Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Mola TV vs Streaming Ilegal
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Eksistensi Mola TV ini bisa dilihat dari dua sisi. Positifnya, keberadaan mereka bakal mengakomodir para penonton setia Premier League musim ini dan Piala Eropa 2020. Bukan cuma dari segi kuantitas pertandingan, melainkan juga kualitas gambar.
Di lain sisi, Mola TV bisa menjadi penghambat para pengguna ilegal streaming. Ya, bukan rahasia lagi kalau situs non-resmi jadi andalan para penggemar sepak bola untuk menonton pertandingan secara cuma-cuma.
ADVERTISEMENT
"Yang kami tahu tindakan semacam itu 'kan melanggar hukum. Kami juga sudah bekerja sama dengan Kemenkumham dan Kominfo untuk menertibkan chanel-chanel yang tidak resmi. Jika ketahuan pasti akan diproses secara hukum," kata Mirwan kepada kumparanBOLA.
"Kami akan sisir satu per satu dan melaporkan kepada polisi juga. Karena kami sebagai pemegang hak siar, jadi kami punya hak untuk menertibkan itu."
Well, tak bisa dimungkiri bahwa budaya gratisan masih dipeluk erat oleh sebagian penduduk Indonesia. Termasuk, ya, nonton tayangan sepak bola di situs ilegal.
Cuma bermodalkan jaringan internet, mereka bisa menonton tayangan sepak bola sesuka hati. Namun, perlu diingat bahwa itu adalah aksi terlarang. Pada dasarnya, itu, tak ubahnya dengan mendukung 'pembajakan'.
ADVERTISEMENT
Lagipula, streaming ilegal terbilang rawan. Bisa terjadi penyalahgunaan data dari pengakses. Belum lagi dengan potensi virus yang bisa menjangkiti perangkat mereka.
Oke, bukan perkara mudah untuk mengalihkan para penonton bola dari yang awalnya gratis menjadi berbayar. Akan tetapi, Mirwan optimistis kehadiran Mola TV bakal mengedukasi para penonton sepak bola --sekaligus memberantas situs-situs streaming liar yang merajalela.
Bila dirinci, biaya langganan Mola TV berkisar di angka 1,2 juta rupiah dalam setahun atau 100 ribu per bulan. Sebagai gambaran, biaya langganan ini relatif ekonomis ketimbang negara Asia Tenggara lainnya. Singapura misalnya yang mencapai 513 ribu rupiah tiap bulan dan Malaysia di angka 310 ribu rupiah per bulan.
"InsyaAllah (bisa membasmi situ-situs ilegal). Lagian, ngapain nonton yang ilegal. Toh, yang resmi ada, harganya juga enggak mahal. Dari segi kualitas juga lebih bagus," pungkas Mirwan.
ADVERTISEMENT