Mengenang Indonesia Kalah 0-10 dari Bahrain, Waktunya Balas Dendam?

28 Juni 2024 13:06 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mohammed Ali (kiri) dari Bahrain menantang Guvawan Dwicahyo dari Indonesia dalam pertandingan sepak bola kualifikasi grup E zona Asia Piala Dunia 2014 di Stadion Nasional Bahrain di Rifaa pada 29 Februari 2012. Foto: ADAM JAN/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Mohammed Ali (kiri) dari Bahrain menantang Guvawan Dwicahyo dari Indonesia dalam pertandingan sepak bola kualifikasi grup E zona Asia Piala Dunia 2014 di Stadion Nasional Bahrain di Rifaa pada 29 Februari 2012. Foto: ADAM JAN/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Timnas Indonesia berada satu grup bersama China, Bahrain, Arab Saudi, Australia, dan Jepang di Ronde Tiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Momen ini bisa menjadi ajang balas dendam 'Garuda' kepada Bahrain.
ADVERTISEMENT
Bahrain pernah memberi kekalahan terbesar dalam sejarah Timnas Indonesia. Negara Timur Tengah itu pernah melibas Indonesia dengan skor 10-0 dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2014 pada 29 Februari 2012 di Bahrain National Stadium. Di sisi lain, ini menjadi kemenangan terbesar dalam sejarah Bahrain.
Timnas Indonesia dilatih oleh Aji Santoso. Ia menurunkan starting XI sebagai berikut: Syamsidar (kiper); Hengky Ardiles, Gunawan Dwi Cahyo, Abdul Rahman Sulaeman, Diego Michiels; Irfan Bachdim, Slamet Nurcahyono, Muhammad Taufiq, Rendi Irwan, Aditya Putra Dewa; Ferdinand Sinaga.
Ini sebenarnya bukan skuad ideal Timnas Indonesia pada masa itu. Sebab, di dalam negeri sedang terjadi dualisme sepak bola antara PSSI dan Komisi Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI).
Logo PSSI Foto: Alan Kusuma/kumparan
Waktu itu, liga domestik juga terbagi dua menjadi Indonesian Super League (ISL) dan Indonesia Premier League. Kondisinya, pemain-pemain dari klub ISL dilarang membela timnas versi PSSI pimpinan Djohar Arifin.
ADVERTISEMENT
Jadi, tim yang diberangkatkan ke Bahrain itu tidak diperkuat Boaz Solossa, Maman Abdurrahman, Firman Utina, Hamka Hamzah, hingga Cristian Gonzales. Sebab, klub-klub yang mengontrak mereka bermain di ISL.
Secara persiapan, Timnas Indonesia juga terganggu dengan konflik di dalam negeri. Alhasil, 'Garuda' menjadi bulan-bulanan Bahrain.
Bencana sudah terjadi sejak awal laga, ketika Syamsidar diganjar kartu merah di menit 3. Aji lantas memasukkan Andi Muhammad Guntur dan menarik Slamet. Pelanggaran Syamsidar juga berbuah penalti, Ismail Abduullatif sukses mencetak gol pertama Bahrain.
Mohammed Ali (kanan) dari Bahrain menantang Diego Michiels dari Indonesia dalam pertandingan sepak bola kualifikasi grup E Piala Dunia 2014 zona Asia di Stadion Nasional Bahrain di Rifaa pada 29 Februari 2012. Foto: ADAM JAN/AFP
Setelahnya, sembilan gol lain bersarang. Abduullatif mencetak hattrick usai mencetak gol lain di menit 71 dan 75. Sementara, gol lain dicetak Mohammed Al Alawi (16' & 61'), Mahmood Abdulrahman (35' pen & 42'), serta Sayed Dhiya Saeed (63', 82' & 90+4').
ADVERTISEMENT
Hasil ini memicu FIFA untuk melakukan penyelidikan terkait pengaturan skor. FIFA waktu mengonfirmasi akan menyelidiki hasil pertandingan yang dianggap tidak biasa ini. Namun akhirnya, dinyatakan laga ini bebas dari pengaturan skor.
Di era sekarang, Timnas Indonesia sudah berbeda dengan masa suram tersebut. Menempati peringkat 134 FIFA, Indonesia kini dilatih Shin Tae-yong dan diperkuat pemain-pemain yang berpengalaman di Eropa. Sebut saja Thom Haye, Sandy Walsh, Jay Idzes, Ragnar Oratmangoen, dan masih banyak lagi.
Di sisi lain, Bahrain kini di peringkat 81 dunia. Mereka sama seperti Indonesia di Piala Asia lalu, cuma sampai 16 besar. Memori mengalahkan Bahrain di GBK pada Piala Asia 2007 bisa menjadi pelecut semangat meraih kemenangan kandang, sementara 'Garuda' harus mati-matian setidaknya menahan imbang di partai tandang.
Selebrasi pemain Timnas Indonesia Thom Haye usai mencetak gol ke gawang Timnas Filipina Patrick pada pertandingan lanjutan Grup F ronde kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (11/6/2024). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Timnas Indonesia mungkin akan sulit jika harus menang 10-0 di GBK. Namun, kemenangan berapa pun skornya akan sangat berharga bagi perjuangan 'Garuda' ke Piala Dunia 2026 dan sudah cukup untuk membalas luka kekalahan.
ADVERTISEMENT
Ronde Tiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 digelar dengan sistem kandang dan tandang. Dua tim teratas setiap grup akan langsung lolos ke putaran final Piala Dunia 2026, sedangkan tim peringkat ketiga dan keempat akan berjuang lagi di Ronde Keempat, sedangkan tim posisi lima dan enam sudah pasti tersingkir.
Bahrain dan China adalah lawan paling realistis yang bisa dikalahkan Indonesia di Grup C Ronde 3 ini, ketimbang Arab Saudi, Australia, ataupun Jepang yang secara kualitas lebih jauh di atas.