Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mo Salah Pernah Tampil Buruk hingga Klub Lamanya Pikir Keliru Beli Kembarannya
22 Oktober 2021 15:01 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Satu aksi fenomenal Salah musim ini adalah menggetarkan jala gawang Manchester City di pekan ketujuh Liga Inggris 2021/22. Kala itu, penggawa Liverpool nomor 11 ini berhasil menggocek sejumlah pemain The Citizens sebelum menceploskan bola ke gawang Ederson.
Terlepas dari kiprahnya yang amat gemilang saat ini, rupanya Salah sempat dinilai buruk ketika di FC Basel . Lebih tepatnya, itu saat Salah menjalani sesi latihan perdana bersama klub asal Swiss tersebut.
Basel sendiri adalah klub pertama Salah di Benua Eropa. Ia didatangkan dari klub Mesir, El Mokawloon, pada musim 2012/13. Salah tampil buruk di sesi latihan perdana dengan Basel. Bahkan, rekan satu tim dan manajemen klub mengira bahwa Basel telah tidak sengaja merekrut saudara kembar Salah.
ADVERTISEMENT
Pelatih Basel saat itu, Heiko Vogel, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Goal dan SPOX: “Gegge Heit (Direktur Olahraga Basel) dan saya bicara kepadanya (Salah), ‘Dengar, berlatihlah sesuka Anda, kami sudah membuat keputusan kami sendiri’.”
“Kemudian dia berlatih pada hari pertama, semua orang menonton sesi itu dan kami bertanya-tanya apakah dia mungkin memiliki saudara kembar!” imbuhnya.
Namun, perlahan Mohamed Salah mulai menunjukkan kapasitasnya. Hingga pada akhirnya, di hari ketiga sesi latihan dengan Basel, sang pelatih merasa takjub dengan rekrutannya.
“Hari kedua sedikit lebih baik, tapi tidak bagus. Gegge dan saya sudah membicarakannya untuk hal-hal terkecil, mengatakan hal-hal seperti, 'apakah Anda melihat umpan itu?',” ungkapnya.
“Dan kemudian datanglah hari ketiga. Saat itulah dia menghancurkan segalanya, dia benar-benar tak terbendung,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Vogel pun memahami bahwa itu hanyalah masalah waktu. Yang dibutuhkan hanyalah adaptasi dengan lingkungan baru, terlebih Swiss dan Mesir memiliki perbedaan yang mencolok, khususnya dari segi bahasa.
“[Dua hari pertama] dia tidak gugup. Dia percaya diri, tetapi tenggelam dalam dunia baru. Dia harus menyesuaikan diri dalam arti kata yang sebenarnya. Dia datang kepada kami dari Afrika utara yang panas,” ucap Vogel.
“Selalu sulit ketika Anda masuk ke lingkungan di mana Anda tidak benar-benar mengerti bahasanya. [Tapi] Saya jarang melihat penampilan yang begitu dominan dalam dua lawan lima [pada hari ketiga]. Itu benar-benar luar biasa.”
“Dia sangat gesit, sangat eksplosif. Jika dia memiliki bola di kaki kirinya, itu adalah gol. Tapi Momo selalu memperhatikan rekan satu timnya juga. Setelah penampilan itu, semua orang tahu mengapa kami ingin mengontraknya,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian, sisanya adalah sejarah. Bersama Basel dia mencicipi panasnya kompetisi tertinggi antar klub Benua Eropa, Liga Champions. Kini, Salah telah berhasil menggenggam gelar juara kompetisi tersebut bersama Liverpool di musim 2018/19.
Sekarang, Mohamed Salah sejajar dengan nama-nama besar pesepak bola top dunia, termasuk dua megabintang, yakni Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Dan sejauh musim 2021/22 berjalan, Salah total telah mengemas 12 gol hanya dari 11 penampilan lintas ajang.
***
Ikuti survei kumparan Bola & Sport dan menangi e-voucher senilai total Rp 3 juta. Isi surveinya sekarang di kum.pr/surveibolasport .