Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Tidak akan ada lagi sakit yang dirasakan Alfred Riedl . Mantan pelatih Timnas Indonesia itu dikabarkan meninggal dunia di Austria pada usia 70 tahun.
ADVERTISEMENT
Riedl memang memilki riwayat penyakit yang cukup mengkhawatirkan. Pada 2007 silam, Riedl sempat menjalani operasi gagal ginjal. Dirinya pun bisa bertahan hidup karena adanya donor dari seorang warga Vietnam .
Baru-baru ini, Riedl juga dikabarkan menjalani operasi jantung. Hal itu membuat dirinya gagal melatih Persebaya di ajang Liga 1 2019.
Riedl mengawali karier sepak bolanya bersama Austria Wien di tahun 1967. Bersama Austria Wien juga, Riedl sukses meraih gelar top skor pada 1969 dan 1970.
Usai membela Austria Wien, Riedl melanjutkan kariernya di Liga Belgia. Tercatat, pria kelahiran Wina ini pernah bermain untuk Sain Truiden di tahun 1972 hingga 1974 dan FC Antwerp di tahun 1974 hingga 1976.
Riedl kemudian pindah ke Prancis untuk membela FC Metz di 1980. Namun hanya semusim di Prancis, ia memutuskan pulang ke kampung halaman demi memperkuat Grazer AK.
ADVERTISEMENT
Riedl juga sempat dipanggil untuk membela Timnas Austria. Laga Austria kontra Hungaria pada 1975 menjadi debut Riedl. Sayang,Riedl tak bisa produktif di Timnas. Dari empat penampilannya bersama Austria, Riedl tak sama sekali membuat gol.
Pensiun sebagai pemain, Riedl memilih tetap di sepak bola dan menjadi pelatih. Klub Maroko, Olympique Khouribga, menjadi yang pertama dilatih Riedl. Untuk level Timnas, Riedl pernah menangani Timnas Liechtenstein dan Vietnam sebelum datang ke Indonesia.
Riedl dan sepak bola Indonesia memiliki sejarah yang tak bisa dilupakan. Pria kelahiran 2 November 1949 itu pernah membesut Timnas Indonesia pada Mei 2010.
Riedl juga membawa Merah Putih menjadi runner up Piala AFF 2010. Piala AFF yang tidak dilupa karena Indonesia 'hampir' menjadi juara.
ADVERTISEMENT
Pada turnamen itu, Indonesia juga bermain atraktif. Ada total 13 gol yang mereka ciptakan di babak grup. Jangan lupa, di babak grup Indonesia juga sukses mempecundangi Thailand dengan skor 2-0.
Selain itu, Riedl juga menangani Timnas Indonesia di ajang Piala AFF 2014. Sayang, Riedl tak lagi membawa Skuat 'Garuda' ke final karena tak bisa lolos di fase grup.
Dua tahun berselang, Indonesia kembali dilatih Riedl di ajang yang sama. Dengan skuat seadanya--karena saat itu satu tim hanya boleh mengirimkan dua pemain--Riedl berhasil membawa Indonesia sampai babak final. Langkah untuk juara terhalang oleh Thailand setelah mereka menundukkan Indonesia di final dengan agregat 3-2.
Selain Timnas, Riedl juga pernah membesut PSM Makassar. Namun, karena alasan kesehatan Riedl tidak terlalu lama melatih tim berjuluk Juku Eja itu.
ADVERTISEMENT
Sebagai pelatih, Riedl merupakan sosok yang tegas dan disiplin. Dirinya kerap datang latihan lebih awal dibanding para pemainnya.
Sama seperti Shin Tae-yong, Riedl juga pernah memberikan kritik untuk fisik pemain-pemain Indonesia. Ya, pada TC jelang AFF 2016 lalu, Riedl terang-terangan kecewa dengan daya tahan pemain Timnas.
"Tes kemarin VO2 Max sangat jelek. Saya harus bilang sangat jelek, kami tidak senang dengan hasilnya," ucap Riedl saat itu.
Fisik Riedl memang sudah tiada. Namun, sumbangsih pikirannya dan sejarah untuk sepak bola Indonesia masih terus terkenang.
Selamat Jalan, Opa Riedl. Terima kasih!