Mason Mount Dapat Hinaan di Medsos Oleh Fan, Thomas Tuchel Murka

16 Mei 2022 13:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tuchel sering bergonta-ganti formasi. Foto: Gonzalo Arroyo Moreno/Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Tuchel sering bergonta-ganti formasi. Foto: Gonzalo Arroyo Moreno/Getty Images
ADVERTISEMENT
Thomas Tuchel menuntut penyelidikan usai Mason Mount terima cemoohan dari fan. Gelandang berusia 23 tahun itu menjadi sorotan usai gagal mengeksekusi penalti pada final Piala FA kontra Liverpool pada Sabtu (14/5).
ADVERTISEMENT
Chelsea berhadapan dengan Liverpool pada final Piala FA 2021/22. Pertandingan berjalan alot dan skor kacamata tetap bertahan peluit panjang dibunyikan.
Penentuan juara harus dilakukan dengan adu penalti. Mason Mount yang menjadi eksekutor penalti bagi The Blues, gagal menjalankan tugasnya dengan baik. Sepakannya ditepis oleh Alisson Becker. Setelah itu, pemain Liverpool, Kostas Tsimikas menjadi penentu kemenangan usai tendangannya mengoyak gawang Chelsea.
Usai gagal mengeksekusi penalti, Mount menerima ejekan secara brutal oleh fan di media sosial. Sang manajer pun bereaksi membela anak asuhnya, Tuchel bahkan menuntut penyelidikan atas kejadian tak mengenakan tersebut.
Manajer Chelsea Thomas Tuchel saat pertandingan Liga Inggris di Old Trafford, Manchester, Inggris. Foto: Phil Noble/Reuters
"Tidak ada yang bisa saya katakan untuk menghentikan orang-orang ini melakukannya. Saya tidak mengerti media sosial. Ini memiliki dampak besar dan saya tidak mengerti," ujar Tuchel dikutip dari The Sun.
ADVERTISEMENT
"Jika seseorang berpikir dia memiliki hak untuk menulisnya, kami tidak akan dapat menghentikannya. Tapi mungkin kami dapat menyelidikinya," lanjutnya.
Pelatih asal Jerman itu menyebut sosial media bisa membuat mental para pemainnya drop. Komentar buruk para penggemar dapat membuat atmosfir tak sehat bagi pemainnya.
"Saya tidak memiliki di media sosial dan itu membuat saya tetap sehat, lebih sehat daripada yang seharusnya saya lakukan. Ini adalah es yang sangat tipis bagi semua orang yang berada dalam sorotan untuk berada di luar sana. Pelecehan tidak dapat diterima, baik di sini atau di luar sana, di media sosial," tutur pelatih berusia 48 tahun itu.
Pemain Chelsea Mason Mount (kanan) beraksi dengan pemain Liverpool Trent Alexander-Arnold di Stadion Wembley, London, Inggris, Sabtu (14/5/2022). Foto: Action Images via Reuters/Peter Cziborra
Ini bukan kali pertama Mason Mount gagal mengeksekusi penalti dan membuat kekalahan bagi Chelsea. Sebelumnya, Mount juga sempat gagal mengeksekusi penalti penentu dalam pertandingan babak 16 besar Piala Liga melawan Tottenham pada tahun 2020 dan membuat Chelsea tersingkir.
ADVERTISEMENT
Meski gagal beberapa kali menjadi algojo penalti The Blues, Tuchel tetap mendukung bintang mudanya tersebut.
"Hukuman [ejekan] itu tidak akan mengubah pendapat saya tentang Mason [Mount]. Jika Anda melihat pentingnya permainan yang dia mainkan secara konsisten untuk kami, dia adalah sosok kunci dalam skuad dan klub ini," puji pelatih Chelsea kepada Mason Mount.
Tak hanya Tuchel yang membela Mason Mount, sang kapten, Cesar Azpilicueta pun ikut membela rekannya.
Kapten Ajax dan Chelsea berseteru, Foto: REUTERS/David Klein
“Kami semua merasa percaya diri dan kami ingin menembak. Mason akan memiliki banyak peluang. Dia pemain muda. Itu bagian dari sepak bola. Ketika Anda tiba di adu penalti, Anda mencoba melakukan yang terbaik yang Anda bisa. Kami sudah siap untuk itu," ucap pemain berusia 32 tahun tersebut.
ADVERTISEMENT
“Sayangnya, itu tidak terjadi. Ini sepak bola, sulit untuk diterima. Saya juga, saya gagal mengeksekusi penalti. Kami, sebagai pemain, adalah yang pertama terluka," tutup Azpilicueta.