Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Mengenang David Beckham sebagai Poster di Kamar Kita Semua
2 Mei 2017 15:41 WIB
Diperbarui 12 Mei 2020 10:36 WIB
ADVERTISEMENT
Rambut belah tengah, Brylcreem, pacar anggota girlband… David Beckham adalah idola zaman kita kecil dulu.
ADVERTISEMENT
Biarkan saya memulai cerita soal Tuan Beckham ini dengan bagaimana seorang pejabat Inggris menemukan dirinya berada di sebuah kota kecil di Jepang. Alkisah, pada suatu hari… dan sebagainya, dan sebagainya… si pejabat harus mengunjungi sebuah SD di kota tersebut.
Kelihatannya memang remeh-temeh. Namun sebagai pejabat, mengunjungi sebuah SD di tempat terpencil adalah tugas negara. Ini adalah acara yang tidak kalah seremonialnya dengan menyalami atau menjamu petinggi-petinggi negara lain.
Sang pejabat, yang tidak pernah sekalipun belajar bahasa Jepang, tentu saja tidak bisa berbahasa Jepang. Maka, kesulitanlah dia untuk memperkenalkan diri dan mencairkan suasana. Anak-anak yang ia datangi memasang mimik muka heran; memangnya siapa orang bule ini?
Di tengah rasa frustrasi, sang pejabat pun mengingat seseorang, sebuah nama. Orang itu adalah ikon, terkenal sampai ke pelosok dunia. Masa, sih, anak-anak SD ini tidak mengenalnya?
ADVERTISEMENT
“Kalian tahu Beckham?”
Si pejabat itu adalah Tony Blair, mantan Perdana Menteri Inggris. Pertaruhannya dengan menyebut “Debiddo Bekkamu” di hadapan anak-anak itu terbayar lunas. Beckham memang terkenal sampai ke seluruh pelosok bumi.
Lalu, suasana cair seketika.
***
David Beckham adalah ikon. Cerita Tony Blair di atas memperlihatkan bagaimana Beckham adalah pion penting dalam British Invasion pada pertengahan 1990-an, nyaris sama besarnya dengan gebrakan Cool Britannia dan mereka yang berada pada garda terdepan skena britpop.
Namun, jika Cool Britannia menaklukkan dunia dengan cara keroyokan, mulai dari dibantu Spice Girls hingga film-film semodel Trainspotting, sementara skena britpop dengan vulgarnya mempertontonkan perebutan kekuasaan antara Blur dan Oasis, Beckham sendirian menaklukkan dunia dengan kaki kanannya.
ADVERTISEMENT
Beckham bukanlah superstar pertama yang lahir di dunia sepak bola. Ia bukan pula superstar pertama di Premier League. Jauh sebelum dirinya, sudah ada nama-nama yang biasa berlaku sengak, mulai dari Garrincha hingga George Best. Di Premier League, Ryan Giggs lebih dulu meroket.
Giggs, dengan rambut hitam keriwilnya, dan kecepatan yang membuatnya berlari seperti “seekor cocker spaniel yang mengejar kertas keperakan di antara embusan angin”, adalah idola. Di antara deretan poster di kamar-kamar anak-anak seantero Inggris (terutama mereka yang menggemari Manchester United) biasanya tersempil poster Giggs.
Sampai kemudian Beckham mencuat.
Pada 17 Agustus 1996, pekan pertama Premier League 1996/1997, ketika Manchester United bertanding melawan Wimbledon, Beckham melakukan sesuatu yang kemudian membuat namanya melejit.
ADVERTISEMENT
Giggs tidak bermain hari itu. Duduk di bangku cadangan pun tidak. Ia cedera dan hanya mendengar apa yang diperbuat Beckham dari temannya.
“Kau sudah tahu, Giggsy? Becks mencetak gol dari tengah lapangan!?”
Giggs tidak percaya. Dikiranya, temannya itu melebih-lebihkan cerita. Paling-paling Beckham melepaskan tendangan beberapa meter lebih jauh dari garis tengah lapangan. Namun, begitu melihat siaran ulang pertandingan, barulah pria berjuluk The Welsh Wizard itu percaya bahwa temannya tidak mengada-ada.
Kabarnya, Beckham sudah sering mencoba-coba melepaskan tendangan dari tengah lapangan. Sampai-sampai Alex Ferguson, manajer United kala itu, kesal sendiri. Hingga akhirnya Ferguson berkata kepada asistennya waktu itu, Brian Kidd, bahwa “kalau dia mencoba lagi, tarik dia keluar.”
