news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengenal Peran Fisioterapis dalam Tubuh Tim

27 Maret 2019 10:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Asep Azis (kanan), fisioterapis Timnas U-23 Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Asep Azis (kanan), fisioterapis Timnas U-23 Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Fisioterapis memang sempat menjadi profesi tidak populer di Tanah Air. Namun, sejak kemunculan Matias Ibo pada Piala AFF 2010 selaku fisioterapis Timnas Indonesia, profesi ini mulai dikenal masyarakat.
ADVERTISEMENT
Jika menilik tim-tim yang berkompetisi di Liga Indonesia sekarang, pemahaman akan peran penting fisioterapis sudah meninggi. Timnas pun tak ketinggalan, keberadaan fisioterapis menjadi mutlak.
"Fisioterapis sendiri merupakan bagian penting dalam sepak bola saat ini. Dalam regulasi FIFA juga disebutkan sebagai komponen yang mesti ada," ujar Asep Azis, pria yang kini menjabat sebagai fisioterapis Timnas U-23, saat diwawancarai di Crowne Plaza Hotel, Senin (25/3/2019).
"Fisioterapis membantu proses recovery, rehabilitasi pemain, dan juga membantu meningkatkan performa pemain. Kami tetap bekerja sama dengan pelatih fisik, tim dokter, dan sport masseur," tambahnya.
Asep Azis (kiri), fisioterapis Timnas U-23 Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Namun, ada peran menarik yang juga diemban oleh Asep. Fisioterapis di Timnas U-23 bahkan terlibat dalam proses penentuan pemain, termasuk siapa-siapa yang akan ikut bertanding. Peran ini diemban sejak proses seleksi Timnas U-22 untuk Piala AFF U-22 2019.
ADVERTISEMENT
"Mengenai pemilihan pemain sendiri, itu menjadi keputusan pelatih. Tetapi jika ada pemain yang cedera, kami akan melakukan pemeriksaan. Fisioterapis memeriksa, tim dokter juga. Dari situ kami rapat, lalu memutuskan apakah pemain ini bisa main atau tidak. Nanti, itu akan kami sampaikan ke tim pelatih," ujar Asep.
"Jadi tetap salah satu yang penting adalah dari segi kesehatan, meski memang ada aspek-aspek lain seperti aspek taktikal, dari segi fisik, dan mental. Itu yang menjadi pertimbangan bagi pelatih untuk memilih pemain," tambahnya.
Menjadi fisioterapis mengharuskan Asep akrab dengan pesepak bola profesional. Di mata Asep, mereka adalah sosok yang semestinya sudah mengerti bagaimana menjaga kondisi tubuh.
Namun, terkadang ada beberapa pemain yang memaksakan diri untuk main padahal kondisi mereka sedang tidak fit. Kabar baiknya, watak seperti ini akan menghilang sendiri seiring dengan kedewasaan pemain.
ADVERTISEMENT
"Itu yang saya lihat menjadi sisi positif, bahwa mereka tidak ada sisi egois untuk memaksakan diri ketika cedera," ujar Asep.
"Kalau di lapangan, kadang mereka memang mengalami cedera. Tapi kadang ada beberapa kondisi ketika kami bilang ini riskan untuk dilanjutkan, tapi pemainnya merasa masih bisa. Setelah kami periksa, akhirnya dia mengerti, dia mau diganti," tambahnya.
Tugas Asep di Kualifikasi Piala Asia U-23 2020 terbilang berat. Ia mesti mengatur kondisi pemain yang hanya memiliki waktu rehat sehari selama satu minggu. Kelelahan menjadi keniscayaan. Tapi, tentu Asep memiliki kiat-kiat tersendiri untuk mengatasinya.
Ilustrasi pemain cedera. Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/kye/18.
Yang terpenting untuk mengembalikan kondisi pemain adalah proses recovery itu sendiri. Menurut Asep, recovery ada dua: pasif dan aktif.
ADVERTISEMENT
Dalam recovery pasif, dokter tim, fisioterapis, dan masseur ikut berperan. Proses mandi es di ruang ganti, penyediaan alat-alat fisioterapi--seperti elektroterapi, ultrasound, dan sport massage--membantu proses pemulihan pemain tersebut.
"Ada juga recovery secara aktif. Yang paling penting bagi pemain usia muda seperti ini adalah kualitas tidur. Bukan jumlah tidurnya yang banyak, tapi juga kualitasnya. Selama mereka melakukan tidur berkualitas, sel-sel recovery dalam tubuhnya juga ikut membantu bekerja," ungkap Asep.
"Selain tidur, recovery ini juga ditunjang oleh makanan yang bagus. Kami yakin ajang sekelas AFC dan AFF menyediakan hotel dengan standar yang bagus dalam segi makanan sehingga membantu proses recovery pemain jadi lebih cepat,” lanjutnya.
Fisioterapis memang tidak ikut turun arena dan berlaga secara langsung dalam setiap pertandingan. Tapi tanpa mereka, para penggawa tidak akan dapat berlaga dengan prima dan memperjuangkan kemenangan sekuat-kuatnya.
ADVERTISEMENT