Meraba Rencana Klopp Menjadikan Larouci sebagai Deputi Robertson

22 Juli 2019 13:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yasser Larouci di laga melawan Borussia Dortmund, Foto: Trevor Ruszkowski-USA TODAY Sports/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Yasser Larouci di laga melawan Borussia Dortmund, Foto: Trevor Ruszkowski-USA TODAY Sports/REUTERS
ADVERTISEMENT
Laga persahabatan tak selalu bersahabat. Apa yang terjadi pada Yasser Larouci ketika Liverpool melakoni pertandingan persahabatan melawan Sevilla adalah buktinya.
ADVERTISEMENT
Bukan, ini buka soal kekalahan 1-2 yang dicap Liverpool pada laga yang berlangsung di Fenway Park Stadium, Boston, itu pada Senin (22/7/2019). Liverpool hanya mampu mencetak gol via Divock Origi pada menit 44. Sementara, Sevilla dua kali menggetarkan jala lawan lewat gol Nolito (37') dan Alejandro Pojo (90').
Kekalahan memang perkara buruk, tapi yang terburuk adalah cedera Larouci.
Pemain berusia 18 tahun itu mesti ditandu ke luar lapangan akibat dilanggar Joris Gnagnon pada menit. Melihat tayangan ulang, manuver Gnagnon kepada Larouci yang sedang menggiring bola itu lebih tepat disebut menendang daripada menekel.
Hingga kini, Juergen Klopp belum mengetahui dengan pasti kondisi Larouci. Satu-satunya yang ia yakini betul adalah tekel itu begitu keras dan tidak pantas.
ADVERTISEMENT
"Ia menerjang Yasser (Larouci) dengan begitu keras. Seandainya posisinya berbeda sedikit saja, wah, semuanya bisa tamat. Larouci sudah terbiasa dengan olahraga (sehingga bisa mengantisipasi -red). Jadi, saya harap semuanya baik-baik saja," jelas Klopp, dilansir The Guardian.
"Saya tidak yakin 100% seperti apa kondisinya saat ini. Sepertinya Larouci cukup beruntung. Saya hanya bicara sebentar dengan dokter, tapi kami masih harus menunggu hasil pemeriksaannya," jelas Klopp.
Di sisi lain, Gnagnon juga tidak merespons insiden ini dengan santai-santai saja. Menyadari bahwa tindakannya begitu gegabah, sang penggawa Sevilla meminta maaf secara terbuka.
"Saya ingin meminta maaf secara terbuka kepada Liverpool, keluarga pemain, dan suporter. Tekel yang saya lakukan tersebut sangat memalukan. Apa pun alasannya, tindakan seperti itu tidak boleh muncul di sepak bola," ucap Gnagnon.
ADVERTISEMENT
Larouci berduel dengan Sebastien Mathieu Corchia di laga melawan Sevilla. Foto: Joseph Prezioso / AFP
Bermain sebagai bek kiri, Larouci mulai mendapat sorotan. Yang perlu digarisbawahi, jika kau bermain sebagai bek kiri Liverpool dan mulai menjadi perbincangan, itu berarti pilihannya cuma dua: Kau tampil buruk sekali atau baik sekali.
Sebagian orang menyadari bahwa Liverpool diperkuat bek kiri kualitas wahid seperti Andrew Robertson. Sudah cerdas dan tangguh, Robertson jarang cedera dan tak pernah bertingkah aneh pula. Sederhananya, komplet.
Tapi, sebaik-baiknya Robertson, ia bukan robot. Lagipula bergantung pada satu pemain saja adalah langkah naif bagi tim. Itulah sebabnya, mencari deputi Robertson dinilai sebagai perkara penting.
Untungnya, Larouci tidak tampil buruk. Sebelum turun arena melawan Sevilla, penggawa Liverpool U-18 itu lebih dulu berduel melawan Borussia Dortmund di Indiana. Larouci tampil menjanjikan. Klopp bahkan terkesan dengan manuvernya kala membatasi pergerakan pemain sekelas Jadon Sancho.
ADVERTISEMENT
"Tampil baik di area luas maupun sempit menjadikanmu sebagai pemain yang menarik. Seperti itulah Jadon (Sancho). Yasser (Larouci), bek kiri kami yang berusia 18 tahun itu, berduel dengan salah satu talenta terbesar di jagat sepak bola. Dalam kondisi seperti itu, ia menampilkan performa yang baik," jelas Klopp.
Kabar baiknya, Klopp bukan pelatih yang takut mengangkat pemain muda ke tim utama. Lihat saja apa yang dilakukannya pada Trent Alexander-Arnold. Umur tak selamanya menjadi tolok ukur. Nyatanya, Alexander-Arnold yang belum genap tiga tahun lalu melakoni debutnya bersama Liverpool itu, berhasil membayar lunas kepercayaan Klopp.
Klopp dan Alexander-Arnold. Foto: REUTERS/Dylan Martinez
Tak tanggung-tanggung, Alexander-Arnold menjadi bek dengan jumlah assist terbanyak sepanjang sejarah Premier League lewat 12 assist. Tadinya, rekor tersebut dipegang oleh bek legendaris Everton, Andy Hinchcliffe, yang membuat 11 assist pada 1994/95.
ADVERTISEMENT
Saking ciamiknya performa Alexander-Arnold, Klopp bahkan berani meminjamkan Nathaniel Clyne, yang sebelumnya jadi pilihan reguler di pos bek kanan, ke Bournemouth.
Jika cedera itu tak gawat sehingga Larouci membuktikan bahwa kualitasnya bukan kehebatan satu atau dua malam saja, bukan tak mungkin Larouci akan merengkuh tempat yang sama prestisiusnya dengan Alexander-Arnold. Apalagi, Larouci bukan satu-satunya pemain muda yang diturunkan sebagai pengganti di laga ini. Masih ada gelandang 19 tahun, Adam Lewis.
Bisa jadi, performa anteng Liverpool di bursa transfer musim ini bukan karena mereka kehabisan target, tapi karena mereka sedang membidik pemain-pemain muda sendiri.