Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Jelas bahwa Madrid bukan tim kaleng-kaleng di Liga Champions . Mereka jadi klub yang paling intens meraih 'Si Kuping Besar' sebanyak 13 kali --termasuk tiga gelar beruntun di edisi 2015/16, 2016/17, dan 2017/18.
Kabar baik bagi City, performa Madrid di musim ini tak sekuat sebelumnya. Rasio kemenangan Los Blancos di fase grup cuma menyentuh 50%. Itu termasuk kekalahan 0-3 dari Paris Saint Germain di matchday pertama.
Catatan itu berbanding terbalik dengan performa City yang mentereng. Mereka mengemas 14 angka dan tak terkalahkan dari enam pertandingan. Jumlah gol pasukan Pep Guardiola tersebut juga mencapai 16, tertinggi keempat setelah Bayern Muenchen, Tottenham Hotspur, dan PSG.
Eh, ada tapinya. City punya rekam jejak jelek saat berhadapan dengan Madrid. Mereka belum satupun meraih kemenangan dari empat kesempatan bersua Madrid di pentas Liga Champions.
ADVERTISEMENT
Perjumpaan perdana mereka tercipta di fase grup edisi 2012/13. City yang kala itu dilatih Roberto Mancini takluk 2-3 pada perjumpaan pertama yang dihelat di Bernabeu. Sementara pada pertemuan selanjutnya, The Citizens cuma bisa bermain imbang 1-1.
Berlanjut ke musim 2015/16 yang jadi periode terbaik mereka di Liga Champions. David Silva cs. kala itu mesti tersingkir karena takluk 1-0 di leg kedua. Karena, ya, pertemuan pertama yang dihelat di Etihad Stadium hanya berakhir dengan skor kacamata.
Namun, bukan berarti City nihil potensi. Mereka bisa berharap tuah Pep Guardiola. Madrid adalah tim yang paling sering dikalahkan oleh tim racikan pelatih berkepala pelontos itu. Dari 17 kali berjumpa, Guardiola memenangi 9 laga di antaranya. Sementara delapan laga sisanya berakhir sama rata (4 imbang dan 4 kalah).
ADVERTISEMENT