Ngobrol Santai dengan Pemain-pemain Arema, Bahas Bakso hingga Bahasa

7 November 2019 11:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gelandang serang Arema FC, Makan Konate. Foto: dok. Liga Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Gelandang serang Arema FC, Makan Konate. Foto: dok. Liga Indonesia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagi kumparanBOLA, sesi wawancara bersama para pemain Arema di Kedai Andika Eiskaffe, (6/11/2019) malam WIB, lebih cocok disebut sesi nongkrong. Tidak terasa sekat saat kedua belah pihak berkomunikasi, malah guyonan sering muncul dalam sela-sela pernyataan.
ADVERTISEMENT
Misalnya, saat Dedik Kusnandar mendapatkan pertanyaan mengapa pada akhirnya dia mengambil keputusan operasi. Beberapa saat silam, penyerang berusia 25 tahun ini menderita cedera ACL, dan rencananya Dedik bakal menjalani operasi pada Kamis (7/11).
"Kondisi lutut saya tinggal 30%, mas," jawab Dedik.
"Itulah tidak mendengarkan kata orang tua. Coba dari dulu operasi, pasti tidak 30%," celetuk Hamka Hamzah, yang berada di sebelah Dedik.
Bukan cuma Hamka dan Dedik yang hadir kala itu. Ada juga Arthur Cunha, dan sosok asal Brasil ini sendiri mulanya menjelaskan banyak hal secara serius.
Mulai dari kultur sepak bola Indonesia yang tak jauh beda dengan Brasil. Kemudian masa depannya di Arema, dan pemain berusia 29 tahun itu bilang bakal menghormati kontraknya. Hingga tentang tantangan Arthur beradaptasi di Indonesia, dari kultur sampai bahasa.
ADVERTISEMENT
Pemain Persija Jakarta Novri Setiawan (kanan) berebut bola dengan pemain Arema FC Arthur Cunha (kiri) dalam pertandingan lanjutan Liga 1 2019 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Namun, siapa sangka sesi serius tersebut mendadak hilang karena sebuah pertanyaan sederhana?
"Mas, suka makan apa selama di Malang?" celetuk seorang pewarta.
"Bakso. Ini, orang ini yang racunin saya," katanya sambil menunjuk pewarta yang lain. Tawa kemudian pecah, dan muncul pertanyaan yang tak kalah menarik tak lama.
"Mas, susah mana, belajar Bahasa Indonesia atau Bahasa Jawa?"
"Saya belajar Bahasa Indonesia 6 bulan, dan itu dibantu teman-teman Mitra Kukar dulu. Tapi, soal Bahasa Jawa, saya baru tahu ini, 'Sam, Wis, Akeh'. Susah banget," ucap sosok yang sempat merasakan atmosfer akademi Manchester United itu.
Juga hadir Makan Konate dalam sesi tersebut. Pesepak bola asal Mali ini dengan santai menceritakan bagaimana dia bisa sampai ke Indonesia. Sebuah happy accident untuk Konate.
ADVERTISEMENT
"Dulu, saya sempat memperkuat tim asal Libya, Al-Akhdar, dikontrak untum 2011/2012. Akan tetapi, gara-gara Perang Sipil di Libya pada akhir 2011, saya tidak lanjut. Kemudian saya ditawarkan seorang rekan untuk bermain di Indonesia," papar Konate.
Para pemain Arema di acara Nongkrong Bareng Aremania. Foto: Arif Utama/kumparan
"Keputusan tersebut saya syukuri. Saya suka Indonesia, mulai dari budaya, sepak bola, hingga kultur fans. Saya merasa diterima, dan fans-fans di sini tidak rasis seperti di Eropa atau Libya," imbuh eks pemain Persib tersebut.
Selain beberapa pemain tersebut, ada juga Johan Farizi dan Dendi Santoso. Sesi wawancara ini merupakan bagian dari acara 'Nongkrong Bareng Arema' yang digelar Shopee. Acara ini diselenggarakan demi mengakrabkan tim berjuluk 'Singo Edan' itu dan publik.