Pada menit ke-87, Beckham melihat kiper Wimbledon, Neil Sullivan, maju beberapa meter meninggalkan gawangnya. Dengan cekatan, ia bertindak: sebuah sepakan lob ia lepaskan dengan dorongan kaki kanannya. Bola melambung, berbelok, lalu menukik tajam —dan akhirnya menghujam gawang Sullivan.
ADVERTISEMENT
Sullivan menanggung malu. Para pendukung United yang berada di belakang gawangnya bersorak —seseorang bahkan sempat-sempatnya menebarkan confetti ke arah gawang Sullivan—, sementara Beckham dengan penuh bangganya berjalan pelan sembari merentangkan tangannya. Senyumnya terkembang, rekan-rekannya berhamburan memeluknya.
“Jadi, kita tarik dia?” tanya Kidd kepada Ferguson setelah gol itu tercipta.
***
Gol itu tidak hanya memberikan entakan Premier League, tetapi juga karier Beckham sendiri. Gary Neville —bek kanan United waktu itu, yang juga sobat karib dan best man Beckham pada pernikahannya di kemudian hari— mengatakan bahwa dari situlah kurva karier Beckham menanjak.
Ia kemudian laku menjadi bintang iklan. Banyak anak pada pertengahan 1990-an meniru gaya rambutnya. Ceritanya yang mengencani salah seorang personel Spice Girls, Victoria Adams, laku dan menghiasi berbagai majalah gosip —dan majalah remaja di Indonesia. Posternya, seperti Giggs sebelumnya, memenuhi kamar bocah-bocah.
ADVERTISEMENT
Beckham memang tidak se-belagu Best atau seugal-ugalan Garrincha. Sebagai superstar, citranya bersih. Ia lebih sering terlihat menjadi anak manis ketimbang pemabuk yang gemar main cewek seperti Best.
Neville mengakui itu. Beckham memilih segala sesuatu dengan hati-hati. Dibandingkan dengan anak-anak di akademi United lainnya dulu, Beckham memang punya selera lebih tinggi. Ia lebih flamboyan ketimbang anak-anak dekil seperti Neville atau Nicky Butt.
Mobil pertamanya, yang ia beli dari bonus perdananya dari United, memiliki kursi yang dilapisi kulit asli. Tidak ada pemain muda United yang punya mobil dengan kursi berlapiskan kulit asli.
Tentu saja, ini jadi bahan candaan. Tiap kali pemain-pemain United lain menumpang mobil Beckham tiap kali habis latihan, mereka akan dengan senang hati menginjak-injak dan menendang-nendang kursi itu dengan sepatu bola yang masih penuh tanah dan rumput.
ADVERTISEMENT
Namun, percayalah, Beckham bukan anak manis. Tidak ada anak manis belaka yang bisa bertahan begitu lama di kancah sepak bola modern yang liarnya persis rimba belantara. Beckham yang lahir dari keluarga kelas pekerja itu pernah (setidaknya) satu-dua kali memperlihatkan amarahnya di atas lapangan.
Ia pernah menghardik Alf-Inge Haaland ketika pemain Leeds United itu menuding Roy Keane, yang sedang tergeletak dan mengerang kesakitan akibat cedera, melakukan diving. Di lain kesempatan, ia pernah dengan garangnya menerjang pemain Evian, Youssef Adnane, hingga mendapatkan kartu merah.
Terlepas dari apapun itu, Beckham mampu membuat dirinya tetap abadi, bahkan ketika ia sudah gantung sepatu sekalipun. Citra yang dibangunnya sebagai pesepak bola membuat beberapa brand ogah meninggalkannya begitu saja.
ADVERTISEMENT
Semalam, Adidas memunculkan foto Beckham —yang kini berusia 42 tahun— tengah menjulurkan lidah berwarna merah darah. Entah apa maksudnya. Namun, kemungkinan besar, brand apparel olahraga itu bakal sekali lagi menggunakan Beckham untuk mempromosikan sepatu teranyar mereka.
Beckham yang sekarang memang bukan lagi superstar lapangan hijau. Beckham yang sekarang adalah seorang ayah yang dengan penuh sukacita nge-troll sang anak, Brooklyn, saban kali putranya itu mengudara di Instagram Story.
Namun, Beckham tetaplah Beckham. Apapun yang ia lakukan sekarang, citra sebagai poster boy itu tetap enggan enyah.
====
*Catatan editorial: tulisan ini dibuat untuk memeringati Beckham yang berulang tahun ke-42 pada hari ini, 2 Mei 2017. Selamat ulang tahun Tuan!
ADVERTISEMENT