Mesut Oezil, Ingatan tentang Bergkamp, dan Hakikat Pemain Kreatif

17 September 2018 7:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mesut Oezil di laga Newcastle United vs Arsenal. (Foto: Reuters/Lee Smith )
zoom-in-whitePerbesar
Mesut Oezil di laga Newcastle United vs Arsenal. (Foto: Reuters/Lee Smith )
ADVERTISEMENT
Kostum Arsenal bernomor punggung 10 itu sudah resmi menjadi milik Mesut Oezil. Hampir setiap klub punya kostum keramat. Di, Arsenal nomor punggung 10 adalah kostum keramat. Salah satu sosok yang pernah menggunakan nomor punggung ini adalah Dennis Bergkamp.
ADVERTISEMENT
Bagi Arsenal, Bergkamp adalah legenda. Bergkamp telah bermain sebanyak 423 kali dan berhasil menyarangkan 112 gol untuk Arsenal. Dalam kurun waktu 10 musim, ada 10 gelar juara yang dipersembahkannya untuk The Gunners. Selain itu, ia juga pernah dianugerahi gelar PFA Player of The Year edisi 1997/98.
Ingatan Emirates Stadium tentang Bergkamp berkisar tentang kebebasannya di atas lapangan. Walau dikenal sebagai pencetak gol ulung, Bergkamp juga dikenang sebagai otak kreativitas permainan tim.
Di atas lapangan bola, Bergkamp ibarat sosok yang bisa menemukan dimensi lain. Permainannya seperti membuktikan bahwa ia selalu bisa melihat ruang yang tidak kasatmata bagi pemain lain, termasuk oleh rekan-rekan setimnya sendiri.
Itulah sebabnya, sosok yang didewasakan oleh sepak bola Ajax ini berulang kali menciptakan gol ajaib. Contoh yang paling kentara terjadi di laga Arsenal melawan Newcastle United pada 2002. Bila dipersingkat, ceritanya akan menjadi seperti ini.
ADVERTISEMENT
Sambil berputar sehingga posisinya membelakangi bek Newcastle, Nikos Dabizas, Bergkamp menerima bola kiriman Robert Pires yang diadang oleh dua pemain Newcastle. Bergkamp melakukan sentuhan kecil dengan kaki kirinya supaya bola melintas di sisi kanan lawan. Begitu sentuhannya tadi berhasil mendorong bola sedikit melewati jangkauan bek, sepakan mendatarnya dengan kaki kanan menjadi awal dari keunggulan pertama Arsenal di menit 11.
Ingatan tentang kebebasan dan kreativitas Bergkamp menyeruak ketika kostum bernomor punggung 10 itu jatuh ke tangan Mesut Oezil. Seketika, pembicaraan yang membanding-bandingkan Oezil dan Bergkamp menjadi perkara jamak. Bergkamp pun sudah angkat suara mengenai perbandingan ini. Katanya, peran Oezil di Arsenal membuatnya mahfum mengapa sosok kelahiran Jerman itu berulang kali dibanding-bandingkan dengannya.
ADVERTISEMENT
Bagi Oezil, disejajarkan dengan seorang legenda adalah kehormatan yang tiada tara. Tapi, Oezil tak pernah ingin menjadi Bergkamp, semasyhur apa pun sosok itu. Ketimbang dikenal sebagai 'The Other Bergkamp' atau bahkan 'The Next Bergkamp', ia lebih suka dikenal sebagai Oezil. Pemain yang menjadi sumber kreativitas Arsenal di era ini.
Dennis Bergkamp dan rekan-rekan setimnya. (Foto: ADRIAN DENNIS / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Dennis Bergkamp dan rekan-rekan setimnya. (Foto: ADRIAN DENNIS / AFP)
"Saya selalu ingin mengendalikan pertandingan, memberikan assist dan menolong tim saya. Keinginan-keinginan itu selalu ada bersama saya sejak awal. Di posisi sekarang, saya memiliki banyak kesempatan untuk bermain lebih ke depan. Saya bisa saja meminta bola dan umpan, ataupun mencetak gol untuk diri sendiri," jelas Oezil di laman resmi Arsenal.
