Neymar di Santos, di Mana Semua ini Berawal

3 Agustus 2017 14:22 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Neymar Jr. saat berseragam Santos. (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Neymar Jr. saat berseragam Santos. (Foto: Reuters)
ADVERTISEMENT
"Ketika masih bocah dulu, dia ingin menjadi segalanya: Superman, Power Rangers. Dia sangat hiperaktif dan masih begitu sampai sekarang." - Neymar Sr.
ADVERTISEMENT
Privilese memang bukan milik semua orang. Juninho kecil, misalnya, meski tidak tinggal di favela, tetap merasakan bagaimana kedua orang tuanya tidak mampu membayar tagihan listrik. Namun, kesedihan adalah hal tabu bagi dirinya.
Jika listrik berhenti mengaliri rumah sederhana mereka di Praia Grande, Juninho bersama adik perempuannya, Rafaela, memilih untuk bercengkrama dalam gelap. Di ruangan lain, Neymar Sr. dan Nadine berpikir keras bagaimana caranya keluar dari situasi sulit itu.
Bocah yang dulu akrab disapa Juninho itu tak lagi dikenal dengan nama kecilnya. Kini, dunia mengenalnya dengan nama Neymar Jr. dan dari situlah semua kisahnya berasal. Dari sebuah rumah sederhana di tepi jalan sepi yang terkadang harus berselimut gulita.
"Kami tidak mulai dari nol," kata Neymar Sr. suatu kali. "Kami memulai dari minus lima."
ADVERTISEMENT
Meski bukan di favela, rumah keluarga Neymar itu terletak di sebuah wilayah yang sama sekali belum berkembang. Di dekatnya, ada sebuah tempat pembuangan sampah akhir dan pada sore hari, di jalanan yang tidak rata, pemandangan yang lazim adalah bocah-bocah kecil menendang bola.
Ayah Neymar sendiri dulunya merupakan seorang pesepak bola profesional. Hanya saja, dia tidak pernah memiliki karier seperti sang anak. Alhasil, ketika dia meninggalkan lapangan hijau pun dia tidak memiliki apa-apa dan harus melakoni tiga pekerjaan sekaligus untuk sekadar menyediakan makanan untuk keluarganya.
Ibu Neymar, Nadine, pun harus bekerja untuk membantu suaminya. Di sebuah penitipan anak, dia bekerja sebagai juru masak. Karena kesibukan menyambung hidup, keluarga ini sebenarnya tak punya rencana apa-apa untuk kedua anaknya. Oleh Neymar Sr. dan Nadine, mereka dibiarkan untuk mencari sendiri apa yang mereka inginkan. Dari situlah keinginan untuk menjadi Superman dan Power Ranger itu muncul.
ADVERTISEMENT
---
Kini, Neymar sudah berusia 25 tahun. Dia bukan lagi seorang bocah dan bahkan, dia kini sudah memiliki seorang putra. Sembilan tahun setelah terakhir kali menjejak rumah masa kecil di Praia Grande itu, Neymar selangkah lagi akan menjadi pesepak bola termahal dunia. Davi Lucca, putranya, pun tidak harus merasakan apa yang dirasakannya ketika kecil dulu.
Rasanya memang baru kemarin melihat Neymar muncul ke permukaan. Tahun 2011, di usianya yang baru menginjak angka 19, dia bersama Paulo Henrique Ganso mencuri perhatian dunia lewat penampilan impresif untuk Santos. Kedua pemain ini pun berjasa besar dalam membawa Santos ke partai puncak Piala Dunia Antrklub.
Mulai dari situlah Neymar mulai kerap diperbincangkan orang. Di YouTube, bermunculan banyak video yang menunjukkan cuplikan aksi-aksi terbaiknya. Dari situ saja kemudian bisa dengan mudah diprediksi bahwa Neymar adalah calon megabintang sepak bola berikutnya. Ketika nanti era Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo habis, dialah yang akan mengambil alih takhta mereka.
ADVERTISEMENT
Namun, penampilan Neymar di final Piala Dunia Antarklub itu membuat opini orang-orang terbelah. Di situ, Santos kalah telak 0-4. Ganso tampil cukup baik tetapi Neymar yang diandalkan di lini depan justru tak berkutik. Mereka yang tadinya menyanjung pun kemudian merundung. Neymar, kala itu, dianggap sebagai pemain yang hanya bagus di cuplikan video saja. Tidak lebih.
