Membantah Sekaligus Memuji Seto Nurdiantoro

23 Oktober 2019 18:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain PSS Sleman berduel di udara dalam laga kontra Madura United. Foto: dok. Liga Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Pemain PSS Sleman berduel di udara dalam laga kontra Madura United. Foto: dok. Liga Indonesia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Omongan yang keluar dari mulut Seto Nurdiantoro di jumpa pers jelang laga hampir selalu bernada serupa.
ADVERTISEMENT
Kalimat-kalimat seperti 'posisi klasemen tidak berarti apa-apa', 'kami ibarat butiran air dibandingkan dengan mereka, 'materi pemain kami kalah jauh' adalah contohnya.
Seto tidak cuap-cuap belaka. Di atas kertas, PSS Sleman asuhannya tidak selevel dengan tim-tim besar Liga 1, seperti Bali United atau Madura United.
Skuat mereka cuma diisi pemain-pemain 'kelas dua' dan pemain asing pendatang baru. Coba, adakah yang sebelumya benar-benar tahu Bagus Nirwanto, Yevhen Bokhashvili, Ega Pramana, atau Haris Tuharea?
Seto Nurdiantoro. Foto: Ferry Adi/kumparan
Seto bahkan menyebut keberhasilan PSS menembus lima besar sebagai keberuntungan. Seto jelas punya dasar. Ambil contoh kemenangan atas Semen Padang. Super Elja bisa mencetak gol di pengujung laga via Sidik Saimima.
Begitu pula ketika mereka menggagalkan kemenangan Madura United yang sudah di depan mata. PSS mampu mencetak gol yang mengubah kedudukan jadi 2-2.
ADVERTISEMENT
Namun, kejadian seperti itu rasanya berlebihan buat disebut sebagai fenomena. PSS sejatinya tampil menawan di banyak laga.
Keberuntungan jelas ada. Namun, adakah ukuran yang pas untuk menentukan sedikit atau banyaknya keberuntungan? Lagi pula, siapa, sih, yang tidak butuh keberuntungan?
Seto sebagai peramu taktik punya andil besar untuk membawa PSS dari satu kemenangan ke kemenangan lain. Salah satu kasusnya adalah laga tandang melawan Bhayangkara FC.
Selebrasi para pemain PSS Sleman. Foto: Dok. PT Liga Indonesia Baru.
Kesampingkan dulu skor akhir 2-0 untuk kemenangan PSS saat itu. Cara bermain mereka jauh lebih menarik untuk dibahas.
PSS turun dengan skema 4-3-3 pada laga itu. Mereka memainkan sepak bola yang mengasyikkan buat ditonton. Serangan benar-benar dibangun dari bawah dengan bola-bola pendek.
Salah satu klip yang memperlihatkan cara mereka membangun serangan itu bahkan viral di Twitter. Hampir seluruh pemain terlibat dalam serangan, termasuk kiper.
ADVERTISEMENT
Ada 20 operan yang dipakai untuk membangun serangan tersebut. Operan-operan dilepaskan dengan determinasi yang jelas.
Buktinya, rangkaian operan itu bermuara pada peluang bagi Rangga Muslim. Meski tak berakhir gol, peluang tersebut cukup mengancam. Sekali lagi, yang utama adalah proses membangun serangan tersebut.
Jagat maya lantas dibuat heboh. Timnas Senior Indonesia tengah berada di titik nadir usai kembali gagal meraih kemenangan di Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Simon McMenemy, sang pelatih, dianggap sebagai biang kerok. Itulah kenapa orang-orang kemudian berharap Seto ditunjuk menjadi nakhoda taktik Timnas. Cara bermain PSS-lah yang membidani kelahiran keinginan publik tadi.
Alasan tersebut masuk akal. Namun, kualitas Seto yang paling mencolok adalah kemampuan membaca dan memaksimalkan potensi pemain.
ADVERTISEMENT
Brian Ferreira adalah salah satu pemain yang tampil maksimal di bawah Seto. Oke, perlu digarisbawahi terlebih dahulu bahwa Brian memang berkualitas dari sananya.
Akan tetapi, peran Seto tak sedikit dalam memaksimalkan potensi sang pemain. Ia tahu apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan Brian.
Intinya sederhana. Seto paham batas si pemain.
Ferreira menjalani pemulihan bersama tim dokter PSS. Foto: Dok. Media PSS
Pemahaman itu terlihat dari keputusan Seto untuk memberi peran baru bagi Brian saat melawan Persipura. Sadar bahwa Mutiara Hitam bermain rapat, Seto memasukkan Brian di babak kedua sebagai gelandang box-to-box.
Brian belum pernah bermain sebagai gelandang box-to-box. Ia tidak terlihat sebagai pemain komplet yang mampu bertahan sebaik menyerang. Toh, Brian juga jarang mengedepankan power ketika bermain.
ADVERTISEMENT
Segalanya terbantahkan di pertandingan itu. Brian ternyata mampu bermain sebagai gelandang box-to-box yang sangar, brilian, dan elegan.
Ia aktif membantu timnya kala menyerang, mengatur tempo, tetapi juga disiplin mundur ketika bertahan. Cara ini pula yang kemudian membuat Brian mampu mencatatkan satu assist yang menggagalkan kemenangan Persipura.
kumparanBOLA sempat mewawancarai Rangga Muslim pada awal Juli 2019. Bagaimana membagi waktu sebagai pesepak bola dan mahasiswa menjadi fokus pembicaraan.
Pada satu bagian, Rangga menyinggung pengaruh besar Seto dalam perkembangannya, terutama pada musim ini.
Rangga berkata, Seto sering memberi masukan rinci soal teknik dan taktik. Besar kemungkinan, treatment semacam ini juga diberikan kepada para pemain lain.
Begitulah. Perjalanan PSS tidak benar-benar seperti yang dikatakan Seto. Pencapaian PSS musim ini berasal dari gaya bermain yang merupakan anak kandung dari kemampuan Seto membaca potensi pemain.
ADVERTISEMENT
Namun, andai membaca tulisan ini, Seto rasanya bakal membantah--persis seperti yang dilakukannya di jumpa pers jelang laga.