Mengenal Ralf Rangnick: Guru Klopp & Tuchel yang Digadang Jadi Pelatih Baru MU

10 November 2021 13:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ralf Rangnick. Foto: AFP/Odd ANDERSEN
zoom-in-whitePerbesar
Ralf Rangnick. Foto: AFP/Odd ANDERSEN
ADVERTISEMENT
Pelatih Manchester United (MU), Ole Gunnar Solskjaer, tak kunjung lepas dari ancaman pemecatan menyusul serangkaian hasil buruk dan puasa trofi. Setelah Conte dan Zidane, kini muncul nama Ralf Rangnick sebagai pemilik kursi panas baru di Old Trafford.
ADVERTISEMENT
Rangnick bukan pelatih ecek-ecek. Ia bahkan menginspirasi beberapa pelatih kenamaan Jerman, seperti Juergen Klopp, Thomas Tuchel, hingga Julian Nagelsmann. Lebih dari cukup untuk menggantikan Solskjaer yang prestasinya hanya dua trofi Liga Norwegia bersama Molde.
The Sun melansir, pelatih yang dijuluki The Professor itu adalah pelopor 'Gegenpressing'. Gaya permainan di mana tim langsung menekan lawan setelah kehilangan penguasaan bola yang banyak diadopsi berbagai pelatih, termasuk Klopp.
Pria Jerman kelahiran Juni 1958 ini memulai karier kepelatihannya ketika dia baru berusia 25 tahun pada 1983. Rangnick adalah pelatih anti-mainstream yang punya ide sendiri bagaimana permainan indah itu harus dilakukan.
Muncul di TV Jerman setahun setelah membawa Ulm 1846 juara di divisi empat Liga Jerman pada 1977, Rangnick yang mengenakan setelan hitam dan kemeja mengungkapkan gagasan sepak bola yang ada di kepalanya. Media Jerman pun menjulukinya 'Profesor Jerman', tapi itu juga karena setelannya yang dianggap culun.
Ralf Rangnick di RB Leipzig. Foto: AFP/Ronny Hartmann
Pendekatan cara melatih Rangnick sama sekali tak mirip dengan milik legenda Jerman, Franz Beckenbauer. Bahkan, saat itu gaya permainannya tak diminati oleh tim-tim di Jerman.
ADVERTISEMENT
"Alasan utama untuk ini adalah bahwa 30 tahun sebelumnya Franz Beckenbauer menetapkan tolok ukur bagi sebagian besar tim di negara kita [Jerman] ketika dia menciptakan posisi libero yang bertugas sebagai sweeper," kata Rangnick kepada ESPN.
"Franz sendiri bahkan mengatakan pada pertengahan 90-an bahwa Anda tidak bisa bermain zone-marking dengan empat pemain belakang karena pemain Jerman tidak akan mengerti cara memainkannya."
"Saya bertanya pada diri sendiri, mengapa pemain Jerman harus kurang cerdas daripada pemain di Belgia, Spanyol, atau Belanda? Bagi saya itu sama sekali tidak logis," tandasnya.
Tentang 'Gegenpressing', Rangnick menggambarkannya dengan sangat sederhana. Ia bahkan merujuk pada permainan Klopp saat melatih Borussia Dortmund dan kini di Liverpool.
Ralf Rangnick saat memimpin RB Leipzig di laga melawan Gladbach. Foto: AFP/Ina Fassbender
"[Gegenpressing] adalah gaya sepakbola yang sangat proaktif, mirip dengan cara Borussia Dortmund dan Liverpool bermain di bawah Klopp. Kami suka menekan tinggi dengan tekanan balik yang sangat intens. Ketika kami menguasai bola, kami tidak suka melakukan back pass," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Kiper juga tidak boleh menjadi orang yang paling banyak melakukan kontak dengan bola. Ini adalah [gaya] sepak bola yang cepat, proaktif, menyerang, menyerang balik, menekan, menarik, dan menghibur," imbuhnya.
Berbicara tentang kiprah melatihnya, Rangnick tercatat melatih Hannover sejak 2001-2004. Kemudian ia beralih ke Schalke pada 2004-2005 sebelum dipecat karena serangkaian hasil buruk.
Hoffenheim menjadi pijakan selanjutnya di 2006-2011. Bersama klub itu juga ia sukses membawa tim dari divisi ketiga ke Bundesliga dengan promosi berturut-turut. Kemudian ia meninggalkan klub dalam keadaan sehat di papan atas Jerman dan kembali ke Schalke untuk menyelesaikan urusannya.
Periode keduanya bersama Schalke sukses berbuah trofi DFB Pokal. Selain itu, Rangnick memimpin klub ke semifinal Liga Champions sebelum kelelahan membuatnya mengundurkan diri pada 2011.
Ralf Rangnick (kanan) saat masih menjadi Direktur Olahraga Salzburg. Foto: ERNST WUKITS / AFP
Ia sempat mengambil waktu istirahat dari kursi kepelatihan dan menjalani proyek baru untuk mengawasi tim Red Bull; Leipzig, Salzburg, dan New York sebagai Direktur Olahraga.
ADVERTISEMENT
Di bawah kepemimpinannya, klub yang dibiayai oleh miliarder Austria, Dietrich Mateschitz, bergerak dari divisi empat ke Bundesliga hanya dalam waktu enam tahun. Bahkan, kini RB Leipzig menjadi tim empat besar serta peserta tetap Liga Champions dari Jerman.
Kini, Rangnick mengemban jabatan baru sebagai Direktur Pengelola Olahraga dan Komunikasi untuk klub Rusia, Lokomotiv Moscow. Jabatan itu baru diembannya pada Juli 2021 dan dikontrak hingga 2024 nanti. Namun, jika Solskjaer benar dipecat MU, maukah Rangnick turun gunung?