Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Salah satu peninggalannya adalah Sekolah Sepak Bola (SSB) Ricky Yacobi yang didirikannya tak lama setelah ia pensiun pada 1996. Sehari-hari, SSB itu berlatih di Lapangan F Komplek Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat.
Dedikasi Ricky untuk sepak bola pun patut diacungi jempol karena ia tak memungut biaya bagi anak-anak yang ingin berlatih di SSB-nya. Hal itu tak lain merupakan bagian dari komitmen mantan striker PSMS Medan ini terhadap pembinaan usia muda di Indonesia.
"Dia mendirikan SSB Ricky Yacobi karena dapat sponsor dari perusahaannya bekerja. Jadi, memang tidak dipungut biaya, siapa saja boleh berlatih," ujar wartawan sepak bola senior, Mahfudin Nigara, kepada kumparan, Sabtu (21/11).
Keputusan Ricky untuk menggratiskan SSB-nya juga tak lepas dari hati nuraninya terhadap anak-anak yang ingin berlatih sepak bola tetapi tak memiliki biaya. Ia mendidik anak-anak berusia 7-12 tahun untuk menguasai teknik dasar bermain sepak bola.
ADVERTISEMENT
"Karena di Senayan, ada dua SSB, yang satunya mahal, Ricky jadi terpanggil mendirikan SSB gratis. Mudah-mudahan ini jadi tanaman yang akan dia petik di akhirat," kata Nigara yang mulai menjadi jurnalis pada 1979 ini.
Nigara mengatakan semasa jayanya, Ricky tergolong sebagai pemain bintang yang tak banyak tingkah. Sikapnya itu pula yang dipercaya menjadi prinsip hidup Ricky yang ingin ikut memajukan sepak bola Indonesia.
"Saya bisa bilang, Ricky merupakan pemain bintang yang enggak macam-macam, enggak seperti pemain bintang lain pada masanya. Karena memang didikan orangtuanya juga cukup keras yang akhirnya terbawa sikap dia yang enggak macam-macam," pungkasnya.