Menimbang Lazio sebagai Kandidat Peraih Scudetto

3 Februari 2020 16:31 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Lazio, Ciro Immobile, merayakan gol ke gawang Brescia. Foto: REUTERS/Daniele Mascolo
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Lazio, Ciro Immobile, merayakan gol ke gawang Brescia. Foto: REUTERS/Daniele Mascolo
ADVERTISEMENT
Bila Anda berpikir Serie A 2019/20 cuma jadi arena Juventus dan Inter Milan saja, (maaf) itu perlu dikoreksi. Masih ada Lazio sebagai kandidat kuat peraih Scudetto musim ini.
ADVERTISEMENT
Supercoppa Italia 2019 jadi salah satu bukti kredibilitas Lazio. Pada laga yang digelar di Arab Saudi itu, Biancocelesti sukses menghajar sang juara bertahan Juventus 3-1.
Well, Lazio sekarang memang masih nangkring di peringkat ketiga klasemen Serie A dengan 49 angka --terpaut 5 poin dari Juventus dan 2 dari Inter. Namun, perlu diingat kalau Lazio masih menyimpan satu pertandingan lebih banyak.
Lawan mereka juga relatif mudah, Hellas Verona. Jadi, andai gerombolan Simone Inzaghi itu menang atas Gialloblu pada Kamis (6/2/2020) dini hari WIB, posisi runner-up bakal mereka raih --meski hitungannya masih sementara.
Laga Juventus versus Inter Milan. Foto: REUTERS/Stefano Rellandini
Soal konsistensi, Lazio jadi yang terdepan sekarang. Mereka tak pernah kalah di pentas Serie A sejak akhir September. Rinciannya, 13 kali menang dan sekali imbang.
ADVERTISEMENT
Torehan itu masih lebih baik dari Inter dalam durasi yang sama: 9 kemenangan, 6 hasil imbang dan sekali kalah. Serta Juventus yang sudah 12 kali menang serta masing-masing mencatatkan 2 kekalahan dan hasil imbang.
Simone Inzaghi mengecup trofi Supercoppa Italiana. Foto: Reuters/Alberto Lingria
Inzaghi sebenarnya tak banyak melakukan perombakan komposisi dibanding edisi-edisi sebelumnya. Pakem dasar tiga bek masih dipegangnya. Bedanya, dia sekarang intens menggunakan dua penyerang. Hasilnya tokcer.
Ciro Immobile sebagai juru gedor utama berhasil mengukir 25 gol sejauh ini. Joaquin Correa dan Felipe Caicedo jadi opsi tandemnya. Nama yang disebut pertama difungsikan demi mengatrol fluiditas, sedangkan Caicedo dipakai untuk memfokuskan serangan ke sentral pertahanan lawan.
Ciro Immobile dan Felipe Caicedo merayakan gol ke gawang Sampdoria. Foto: Twitter @officialSSLazio
Tentu saja Luis Alberto tak bisa dikesampingkan. Secara posisi, pemain asal Spanyol itu memang bermain lebih dalam ketimbang musim lalu. Dia berada sejajar dengan Sergej Milinkovic-Savic sebagai gelandang tengah.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, Alberto masih dibebani tugas sebagai kreator serangan utama tim. Moncer karena dia berhasil jadi top assist di Serie A sejauh ini di angka 11.
Maka jangan heran kalau produktivitas Lazio tergolong tinggi. 2,5 gol per laga dalam rata-rata. Catatan itu hanya kalah dari Atalanta yang mencapai 2,7.
Luis Alberto merayakan gol ke gawang Juventus di Supercoppa. Foto: AFP/Filippo Monteforte
Bukan cuma produktivitas yang jadi nilai plus Lazio, lho. Pertahanan mereka juga terbukti ampuh. Mereka baru kebobolan 20 dari 21 pertandingan atau 0,95 bila dirata-rata per laga.
Torehan itu masih lebih baik dari Juventus yang rata-rata kemasukan 1,04 di tiap pertandingan. Hanya Inter yang punya catatan lebih baik dari Lazio dengan rata-rata bobol mencapai 0,81 per laga.
ADVERTISEMENT
Para pemain Lazio merayakan gol Luis Alberto ke gawang Juventus di Supercoppa Italiana 2019. Foto: REUTERS/Ahmed Yosri
Bila tak ada aral melintang, Lazio bakal menggeser posisi Inter sebagai runner-up pada Kamis nanti. Betul bahwa lawan mereka, Verona, sedang bagus-bagusnya. Enam laga mereka lewati tanpa kalah --termasuk menahan imbang AC Milan di San Siro malam tadi.
Namun, catatan mengkilap itu tak cukup mempan untuk menghentikan laju Lazio. Lagipula, Verona terbentur dengan tren buruk kala mentas di Olimpico. Salvatore Bocchetti cs. selalu kalah dalam tiga lawatan terakhirnya. Parahnya lagi, mereka mampu bikin 2 gol dan 9 kali kebobolan dalam rentang waktu tersebut.