Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Panasnya Laga Terakhir Indonesia vs Malaysia: Chaos di GBK, Ricuh di Bukit Jalil
21 September 2021 16:57 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Duel Indonesia vs Malaysia memang menjadi salah satu yang paling menyedot perhatian di perhelatan Piala AFF. Sebab, laga antarkeduanya kerap dihiasi tensi panas baik di dalam maupun luar lapangan.
Pada 2019, Timnas Indonesia dan Malaysia bertemu dua kali di Grup G Pra-Piala Dunia 2022. Kedua laga tersebut memiliki cerita yang sama: diwarnai kerusuhan.
Indonesia vs Malaysia (GBK, 5 September 2019)
Indonesia berkesempatan lebih dulu menjamu Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 5 September 2019. Skuad 'Garuda' yang diarsiteki Simon McMenemy harus mengakui keunggulan 3-2 Malaysia.
Padahal, Indonesia sempat dua kali unggul lewat brace Beto Goncalves di menit 12 dan 39. Mohamadou Sumareh menjadi mimpi buruk Indonesia dengan mencetak gol pengunci kemenangan Malaysia di akhir babak kedua.
ADVERTISEMENT
Suporter Indonesia tak terima dengan hasil pertandingan. Apalagi, sebelumnya PSSI juga menjual tiket dengan harga mahal yang diklaim memanfaatkan antusiasme pertandingan versus Malaysia.
Suporter Malaysia yang hadir di stadion lantas menjadi sasaran suporter Indonesia. Tribune tempat mereka berdiri ditumpuk dengan berbagai macam barang, hingga akhirnya polisi membawa suporter Malaysia ke tempat yang lebih aman.
Sebenarnya, suporter Malaysia memang sudah menjadi sasaran sejak sebelum pertandingan. Di sore hari, saat mereka tiba lebih awal di area GBK, lemparan benda-benda serta cemooh dari fans Indonesia mewarnai ketibaan mereka di stadion termegah di Indonesia itu.
Kerusuhan usai pertandingan memang berlangsung cukup lama, hingga larut malam. Para fans Indonesia masih memadati area GBK dengan menggaungkan sumpah serapah kepada PSSI sebagai bentuk tuntutan akan prestasi Timnas Indonesia.
ADVERTISEMENT
FIFA akhirnya menjatuhkan denda ke PSSI sebesar 5.000 franc swiss (chf) atau sekitar Rp643 juta buntut dari kerusuhan ini.
Malaysia vs Indonesia (Bukit Jalil, 19 November 2019)
Dua bulan berselang, giliran Indonesia bertandang ke Malaysia. Tak hanya didukung Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, Timnas Indonesia kala itu juga didukung langsung para fans yang terbang dari Indonesia.
Satu hari sebelumnya, 18 November 2019, Bandara Internasional Soekarno Hatta sudah diramaikan fans Indonesia dari berbagai kelompok suporter. Tujuan mereka sama: terbang menuju Kuala Lumpur.
Jika Insiden di laga pertama baru 'pecah' di pertandingan. Pertandingan kedua ini sudah dihiasi kekerasan bahkan sebelum dimulai.
Dua suporter Indonesia, Fuad dan rekan, dikeroyok oleh sekelompok orang tak dikenal pada 19 November dini hari.
ADVERTISEMENT
"Kejadiannya sekitar pukul 02.00 [waktu Malaysia]. Sempat ada debat mulut. Mereka menginterogasi kami dengan bertanya Indo atau Malay. Saya disuruh bicara Melayu, tapi enggak bisa. Kemudian ditanya indentitas--paspor dan KTP," kata Fuad saat bercerita kepada kumparan beberapa hari usai insiden.
"Kami dihajar habis. Cuma jadi tontonan warga sekitar yang masih ramai. Sudah habis dipukuli, semua barang berharga hilang. Sempat tarik-menarik tas, tapi akhirnya saya lepas. Mereka juga merampas jaket, topi, dan sepatu," jelasnya.
Tensi panas sebenarnya mulai menurun beberapa waktu jelang pertandingan. Suporter Indonesia memadati area Stadion Bukit Jalil tanpa ada gesekan. Bahkan, terlihat beberapa suporter Indonesia dan Malaysia saling bercengkrama.
Namun, gesekan mulai pecah saat pertandingan berlangsung. Suporter Indonesia, yang ditempatkan di sisi selatan tribune Bukit Jalil, diprovokasi oknum fans Malaysia yang duduk berdekatan.
ADVERTISEMENT
Awalnya, gesekan ini hanya sebatas psywar belaka. Suporter Indonesia 'meladeni' sumpah serapah dari fans Malaysia dengan melakukan hal serupa.
Bentrokan mulai terjadi saat Malaysia mencetak gol pembuka di menit 30 lewat free kick Safawi Rasid. Pendukung Malaysia mulai kegirangan dan melempari tribune suporter Indonesia secara membabi buta.
Menurut pantauan kumparanBOLA kala itu, beberapa pendukung Timnas Indonesia yang berasal dari kalangan ibu-ibu juga menjadi korban aksi pelemparan ini. Umumnya, suporter Malaysia melempari dengan botol, bahkan ada juga lemparan power bank. Di sini, Indonesia melawan.
Aksi saling lempar terjadi hampir sepanjang pertandingan. Puncaknya, kala suporter Malaysia mulai melempar flare di babak kedua. Suporter Indonesia kemudian membalikkan flare tersebut, dan asap tebal mulai menyelimuti area tribune.
ADVERTISEMENT
Selepas pertandingan, fans Indonesia diamankan dalam satu tempat. Terlihat juga helikopter dari pihak keamanan Malaysia memantau situasi di malam yang mencekam itu.
Pemerintah Indonesia sendiri mengambil langkah tegas atas insiden ini. Kementerian Pemuda dan Olahraga meminta Menpora Malaysia kala itu, Syed Saddiq, untuk meminta maaf.
"Dalam responsnya, Menpora Malaysia menerima permohonan maaf Indonesia, dan mengucapkan selamat datang kepada suporter Indonesia saat nantinya akan menonton pertandingan 19 November 2019 di Kuala Lumpur dan akan disambut dengan ramah oleh suporter Malaysia," kata Sesmenpora Gatot Dewa Broto dalam keterangan resminya kala itu.
"Namun ini ternyata tidak sepenuhnya terjadi," lanjutnya.
Adapun, pertandingan itu sendiri dimenangi Malaysia dengan skor 2-0. Kedua gol 'Harimau Malaya' dicetak oleh Safawi Rasid.
ADVERTISEMENT
FIFA kemudian menjatuhkan hukuman denda baik kepada FA Malaysia maupun PSSI. Selain denda, PSSI juga dijatuhi larangan tanpa penonton di pertandingan selanjutnya.
---
ADVERTISEMENT