Mengintip ‘La Fabrica’, Pabrik Pemain Milik Real Madrid

10 Mei 2017 19:08 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Para pemain Madrid merayakan gol. (Foto: REUTERS/Sergio Perez Livepic)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Madrid merayakan gol. (Foto: REUTERS/Sergio Perez Livepic)
“Di sini, kalian harus memilih: apa ingin menjadi (Zinedine) Zidane atau (Francisco) Pavon?”
ADVERTISEMENT
Kalimat di atas menyeruak di benak anak-anak kecil berusia 10 sampai 11 tahun yang bermain untuk Real Madrid Alevin. Bagi Anda yang lahir sempat menikmati permainan Los Galacticos jilid pertama, Anda tentu tahu apa bedanya Zidane dan Pavon, kan?
Oke, begini. Singkatnya, dahulu ada sebutan “Zidanes y Pavones” untuk menggambarkan dua “fraksi” di skuat utama Madrid. “Zidanes” adalah sebutan untuk para pemain bintang seperti —yah, siapa lagi kalau bukan— Zidane, sementara “Pavones” adalah sebutan untuk pemain yang biasa-biasa saja di skuat utama seperti Pavon.
Namun, bagi anak-anak tersebut, yang mereka ketahui hanya satu: Zidane. Pavon tak ubahnya sebutan bagi mereka yang tak memiliki potensi untuk bermain di Real Madrid di masa depan. Di akademi sepak bola Real Madrid, La Fabrica, kalimat itu menjadi pelecut semangat anak-anak tersebut.
ADVERTISEMENT
Barcelona memang boleh sombong dengan La Masia-nya. Tetapi, Barcelona juga harus ingat bahwa La Fabrica bukanlah akademi yang patut dianggap remeh. Sejak kalahnya jumlah lulusan La Fabrica dari La Masia di Piala Dunia 2010, La Fabrica terus berbenah.
La Fabrica atau yang jika di-bahasa Indonesia-kan disebut sebagai ‘Pabrik’ adalah rumah bagi 281 pemain muda di bawah bendera Real Madrid. Akademi ini didirikan pada 1942 dan terletak di Valdebebas, sebuah daerah di timur laut pusat kota Madrid.
Terbagi atas beberapa gedung —yang diberi nama Luis Figo, Zidane, Ronaldo, dan David Beckham— akademi ini berperan atas keberlangsungan regenarasi Real Madrid.
Dilengkapi oleh fasilitas olahraga nomor satu, La Fabrica tampak berusaha menyaingi kedigdayaan La Masia. Tak heran, ketika ada anak yang pertama kali menginjakkan kaki di sana, ada satu kalimat yang bakal terngiang di kepala anak tersebut, “Ketika kalian melewat gerbang ini, kalian bukan lagi anak orang tua kalian, sebab kalian sekarang adalah pemain Real Madrid.”
ADVERTISEMENT
Ucapan tersebut memang benar adanya. Di sini, anak kecil tidak datang untuk bermain sepak bola. Di sini, anak kecil datang untuk menjemput kejayaan mereka lebih awal. Dengan biaya pendidikan tak murah (kecuali jika menerima beasiswa), anak-anak diharuskan bersaing sedari usia yang masih begitu kecil.
Roberto Rojas, salah satu eks-penghuni La Fabrica, berkata kepada Bleacher Report bahwa begitu wajar jika kejayaan akan menjemput anak-anak tersebut di sana. “Sejak Anda datang di sana, sepak bola yang Anda yakini akan berubah, dari sesuatu hal yang membuat kegembiraan ke permainan yang akan memberikan Anda uang.”
Uang bukan satu-satunya hal yang membuat anak-anak di La Fabrica berubah. Sisi glamor Madrid, bisa jadi lebih parah soal membentuk kelakuan lulusan akademi ini di masa depan. Coba Anda bayangkan, di usia 13 tahun, mereka sudah harus berbagi loker dengan pemain bintang usai latihan dan bersikap manis di depan kamera televisi setiap akhir pekannya.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi yang jauh berbeda, anak-anak yang besar di La Fabrica memiliki pemahaman yang berbeda mengenai sepak bola. Apalagi jika dibandingkan dengan mereka yang lahir dan tumbuh di lingkungan La Masia.
Di saat La Masia membentuk anak-anak untuk dapat bermain kolektif di masa depan dan mengamalkan nilai-nilai Barcelona, La Fabrica justru sebaliknya. Di sini, nilai individualis lebih berlaku. Tak peduli dari mana Anda, Anda harus lulus dari sini dengan status bintang.
Didukung oleh slogan yang mengawali tulisan ini, La Fabrica mulai membentuk karakter pemain muda dalam 10 tahun terakhir. Setiap tahunnya, lima hingga enam orang gugur karena persaingan. Namun, lewat persaingan itu pula, Madrid mulai menunjukkan eksistensinya dalam sepak bola Eropa.
ADVERTISEMENT
Dalam skuat Real Madrid untuk Liga Champions musim ini, delapan di antara 25 nama yang didaftarkan adalah lulusan La Fabrica. Meski terbilang cukup sedikit jika dibandingkan dengan Barcelona dalam beberapa tahun terakhir, jumlah ini tetap patut untuk diapresiasi.
Ya, setidaknya jika Anda ingin berubah, Anda perlu langkah maju. Dan, menggunakan pemain La Fabrica adalah salah satu langkah maju yang sudah dilakukan oleh Real Madrid sejauh ini.