----
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo, buruan daftar di sini. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersi original.