"Saya sudah mendengar sejak lama bahwa cara bermain saya serupa dengan gaya permainan Bergkamp. Tentu saja saya bangga dan merasa terhormat dengan perbandingan ini. Bergkamp adalah legenda hidup Arsenal dan ia adalah seorang pesepak bola yang menakjubkan."
ADVERTISEMENT
"Tapi, saya tidak ingin membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain. Saya memiliki gaya permainan sendiri dan saya sudah menyadarinya sejak kecil. Saya bangga dengan perbandingan tadi, tapi saya Mesut Oezil dan perjalanan saya belum tamat," tegas Oezil.
Oezil adalah contoh sempurna seperti apa menjadi manusia di atas lapangan bola. Kritik yang menggempurnya sama banyak dengan pujian yang diterimanya. Berita miring tentangnya sama intensnya dengan kabar baik yang menyertai. Penampilannya di Premier League 2018/19 menjadi contoh terbaru.
Pada empat pertandingan pertama yang sudah dijalani Arsenal, Oezil memang masih menjadi pilihan utama dengan turun di tiga laga. Tetapi, eks pemain Real Madrid itu belum juga membukukan assist maupun gol di ketiga laga tadi.
ADVERTISEMENT
Berangkat dari kondisi ini, Unai Emery meminta Oezil untuk bermain lebih maju dan membantu tim lewat umpan-umpan dan golnya. Yang datang kepada Oezil bukan hanya permintaan sang pelatih, tapi juga kritik publik dan berita miring. Menyoal yang terakhir, berkembang spekulasi bahwa hubungannya dengan sang pelatih tak akur.
Mesut Oezil dan Unai Emery usai laga melawan Cardiff City. (Foto: REUTERS/Rebecca Naden)
zoom-in-whitePerbesar
Mesut Oezil dan Unai Emery usai laga melawan Cardiff City. (Foto: REUTERS/Rebecca Naden)
Namun, selalu ada waktu bagi Oezil untuk mengubah kritik menjadi pujian, selalu ada momentum untuk mengakhiri kabar miring dan memulai kabar baik. Di laga pekan kelima Arsenal, Oezil tak hanya kembali menjadi pilihan Emery. Ia juga mencetak gol yang menggenapkan kemenangan 2-1 Arsenal atas Newcastle United. Seperti itulah Oezil merayakan penampilan ke-200-nya (yang bahkan tidak ia sadari, haha) bersama Arsenal.
Mencetak gol selalu menjadi kesenangan tersendiri bagi pesepak bola. Ironisnya, sikap egosentris pesepak bola menjadi lazim karena begitu mendamba kesenangan ini. Alhasil, bukannya terlibat dalam permainan tim, seorang pemain justru mengandalkan kemampuan individu.
ADVERTISEMENT
Kabar baiknya, Oezil tak menemukan kesenangan dari permainan yang demikian. Ia bahkan menjelaskan, memberi assist bagi kawan-kawannya jauh lebih menyenangkan ketimbang mencetak gol.
"Sejak kecil, kebanyakan pemain yang saya lihat begitu menikmati momen saat mencetak gol. Tapi, saya berbeda. Momen yang paling saya sukai justru datang saat saya memberikan assist. Penyebabnya sederhana. Lewat assist itu, teman saya dapat mencetak gol. Itulah bantuan yang bisa saya berikan kepada tim," jelas sosok berdarah Turki ini.
"Di mana pun saya menerima bola, saya selalu memikirkan hal sebaliknya, saya selalu memposisikan diri sebagai lawan. Jadi, saya dapat menentukan apakah saya harus mencoba untuk membuat gol atau mengirimkan assist. Makanya, normal bagi saya untuk selalu mengirimkan bola ke area depan."
ADVERTISEMENT
"Menurut saya, seorang pemain kreatif harus selalu bersenang-senang di atas lapangan dan percaya dengan gaya permainannya untuk membantu tim. Saya bermain seperti ini di sepanjang karier saya. Dan pada kenyataannya, sampai hari ini pun, saya menikmati momen saat berhasil mengirimkan assist kepada rekan-rekan saya," pungkas Oezil.