Mimpi Yusuf Mansur Usai Miliki Saham di Lechia Gdansk

6 Desember 2018 18:01 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konpers Egy Maulana Vikri - Lechia Gdansk. (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konpers Egy Maulana Vikri - Lechia Gdansk. (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
ADVERTISEMENT
Di tengah kondisi karut-marut sepak bola Indonesia yang dihantam dengan isu pengaturan skor, sebuah kabar baik menghampiri. Hal itu menyusul tersematnya perusahaan financial technology (fintech) asal Indonesia, PayTren, di jersi klub Polandia, Lechia Gdansk.
ADVERTISEMENT
Tersematnya logo PayTren di bagian dada jersi Lechia Gdansk cukup mengejutkan. Pasalnya, sejauh ini tak banyak perusahaan asal Tanah Air yang mampu menembus kerasnya persaingan bisnis di sepak bola Eropa.
Kerja sama yang terjalin antara PayTren dengan Lechia Gdansk sejatinya tak lepas dari hubungan baik antara sang pemilik PayTren, Yusuf Mansur, dengan Presiden Lechia Gdansk, Adam Mandzira. Keduanya pertama kali bertemu ketika Yusuf Mansur mengantarkan Egy Maulana Vikri untuk diperkenalkan kepada publik di Gdansk pada Maret silam.
Semenjak saat itu, komunikasi yang dijalin Yusuf Mansur dengan Adam pun semakin intens. Puncaknya, Adam berkunjung ke Ibu Kota beberapa pekan lalu. Pertemuan itu bahkan sempat diunggah Yusuf Mansur melalui Instagram pribadinya. Pada sebuah video, Adam memberikan jersi Lechia Gdansk berlogo PayTren kepada Yusuf Mansur.
ADVERTISEMENT
Kabar tersebut semakin ramai ketika Yusuf Mansur kembali mengunggah jersi Lechia Gdansk berlogo PayTren dengan menuliskan bahwa jersi itu akan dipakai pada akhir pekan ini.
Lantas, apa yang mendasari Yusuf Mansur menjalin kerja sama dengan Lechia Gdansk? Untuk mengetahui lebih jauh, kumparanBOLA berbincang dengan dai kondang Tanah Air ini di Jakarta, Kamis (6/12/2018). Berikut petikan wawancaranya.
Dari sekian banyak klub di Eropa, mengapa Lechia Gdansk yang dipilih?
Bagi saya, Lechia Gdansk adalah etalase Indonesia. Saya akan menjadikannya seperti itu. Di sini, saya berdiri bukan atas nama pribadi, tapi nama Indonesia.
Dengan hadirnya PayTren di Lechia Gdansk, maka kami (Indonesia) memberikan kabar ke Eropa, makanya saya bilang 'Eropa, we are coming (kami datang)'.
ADVERTISEMENT
Indonesia mungkin belum bisa datang sebagai peserta di Piala Dunia, tapi bisa banget ambil bagian dari sisi bisnis. Dengan adanya logo PayTren di jersi Lechia Gdansk, investor dari luar negeri akan mencari tahu dan ujungnya akan mulai melirik Indonesia.
Mereka datang ke Jakarta. Mereka posting di media sosial soal Jakarta dan sebagainya. Maka itu akan menimbulkan efek yang luar biasa. Berdampak kepada pariwisata Indonesia, membangkitkan citra Indonesia bahwa negeri kita aman.
Apa yang telah dilakukan klub-klub Eropa dengan menunjukkan rasa simpati waktu Indonesia diguncang bencana alam sangat perlu diapresiasi. Tapi, saya kepengin Indonesia dikenal masyarakat Eropa dan dunia dari hal lain, bisnis misalnya.
Dan, Lechia Gdansk bisa menjadi pintu masuk bagi PayTren untuk kemudian melihat ke klub-klub Eropa lainnya.
ADVERTISEMENT
Muhammad Kun Syafi'i, anak Ustaz Yusuf Mansur (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Kun Syafi'i, anak Ustaz Yusuf Mansur (Foto: Istimewa)
Sebenarnya, seperti apa bentuk kerja sama antara PayTren dengan Lechia Gdansk?
Memangnya saya sudah bayar? Saya bayar Rp 0,- hehehe... Ini yang juga ingin saya sampaikan kepada para pebisnis Indonesia, terutama yang muda-muda, bahwa bisnis enggak selalu harus bayar di muka.
Terus, bagaimana saya membayarnya? Pertama, dengan nama dan trust (kepercayaan). Kalau dua itu sudah didapat, udah selesai.
Adam percaya nama PayTren bisa besar. Saya ajukan konsep dan mimpi-mimpi tentang PayTren di Lechia Gdansk. Adam yakin dengan konsep yang saya ajukan dan dia percaya saya bisa mewujudkannya. Saya terus minta 'kasih dong kepercayaan PayTren di jersi Lechia Gdansk'. Dan, dia sanggupin.
Ya, saya bayarnya nanti. Kalau ini (kerja sama) sudah kick-off, semua mulai bekerja. Saya mulai bayarnya pas di Juni 2019, dicicil selama beberapa bulan ke depan.
ADVERTISEMENT
Jadi, bentuk kerja samanya bukan sponsorship, ya, tapi kepemilikan saham. Saya rasa ini baru pertama kali perusahaan Indonesia punya saham di klub Eropa.
Berapa lama logo PayTren akan tersemat di jersi Lechia Gdansk?
Kalau dari kontrak, dua tahun. Nanti akan kita lihat lagi ke depannya seperti apa.
Indra Sjafri dan Yusuf Mansur. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Indra Sjafri dan Yusuf Mansur. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Apa keuntungan untuk sepak bola Indonesia dengan masuknya PayTren di Lechia Gdansk?
Saya kepingin klub-klub Eropa melirik pemain-pemain sepak bola kita. Ini mimpi saya. Sudah ada Egy, menyusul nanti Witan (Sulaeman, mantan pemain Timnas Indonesia U-19) dan nama-nama lainnya. Tapi ada cara yang menurut saya lebih strategis yaitu dengan membawa pesepak bola belia berbakat kita untuk berlatih di tim muda Lechia Gdansk.
ADVERTISEMENT
Mereka akan tinggal dan sekolah di sana, sambil berlatih dengan tim muda. Saya punya hak untuk 'menitipkan' anak-anak muda berbakat Indonesia di sana. Karena PayTren 'kan punya saham di sana. Kalau di tim muda juga enggak masalah. Mereka berlatih dan punya target bisa masuk ke tim senior.
Saya bisa jadi ayah angkat mereka. Untuk pemilik Lechia Gdansk, saya pikir akan menyambut rencana strategis itu dengan baik.