Nur’alim Buka Suara soal Perkembangan Kasus Dugaan Penipuan TKK Pemkot Bekasi

9 September 2021 15:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nur'alim, eks pemain Persija dan Timnas Indonesia Foto: Instagram/@persijaglory2001
zoom-in-whitePerbesar
Nur'alim, eks pemain Persija dan Timnas Indonesia Foto: Instagram/@persijaglory2001
ADVERTISEMENT
Nur'alim adalah bek tangguh Persija dan Timnas Indonesia di masa jayanya. Namun, masalah yang membuatnya terlibat dalam kasus Tenaga Kerja Kontrak (TKK) di Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi agak mencoreng namanya di masa pensiun.
ADVERTISEMENT
Pada April 2021, Nur'alim menjadi terlapor kasus penipuan uang calon TKK. Orang yang mengaku telah menjadi korbannya, Ajie Fadillah, melaporkan sosok yang akrab disapa 'Jabrik' itu ke Polres Metro Bekasi.
Namun, Nur'alim mengaku ia tak mengambil sedikit pun uang korban seperti yang dilaporkan kepada pihak kepolisian yakni sebesar Rp 35 juta itu. Ia menyatakan juga menjadi korban penipuan rekannya.
Kepada kumparan, Nur'alim menceritakan perkembangan kasusnya. Pria 47 tahun ini menerangkan secara rinci akar permasalahannya.
Chaichan Khewsen (kanan) dari Thailand dan Nur'alim dari Indonesia berebut bola pada paruh pertama final sepak bola di Pesta Olahraga Asia Tenggara ke-19. Foto: Romeo Gacad/AFP
"Jadi gini, saya itu membantu ada teman, kedekatan, dengan pejabat Pemkot Bekasi. Tujuannya bagus karena mau membantu anak-anak muda produktif untuk masuk di pemerintahan. Mungkin, mereka percaya karena melihat figur seorang Nur'alim," bebernya.
"Tapi, saya itu sekadar membantu. Untuk menjalankan itu, ada inisialnya si M. Kalau saya ada niatan menipu calon TKK, enggak berkah saya. Ngapain saya ngambil-ngambil duit orang, kan gitu."
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Nur'alim juga menyetorkan sejumlah uang kepada oknum M. Tujuannya agar anak kandungnya juga bisa masuk sebagai TKK di Pemkot Bekasi. Awalnya, tidak ada masalah, tetapi lalu pandemi corona menyerang.
"Terus akhirnya, tiba-tiba ada pandemi. Otomatis, para pejabat yang mau mengeluarkan keputusan bakal TKK jadi ter-pending. Jadi, mereka enggak memikirkan calon TKK itu kapan keluar SK-nya karena pandemi," terang pria yang juga pernah membela Bandung Raya itu.
Nur'alim (kiri belakang) saat bergabung di tim sepak bola Indonesia yang akan mengikuti Asian Cup Championship di Lebanon, pada 3 Agustus 2000. Foto: Amin/AFP
Nur'alim sendiri menyebut bahwa oknum M sudah sempat punya iktikad baik untuk mengembalikan uang korban. Ia bahkan memfasilitasi pertemuan keduanya.
"Nah, calon TKK itu, karena melalui seorang Nur'alim, tetapi juga melalui inisial M, saya kenalkanlah kedua belah pihak ini. Mereka bawa data-data dan uangnya. Sudah pertemuan beberapa kali," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Terus akhirnya, inisial M sampai buat surat pernyataan dan lain-lain dengan bilang ingin mengembalikan uangnya. Terus, ada asumsi, saya ini ada catut uang."
"'Bodoh, kalau lu enggak ngambil,' omongan orang begitu. Padahal, nawaitu (niat) saya kan membantu. Kalau cuma uang bensin, saya terima, tetapi enggak mencatut," tambahnya.
Nur'alim bersama rekan-rekannya. Foto: Instagram/@persijaglory2001
Nur'alim lantas berubah menjadi sosok tertuduh karena oknum M kabur. Ia pun sampai harus memberi klarifikasi.
"Jadi, ada keberatan dari calon TKK karena uangnya melalui Nur'alim. Mereka ada yang sampai pinjam duit untuk masuk TKK. Tapi, dia kan tahu bahwa yang sebenarnya terima uang dan datanya itu dia (inisial M). Terus oknum inisial M itu kabur, jadilah saya yang dikejar," ujarnya.
"Sempat ramai, terus saya klarifikasi di media online dan TV. Alhamdulillah, banyak yang sayang sama saya, teman-teman support, dan bilang bahwa Nur'alim enggak mungkin seperti itu. Walaupun nama saya sempat jelek, sudah klarifikasi."
ADVERTISEMENT
Saat ditanya soal apakah kasusnya sudah selesai, Nur'alim menyatakan belum ada laporan atau tuntutan lain ke arahnya.
"Alhamdulillah, saya enggak tahu atau apa. Tapi, kalau memang toh ada laporan atau tuntutan lagi, siap kalau ada rezeki saya bantu," pungkasnya.