Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Sir Alex Ferguson menyatakan bahwa ia tak terkejut dengan kepindahan Paul Pogba ke Juventus pada 2012. Sir Alex bahkan menyatakan bahwa ia lega Pogba, yang menurutnya agak kurang ajar, pindah dari Manchester United .
ADVERTISEMENT
“Sepengetahuan saya, Pogba sudah lama menjalin kesepakatan dengan Juventus. Itu agak mengecewakan, karena ia tidak menunjukkan respek kepada kami. Namun, sejujurnya, dengan ulahnya itu, saya lega ia pergi,” kata Sir Alex pada 2012 lalu.
Meskipun begitu, Sir Alex, dalam autobiografinya yang berjudul “Leading”, menyatakan bahwa tersangka utama dalam kasus Pogba adalah agen sang pemain, Mino Raiola. Dari situ, Sir Alex tak segan untuk menyatakan rasa tidak sukanya kepada Raiola.
“Ada satu sampai dua agen yang saya tak suka. Dan Mino Raiola, agen Paul Pogba, adalah salah satunya. Saya tak memercayainya sejak pertama kali bertemu dengannya. Ia menjadi agen Pogba, yang saat itu masih berusia 18 tahun.”
“Kami mengikat Pogba dengan kontrak selama tiga tahun dengan opsi perpanjangan satu tahun, yang kami ingin aktifkan. Namun, Raiola tiba-tiba muncul dan pertemuan saya dengannya adalah musibah. Ia dan saya seperti minyak dan air,” tulis Sir Alex.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, Pogba menjelma menjadi pemain papan atas bersama Juventus, dan United meminangnya kembali. Namun, sikap Sir Alex kala itu menunjukkan bahwa United adalah klub besar yang tak gentar menghadapi agen pemain yang semena-mena.
Sayangnya, apa yang terjadi pada United kini berbanding terbalik dengan era Sir Alex.
Sekarang United kerap diserang oleh agen dari pemain-pemain mereka sendiri. Mino Raiola tentu menjadi salah satu di antaranya. Pria berdarah Italia ini pernah menyatakan bahwa United bisa merusak karier seorang pesepak bola, bahkan pemain sekaliber Pele dan Diego Maradona.
“Mulai saat ini, saya tak akan lagi membawa pemain ke United. Mereka bahkan bisa merusak karier pemain seperti Maradona, Pele, dan (Paolo) Maldini,” ucap Raiola kepada media Italia, La Repubblica.
ADVERTISEMENT
Ucapan Raiola ini benar kejadian. United hampir memboyong penyerang muda asal Norwegia, Erling Braut Haaland, yang juga klien Raiola. Namun, kesepakatan mereka urung terjadi, dan United menyatakan bahwa transfer Haaland gagal karena Raiola.
Yang teraktual, Raiola menyatakan bahwa United tak bisa memenuhi ambisi Pogba sebagai pesepak bola. Ucapan sang agen itu berkaitan dengan kegagalan United memenangi trofi prestisius sejak Pogba bergabung kembali pada 2016 lalu.
Oke, Raiola memang dikenal sebagai agen yang vokal nan berani. Keberanian Raiola untuk bersitegang dengan Sir Alex menjadi contoh paling kentara. Namun, tak hanya Raiola saja yang belakangan ini merundung United.
Agensi yang mengurus Anthony Martial , USFA Management, juga sempat menyentil United. Well, USFA Management sejatinya tak menyerang United. Yang dilakukan oleh agensi asal Prancis itu adalah membela Martial dari kritik menyoal torehan gol sang penyerang.
ADVERTISEMENT
Masalahnya, USFA Management membawa legenda-legenda United seperti Ryan Giggs, David Beckham, dan Cristiano Ronaldo dalam perdebatan tersebut. Kalau tak percaya, lihat saja unggahan USFA Management di Instagram.
“Mengkritik mudah, tetapi lihat kenyataannya di lapangan,” berikut caption di unggahan USFA Management itu.
Belum sampai di situ. United juga kena semprot oleh agen dari pemain akademi, Tahith Chong . Agen yang bernama Erkan Alkan itu menyatakan bahwa United tak memiliki proyek yang kuat untuk Chong berkembang menjadi lebih baik.
“(Ole Gunnar) Solskjaer dan pemilik klub memiliki ide yang berbeda menyoal Chong. Sang pelatih memikirkan dirinya sendiri, dan saya memikirkan pemain saya. Kami sampai ke titik di mana Chong merasa ia tak bisa berkembang di United, jadi kami mesti mencari klub lain,” ucap Alkan kepada Voetbal International.
ADVERTISEMENT
“Klub Chong yang selanjutnya mesti memiliki proyek yang kuat agar ia bisa berkembang,” tambah Alkan.
Chong, yang saat ini masih berusia 20 tahun, memang dikabarkan bakal keluar dari United. Pemain muda yang beroperasi di sektor sayap kanan itu diminati oleh Inter Milan. Ucapan Alkan tentu hanya akan mempercepat kepindahan Chong dari United.
Meskipun begitu, apa, sih, implikasi dari ulah para agen pemain ini?
Well, ada beberapa. Bisa saja agen-agen tersebut memang kurang ajar. Atau, United tak memiliki figur yang keras seperti Sir Alex, yang bisa membuat agen-agen itu mati kutu.
Namun, yang paling nyata adalah bagaimana manajemen United tak cukup kompeten sampai-sampai agen-agen itu bisa memanfaatkan situasi buruk tersebut.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh dari tak kompetennya manajemen United adalah ketiadaan seorang direktur sepak bola di hierarki klub, sampai saat ini. Frasa ‘sampai saat ini’ mesti ditekankan karena United sebenarnya sudah berjanji untuk menunjuk satu direktur sepak bola. Janji yang tak mereka tepati sampai saat ini.
Akibat tak adanya direktur sepak bola, transfer United—yang dipegang oleh sang CEO, Ed Woodward—berantakan. Woodward, yang pengetahuan sepak bolanya tak seberapa, tak bisa menjembatani kebutuhan Solskjaer dengan apa yang akan disediakan oleh klub.
Persoalan direktur sepak bola itu hanya satu bagian dari permasalahan pada manajemen United. Dari situ, perkataan agen Chong boleh jadi benar, dan tak ada yang bisa Manchester United salahkan kecuali diri mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
-----
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League . Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer , gratis! Ayo, buruan daftar di sini . Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV , dan jersi original.