Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Tidak ada yang ideal dalam dunia Sir Alex Ferguson karena yang ideal tidaklah cukup baginya. Ferguson adalah fenomena yang harus melakukan segalanya dengan fenomenal, termasuk dalam menjalani pertandingan terakhir dalam kariernya.
ADVERTISEMENT
Musim 2012/13 merupakan musim terakhir Ferguson bersama Manchester United . Pada titik itu dia sebenarnya sudah kewalahan, khususnya dalam menahan progres si tetangga berisik, Manchester City.
Pada musim sebelumnya, Ferguson akhirnya merasakan betul kehebatan Manchester City. Tim asuhannya digasak 1-6 di Old Trafford. Di akhir musim, Ferguson harus mendapati City menjadi juara Premier League dengan cara super dramatis.
Namun, misi Ferguson memang belum selesai. Keberhasilan City menjadi juara liga musim 2011/12 berarti trofi Liga Inggris United tertahan di angka 19. Ferguson ingin lebih. Dia ingin jadi sosok yang mempersembahkan trofi ke-20 untuk 'Iblis Merah'.
Tak banyak yang dilakukan Ferguson untuk mewujudkan misi tersebut. Hanya ada satu bintang yang didatangkannya pada musim panas 2012. Namun, bintang itulah yang bakal jadi penentu gelar juara.
ADVERTISEMENT
Dia adalah Robin van Persie yang secara kontroversial diboyong dari Arsenal. Pada musim 2012/13, Van Persie mencetak 26 gol untuk Manchester United. Tak cuma mempersembahkan titel juara, penyerang Belanda itu juga menjadi topskorer liga.
Bersama Van Persie, perjuangan Manchester United merebut gelar ke-20 terasa lebih ringan. Permainan mereka memang tidak sempurna. Tak terhitung berapa kali lini tengah United digagahi tim lawan. Namun, kemenangan tetap datang dengan mudah.
Manchester United bahkan sudah memastikan gelar pada pekan ke-34 lewat kemenangan telak atas Aston Villa. Di laga itu sendiri, Van Persie mencetak gol cantik melalui tendangan voli. Di laga itu pula, masa bakti Ferguson di Old Trafford secara efektif sudah berakhir.
Secara resmi, era Ferguson berakhir empat pekan setelahnya, dalam pertandingan menghadapi West Bromwich Albion di The Hawthorne. 19 Mei 2013, Ferguson menjalani pertandingan ke-1.500 bersama Manchester United, yang juga jadi partai pemungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sepekan sebelum bertandang ke Midlands, Ferguson sudah terlebih dahulu berpamitan dengan para suporter Manchester United di Old Trafford. Usai membawa United menang 2-1 atas Swansea City, dia berpesan agar sang suksesor, David Moyes, diberi dukungan penuh.
Ferguson pun bertandang ke markas West Brom tanpa membawa urusan apa-apa. Hari yang cerah itu seakan-akan menjadi pertanda bahwa akhir karier sang gaffer bakal ditutup dengan sukacita.
Napas kompetisi memang tidak lagi terasa pada pertandingan terakhir Sir Alex itu. Suporter West Brom pun paham. Mereka sempat menawarkan tiket pertandingan kepada suporter United meski akhirnya dilarang pihak klub.
Sebelum pertandingan dimulai, Ferguson pun disambut meriah. Ada guard of honor untuknya dari para pemain West Brom dan Manchester United. Maskot tim tuan rumah pun tampak bercanda ria dengan sang legenda. Bagi semua yang terlibat, laga ini adalah sebuah pesta.
ADVERTISEMENT
Meski napas kompetisi tak lagi terasa, bukan berarti Manchester United tampil seenaknya. Belum sampai 10 menit, mereka sudah unggul dua gol lewat Shinji Kagawa dan bunuh diri Jonas Olsson. Pada menit ke-30, United bahkan mampu unggul 3-0 melalui aksi Alexander Buettner.
Sampai di situ, Manchester United tampak bakal menang mudah atas tuan rumah. Namun, West Brom sendiri tidak mau menyerah begitu saja. Lima menit sebelum turun minum, mereka memperkecil ketertinggalan lewat James Morrison.
Gol Morrison itu memberi stimulus semangat bagi para penggawa The Baggies. Pada menit ke-50, Romelu Lukaku mencetak gol kedua West Brom sekaligus membuat laga menjadi semakin terbuka.
Manchester United sebetulnya mampu merespons gol Lukaku itu dengan baik karena pada menit ke-53 dan 63, mereka berhasil membobol gawang West Brom lewat aksi Van Persie dan Javier Hernandez.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, ini adalah pertandingan terakhir Ferguson. Maka, sudah seharusnya pertandingan ini berakhir dengan cara yang sangat Ferguson. Dramatis dan fenomenal.
Sudah unggul 5-2, Manchester United akhirnya harus kebobolan tiga kali lagi. Lukaku mencetak dua gol tambahan untuk menjadikannya pencetak hattrick termuda ke gawang United sebelum Youssouf Mulumbu mencatatkan nama di papan skor pada menit ke-86.
West Bromwich Albion 5-5 Manchester United. Sepuluh gol tercipta dalam pertandingan terakhir Ferguson. Sebelumnya, ketika United asuhan Ferguson kebobolan lima gol, mereka selalu kalah.
Namun, tidak kali ini. Ini adalah hasil imbang 5-5 pertama dan terakhir Ferguson di Manchester United.
Dalam autobiografinya, Ferguson menulis bahwa pertandingan melawan West Brom itu merupakan epitome perjalanan kariernya bersama Manchester United.
ADVERTISEMENT
"Pertandingan yang gila, menghibur, dan sulit diterima akal sehat. Kalau kalian suka Manchester United, kalian pasti suka gol dan drama," tulis pria Skotlandia tersebut.
Ferguson, tentu saja, benar. Manchester United asuhannya adalah Manchester United yang tidak pernah peduli berapa gol bersarang di gawang mereka. Bagi mereka, yang terpenting adalah berapa gol yang bisa mereka lesakkan ke gawang lawan.
Oleh karena itu, Ferguson pun sama sekali tidak tampak gusar ketika pertandingan berakhir. Senyumnya masih tersungging lebar ketika memberi penghormatan kepada para suporter di stadion.
Lewat pertandingan itu, Ferguson sukses menutup karier dengan sepak bola yang dia cintai. Sepak bola yang memberinya puluhan gelar dan menjadikannya legenda. Sepak bola yang tidak ideal, tetapi fenomenal.
ADVERTISEMENT
===
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona . Yuk, bantu donasi atasi dampak corona!
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi 1 unit smartTV dan 2 jersi original klub Liga Inggris. Buruan daftar di sini .