Neymar mampu membungkam keraguan. (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Neymar mampu membungkam keraguan. (Foto: Reuters)
Sepak bola memang begitu. Para penggemarnya punya ingatan pendek dan kerap terlalu cepat menghakimi. Mereka lupa bahwa Barcelona yang dihadapi Neymar itu adalah Barcelona yang sedang menguasai dunia dan di laga itu, Neymar bahkan belum genap 20 tahun.
Faktanya adalah, ketika itu Neymar memang sedang mengalami hari buruk saja. Pasalnya, mereka yang benar-benar mengikuti penampilannya secara konsisten di Santos beranggapan bahwa pemain satu ini sudah jelas akan lebih hebat dari Robinho dan punya potensi untuk bisa lebih besar dari Ronaldo dan Pele. Betinho, pelatih pertama Neymar kala si pemain masih bocah, adalah salah satu orang yang mengatakan demikian.
ADVERTISEMENT
Di Santos, Neymar memang sudah sangat terlihat menonjol secara permainan. Tubuhnya boleh ceking, tetapi untuk menghentikan dirinya, pemain lawan harus mengerahkan tenaga sebesar-besarnya. Tak jarang, dia harus disakiti agar bisa terhenti.
Oleh orang-orang Brasil, apa yang ditampilkan Neymar itu disebut ginga. Secara sederhana, ia berarti bakat alami, dan hal itulah yang semakin jarang ditemui di pemain-pemain Brasil modern. Neymar, kata Pele pada tahun 2016 lalu, adalah satu-satunya pemain di Tim Nasional Brasil yang memiliki ginga dalam permainannya.
Neymar di Piala Dunia 2014. (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Neymar di Piala Dunia 2014. (Foto: Reuters)
Apa yang dimiliki Neymar ini tentu tidak bisa dipisahkan dari karakter individual dan bagaimana dia berkembang ketika masih kanak-kanak. Sejak berusia tiga tahun, Neymar sudah mulai mengenal sepak bola dan segalanya seperti berjalan natural dari sana. Seiring dia belajar berjalan dan berbicara, dia pun belajar menyepak bola.
ADVERTISEMENT
Jalanan dan pantai adalah arena utama Neymar kecil. Di pantai itulah dia kemudian bertemu dengan Betinho yang akhirnya membawa Neymar ke pendidikan formal sebagai pesepak bola. Dari klub asuhan Betinho itu, Neymar kemudian mencuri perhatian banyak pihak, termasuk Real Madrid dan Barcelona yang sudah menyodori Neymar kontrak pada usia 13 tahun.
Melihat putranya diincar raksasa-raksasa Eropa, Neymar Sr. justru kemudian menjalin kontak dengan Santos dan akhirnya, masuklah Neymar ke akademi Santos. Setelah menimba ilmu selama enam tahun, Neymar melakoni debut senior pada usia 17 tahun pada tahun 2009.
Sejak itu, karier Neymar secara gradual meningkat setiap tahunnya. Pada 2010, dia mengantar Santos menjadi juara liga dan mendapat panggilan dari Timnas Brasil. Kemudian, pada 2011 dia mengangkat trofi Copa Libertadores, tampil di final Piala Dunia Antarklub, dan menjadi runner-up Puskas Award.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2012, sebuah gelar juara liga plus Recopa Sudamericana melemgkapi penghargaan Pemain Terbaik Amerika Selatan yang diraihnya, hingga akhirnya, pada 2013 dia hijrah ke Barcelona. Meski banyak yang mengkritik keputusannya, Neymar tampak yakin sekali dengan keputusan meninggalkan Camp Nou.
Neymar sendiri tidak pernah secara eksplisit menyebut apa sebenarnya alasan di balik keinginannya untuk pindah dari Barcelona. Terlepas dari soal besarnya uang yang akan diterimanya, tentu ada hal lain yang lebih fundamental. Salah satu kemungkinan adalah bahwa di klub barunya nanti, Neymar bakal menjadi seperti protagonis utama seperti Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.
Masuk akal, memang, mengingat usia Neymar kini sudah 25 tahun dan di usia yang matang ini, sudah saatnya Neymar memenuhi takdirnya untuk menjadi bintang sepak bola terbesar Brasil setelah Pele dan Ronaldo.
ADVERTISEMENT
Mampukah dia? Entahlah. Tetapi, di Santos dulu dia pernah diragukan dan dia berhasil membuktikan bahwa mereka yang meragukannya itu salah. Sekarang, Neymar tinggal mengulangi apa yang dulu sudah dilakukannya.