Mengapa Real Madrid Kudu Membeli Fabian Ruiz dari Napoli?

17 April 2020 17:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi Fabian Ruiz kala melawan Genoa. Foto: Twitter @sscnapoli
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Fabian Ruiz kala melawan Genoa. Foto: Twitter @sscnapoli
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Fabian Ruiz jadi magnet di buat para raksasa Eropa. Tak tanggung-tanggung, Liverpool, Manchester City, dan Real Madrid jadi beberapa peminat utama gelandang milik Napoli itu.
ADVERTISEMENT
Madrid bahkan sudah menunjukkan aksi nyata. Sebagaimana dibeberkan Alvaro Torres selaku agen Ruiz, El Real telah melakukan kontak dengannya untuk memboyong eks Real Betis itu ke Santiago Bernabeu.
“Tampak jelas bahwa banyak klub besar yang menanyakan Ruiz kepada saya setelah ia tampil di level tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Salah satunya adalah Real Madrid, dan kami telah memberitahu Napoli soal itu,” kata Torres kepada Canal Sur Radio.
Dries Mertens (kiri) dan Fabian Ruiz melakukan selebrasi usai mengantarkan Napoli menang atas Crvena Zvezda. Foto: Reuters/Ciro De Luca
Kalau dipikir-pikir, dasar ketertarikan Real Madrid ke Ruiz cukup jelas. Pertama, mereka memang tengah mencari komposisi anyar di area sentral. Lebih tepatnya, sebagai tandem Casemiro.
Harus diingat, Luka Modric saat ini telah menjejak usia 34 tahun. Pun demikian Toni Kroos yang sudah mencapai kepala tiga.
ADVERTISEMENT
Zinedine Zidane sudah mengorbitkan Federico Valverde sebagai salah satu kandidatnya. Sementara puzzle pelengkap lainnya, ya, Ruiz tadi. Selain berasal dari Spanyol, usianya juga masih 24 tahun. Cukup ideal buat proyek jangka panjang Madrid.
Federico Valverde (kiri) berduel dengan Renan Lodi di gelaran Piala Super Spanyol. Foto: REUTERS/Sergio Perez
Alasan selanjutnya, ya, karena kualitas Ruiz sebagai gelandang box-to-box jempolan. Dia punya kemampuan menyerang dan bertahan yang nyaris sama baiknya.
Itu terpapar dari tingginya kontribusi perannya buat Napoli sejauh ini. Ruiz jadi pilihan reguler di pos gelandang tengah -- bersama Allan dan Piotr Zielinski.
Berbeda dengan Allan yang lebih defensif dan yang cenderung Zielinski aktif dalam menyerang, Ruiz berperan sebagai penyeimbangnya. Gamblangnya, ya tadi, menginisiasi serangan serta berkontribusi dalam bertahan.
Ditemani Fabian Ruiz dan Piotr Zielinski, Allan merayakan golnya dalam laga SPAL vs Napoli. Foto: Daniele Mascolo/Reuters
Melansir data WhoScored, rata-rata tekel Ruiz mencapai 1,7 --tertinggi ketiga di pos gelandang setelah Allan Marques dan Diego Demme. Perlu digarisbawahi, dua pemain yang disebut terakhir merupakan sosok gelandang bertahan murni.
ADVERTISEMENT
Sementara kuantitas intersep-nya lebih ugal-ugalan lagi: 1,2 per laga. Jumlah itu menjadi yang tertinggi di antara para penggawa reguler Napoli.
Lalu catatan aksi menyerangnya tak kalah oke. Rata-rata 1,5 umpan kunci dibuatnya per laga. Lagi-lagi jadi yang tertinggi di sektor gelandang.
Selebrasi Fabian Ruiz usai membobol gawang Genoa. Foto: REUTERS/Jennifer Lorenzini
Nah, gelandang dengan peran kompleks seperti inilah yang dibutuhkan Real Madrid. Kurang-lebih mirip dengan Modric-lah.
Lihat bagaimana kelimpungannya Los Blancos saat Modric mengalami cedera di awal musim. Lini tengah mereka jadi tak stabil. Barisan pertahanan menjadi ambyar, produktivitas mereka juga bubar.
Deretan masalah itulah yang membuat Madrid inkonsisten. Alhasil, cuma 2 kemenangan yang berhasil Madrid raih dalam lima pertandingan awal di lintas ajang.
Luka Modric melakukan selebrasi. Foto: Reuters/Sergio Perez
Eh, tapi nanti gimana kalau Ruiz gagal berpendar di Madrid? Bisa-bisa, mereka jadi Eden Hazard dan Luka Jovic jilid II. Kemungkinan gagal, sih, selalu ada. Tapi, setidaknya risiko flop Ruiz bakal lebih kecil ketimbang Hazard dan Jovic.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan dua rekrutan mahal Madrid itu, Ruiz punya pengalaman mentas di La Liga sebelumya. Lebih dari itu malah, sebab dia jadi andalan utama Betis di musim 2017/18.
Fabian Ruiz saat masih memperkuat Real Betis. Foto: AFP/Cristina Quicler
Di bawah arahan Quique Setien kala itu, Ruiz sukses menyumbangkan 3 gol dan 6 assist sekaligus mengantar Los Verdiblancos finis di peringkat keenam klasemen akhir La Liga. FYI, itu jadi torehan tertinggi klub asal Andalusia itu dalam 12 tahun terakhir.
-----
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!