Mari Bicara soal Kiprah Kyle Walker sebagai Kiper Dadakan Man City

7 November 2019 8:42 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kyler Walker, kiper dadakan Manchester City. Foto: Reuters/Carl Recine
zoom-in-whitePerbesar
Kyler Walker, kiper dadakan Manchester City. Foto: Reuters/Carl Recine
ADVERTISEMENT
Penjaga gawang adalah kesunyian paling masyhur yang lahir di atas lapangan sepak bola. Di matchday keempat Liga Champions 2019/20, Kyle Walker akhirnya menghidupi kisah tersebut.
ADVERTISEMENT
Ederson hanya bisa mengawal gawang Manchester City selama 45 menit ketika bertanding melawan Atalanta. Cedera menjadi musuh yang menghentikan penjagaannya pada Kamis (7/11/2019). Namun, tenang saja. City masih punya Claudio Bravo. Ia masuk pada paruh kedua.
Baru empat menit turun lapangan, Bravo sudah memungut bola dari gawangnya sendiri. Mario Pasalic mencetak gol penyama kedudukan sebagai balasan atas gol Raheem Sterling pada menit ketujuh.
Perkenalkan, kiper terbaru Manchester City, Kyle Walker. Foto: Reuters/Carl Recine
City tak kunjung merengkuh keunggulan. Alih-alih bersorak, mereka malah meratap di menit 80. Bravo diganjar kartu merah akibat melakukan pelanggaran kepada Josip Ilicic.
Ketika City unggul, tetapi tak bermain baik saja, Pep Guardiola bisa gusar, apalagi kalau situasinya genting macam begini. City sudah kehabisan stok kiper. Mau tak mau, harus ada pemain outfield yang mengisi kekosongan di depan gawang.
ADVERTISEMENT
Kamera langsung menyorot Walker yang berdiri di pinggir lapangan. Sorotan kamera itu seperti berkata: Oke, ini dia korbannya.
Walker tidak bisa menyembunyikan kegugupannya. Masalahnya, ini laga penting. Liga Champions. Hasil imbang saja bisa menunda pesta kelolosan mereka ke fase gugur. Bagaimana kalau kalah?
Drama belum selesai meski Walker sudah bersedia menjadi kiper dadakan. Ribut-ribut di pinggir dan tengah lapangan terjadi. Ada dua persoalan yang disinyalir jadi penyebab. Pertama, Walker tak punya kostum kiper. Kedua, electronic board ofisial keempat bermasalah.
Agaknya asumsi kedua inilah yang membuat Fernandinho mengira ia yang bakal digantikan. Ternyata yang keluar adalah Riyad Mahrez. Meski demikian, dua asumsi itu masih samar.
Momen itu akhirnya datang juga. Baru menjejak ke lapangan Walker sudah harus berurusan dengan tembakan bebas langsung yang merupakan hadiah buat Atalanta akibat pelanggaran Bravo tadi.
ADVERTISEMENT
Kiper adalah seseorang yang berada jauh dari garis riuh permainan ketika gol kemenangan dicetak ke gawang lawan, tetapi teramat dekat dengan ancaman. Itu kata Albert Camus.
Di depan penjaga gawang berdiri berlapis-lapis pemain. Mereka di depan sana saling bantu. Namun kesalahan yang dibiarkan akan menarik pemain lawan berlari mendekati garis gawang. Penjaga gawanglah yang mesti membayar kesalahan itu. Dalam kasus ini, di momen ini, Walker-lah orang itu.
Eduardo Galeano dalam bukunya, Soccer in Sun and Shadow, menulis bahwa satu-satunya yang bisa dilakukan seorang penjaga gawang untuk menghibur diri adalah memakai kostum warna-warni.
Walker mengambil kostum pink mencolok milik Bravo. Jersi pink, celana oranye, kaus kaki kuning, sepatu biru, dan sarung tangan putih. Meriah betul, bukan? Barangkali ini menjadi cara terbaik untuk mengusir gundah yang menghantui jelang tugas aneh bin ajaib itu.
ADVERTISEMENT
Ederson cedera? Claudio Bravo kartu merah? Tenang, masih ada Kyle Walker. Foto: Reuters/Carl Recine
Kata Gianluigi Buffon, menjadi penjaga gawang sama dengan mencari penyakit. Seketika Walker mesti bersiap jika harus menjadi satu-satunya orang yang berhadapan dengan pemain yang siap menendang bola ke arah gawang.
Mereka mungkin sama-sama sendirian. Satu lawan satu. Namun, pemain itu adalah orang yang beberapa saat sebelumnya lolos dari penjagaan teman-teman Walker.
Pemain tadi memang belum mencetak gol. Akan tetapi, Walker berdiri di sana, satu lawan satu berhadapan dengan dia yang 'menang' atas kepungan barisan pertahanan City. Kalau Walker salah sedikit saja, Atalanta bakal menambah angka.
Tidak ada kebobolan. Tidak ada perayaan gol tambahan Atalanta. Ruslan Malinovskyi gagal menuntaskan tugasnya sebagai eksekutor tendangan bebas.
Tidak ada bola liar yang gentayangan. Bola yang dikirim lewat sepakan rendah mengarah gawang itu langsung ditangkap oleh Walker. Ancaman-ancaman setelahnya juga tidak bermuara pada tembakan.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya pertandingan selesai dengan kedudukan imbang 1-1. Waktu tambahan tujuh menit ternyata tidak cukup panjang bagi kedua tim untuk menambah gol.
Atalanta mendapat poin pertamanya di Liga Champions. City menunda kelolosan mereka ke fase gugur. Walker menghidupi pengalaman pentingnya sebagai pesepak bola.
"Apakah saya mengajukan diri? Mungkin juga, sih. Biasanya saya ikut mengolok-olok kiper saat latihan. Saya meneriaki mereka untuk langsung menangkap bola. Sekarang saya merasakannya sendiri. Ternyata ada waktu-waktu yang membuat saya harus menghentikan bola dengan dua sentuhan," jelas Walker, dikutip dari laman resmi UEFA.
"Kami datang ke sini untuk meraih poin atau kemenangan. Dari awal kami sudah tahu laga ini bakal berjalan sengit. Mereka mencoba bermain man to man. Toh, Atalanta memang tim hebat dan mereka punya alasan mengapa masuk ke Liga Champions. Menutup laga seperti ini dengan poin rasanya bukan hal yang buruk," lanjut Walker.
ADVERTISEMENT