Menilik Peran Karim Benzema: Tidak Egois, tapi Tetap Klinis

26 November 2019 14:44 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Real Madrid Karim Benzema berebut bola dengan pemain Klub Brugge. Foto: PIERRE- PHILIPPE MARCO/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Real Madrid Karim Benzema berebut bola dengan pemain Klub Brugge. Foto: PIERRE- PHILIPPE MARCO/AFP
ADVERTISEMENT
Dulu, Real Madrid pernah memiliki mesin lini tengah yang menjadi generator dari skuat Los Galacticos bernama Claude Makelele.
ADVERTISEMENT
Makelele memang tidak menonjol laiknya pemain-pemain bintang Madrid yang lain. Namun, perannya di lini tengah diakui. Oleh karena itu, ketika ia pindah ke Chelsea pada 2003, Zinedine Zidane bilang seperti ini.
"Buat apa melapisi lagi emas pada mobil Bentley ketika Anda sudah kehilangan mesinnya?" begitu katanya.
Hal itu kini dialami oleh Karim Benzema, penyerang Madrid. Ia dianggap sebagai pemain yang tidak terlalu berperan dalam kesuksesan Madrid beberapa musim ke belakang.
Padahal, Benzema justru memegang peranan penting sebagai sosok yang tidak egois, namun tetap klinis di depan gawang lawan.
Karim Benzema mencetak satu dari lima gol Madrid pada laga melawan Leganes. Foto: Susana Vera/Reuters
***
Dalam sebuah tulisan di laman BBC, salah seorang sumber di klub Madrid mengungkapkan jika Benzema acap mendapatkan kritik selama 10 musim terakhir. Ia merasa heran dengan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Ya, Benzema sempat masuk dalam daftar pemain underrated di Marca. Tidak hanya itu, ia juga tidak masuk dalam daftar 15 penyerang Prancis yang semestinya layak membela Tim Nasional di ajang Piala Dunia 2018 versi L'Equipe.
"Saya kira bakatnya tidak terlalu dihargai dan itu memengaruhi dirinya. Januari 2018 lalu, L'Equipe mempublikasikan daftar 15 calon penyerang Prancis untuk ajang Piala Dunia 2018," ujar John Bennett, salah satu staf dari BBC World Service Sport.
"Benzema tidak ada dalam daftar tersebut, dan ia pun berkicau di media sosialnya, 'Hey, L'Equipe, temanku, mungkinkah aku masuk urutan 16?'. Kontroversi di luar lapangan memang membuatnya tidak dihargai Prancis," tambahnya.
Terlepas dari minimnya penghargaan yang Benzema terima, penyerang asal Prancis itu konsisten menunjukkan taji bersama Madrid. Selama beberapa musim terakhir, ia banyak terlibat dalam penciptaan gol tim berjuluk Los Blancos itu.
Sergio Ramos dan Karim Benzema di laga melawan Sevilla. Foto: Marcelo Del Pozo
Sejak didatangkan dari Olympique Lyon pada 2009 silam--bersamaan dengan datangnya Cristiano Ronaldo--, Benzema mampu mencetak 234 gol dan 130 assist dari 481 penampilan yang ia catatkan bersama Madrid.
ADVERTISEMENT
Bermain di antara para bintang, Benzema mampu menempatkan diri dengan baik. Ia mampu menjadi pelayan Ronaldo di lini depan. Bahkan, dalam beberapa kesempatan ia kerap mundur ke tengah, dan membagikan bola di area sepertiga akhir.
Sifat tidak egois Benzema inilah yang membuat lini serang Madrid tampil cair. Andaikan ia tidak seperti itu, bisa jadi lini depan Madrid akan kaku, dan menjadi lini serang yang mengedepankan kekuatan individu.
"Benzema adalah pemain yang populer di antara para suporter dan rekan-rekan setimnya, karena ia bisa menyokong penampilan rekan-rekannya di atas lapangan. Ia adalah penyerang tidak egois, ia adalah seorang team player," ungkap Bennett.
"Benzema juga sudah bekerja keras di dalam dan di luar lapangan. Anda tidak akan bisa mencapai level konsistensi seperti Benzema, yang mampu menjaga kebugaran tubuhnya serta mampu menjaga hidupnya di luar lapangan," lanjutnya.
Pemain Real Madrid Karim Benzema berebut bola dengan pemain Atletico Madrid. Foto: JAVIER SORIANO/AFP
Bukan cuma mendukung rekan setimnya, Benzema juga mampu menciptakan gol bagi dirinya sendiri. Memang, torehan golnya menipis tatkala Ronaldo didaulat sebagai mesin gol Madrid. Namun, lesakan Benzema meningkat dalam dua musim terakhir.
ADVERTISEMENT
Pada musim 2019/20 ini, Benzema sukses mencetak 12 gol dan 6 assist dari 16 penampilannya bersama Madrid. Dari situ, terlihat bahwa selain tidak egois, Benzema juga adalah penyerang yang klinis.
Tak heran Benzema jadi idaman sekaligus andalan di Madrid sampai kini. Wajar juga jika ia mampu menggondol dua gelar La Liga, dua gelar Piala Raja Spanyol, empat gelar Liga Champions, serta tiga gelar Piala Super Eropa untuk Madrid.
***
Dengan segala catatan apiknya ini, Benzema akan kembali jadi andalan saat Madrid menjamu Paris Saint-Germain (PSG) dalam matchday 5 Liga Champions 2019/20 di Santiago Bernabeu.
Benzema mampu tampil ciamik saat Madrid bersua Galatasaray di matchday 4 Liga Champions. Ia sukses mencetak 2 gol dan 1 assist di laga tersebut. Ia juga sukses menyumbangkan 1 gol dan 1 assist saat Madrid mengalahkan Real Sociedad.
ADVERTISEMENT
Namun, pertanyaannya sekarang adalah, mampukah Benzema melakukan itu? Apalagi di pertemuan pertama, ia dibuat tidak berkutik saat Madrid ditumbangkan PSG dengan skor 0-3.