Meski Gagal Sabet Emas, Indra Sjafri Apresiasi Capaian Timnas U-23

11 Desember 2019 8:34 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Asisten pelatih Timnas U-23 Indonesia Kurniawan Dwi Yulianto (kanan) menghibur pesepak bola Osvaldo Haay (kiri) di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina. Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Asisten pelatih Timnas U-23 Indonesia Kurniawan Dwi Yulianto (kanan) menghibur pesepak bola Osvaldo Haay (kiri) di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina. Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
Timnas U-23 Indonesia harus puas dengan raihan medali perak di SEA Games 2019. Mereka ditekuk oleh Vietnam dengan skor 0-3 dalam partai final yang dihelat di Rizal Memorial Stadium, Selasa (10/12/2019) malam WIB.
ADVERTISEMENT
Kendati gagal menyabet medali emas, Indra Sjafri tetap melayangkan apresiasi atas pencapaian Osvaldo Haay dan kolega. Pasalnya, ini menjadi kali pertama Indonesia menjejak final SEA Games, setelah terakhir kali merasakannya pada 2013 silam.
Pada ajang SEA Games 2013, Indonesia juga sukses melaju ke final. Sayang, ketika itu mereka kalah 0-1 dari Thailand. Sementara itu, pada edisi 2015, Indonesia berada di peringkat empat. Berlanjut pada 2017, Indonesia meraih medali perunggu.
Atas dasar keberhasilan menembus partai pemungkas setelah enam tahun lamanya itulah, Indra menyebut capaian Timnas U-23 di tahun 2019 ini patut mendapat apresiasi.
Pemain Timnas U-23 Indonesia Osvaldo Haay (kedua kiri) dan Muhammad Rafli (kiri) meluapkan kesedihan di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina. Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
"Kita enggak masuk final sudah enam tahun, jadi prestasi hari ini sebenarnya jauh lebih baik ketimbang enam tahun sebelumnya," ujar Indra saat konferensi pers usai laga.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Timnas U-23 tetap gagal menuntaskan dahaga panjang pecinta sepak bola Tanah Air untuk melihat emas SEA Games pulang ke Indonesia.
Indra mengaku sudah mempersiapkan strategi bermain sebaik mungkin untuk menghadapi Vietnam. Tetapi, hasil akhir rupanya tidak berpihak bagi Timnas U-23.
"Kita mencoba untuk menjadi lebih baik dengan mengusahakan medali emas, setelah 28 tahun terakhir. Dan kita mulai dengan gim terbuka, karena ini memang single match, tidak ada lagi pertandingan setelah ini. Kalau enggak kalah, ya, menang," tutur sosok asal Sumatera Barat tersebut.
Penjaga gawang Timnas U-23 Indonesia Nadeo Arga Winata (tengah) saat pertandingan final sepak bola putra SEA Games 2019 di Stadion Rizal Memorial, Manila. Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
"Atas dasar itu, kita memulai pertandingan dengan permainan terbuka, tetapi secara keseluruham, tim ini lebih baik dari laga-laga sebelumnya," tambahnya.