Pemain Indonesia Belum Siap Tembus Liga Top Eropa, ke Mana Tujuan Realistis?

3 Januari 2022 14:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Indonesia Ricky Richardo Kambuaya (tengah) merayakan gol bersama rekan setimnya Pratama Arhan Alif Rifai (kiri) dan Rachmat Irianto pada leg kedua pertandingan final sepak bola AFF Suzuki Cup 2020. Foto: Roslan RAHMAN / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Indonesia Ricky Richardo Kambuaya (tengah) merayakan gol bersama rekan setimnya Pratama Arhan Alif Rifai (kiri) dan Rachmat Irianto pada leg kedua pertandingan final sepak bola AFF Suzuki Cup 2020. Foto: Roslan RAHMAN / AFP
ADVERTISEMENT
Sejumlah pemain Indonesia yang tampil apik di Piala AFF 2020 diklaim sudah siap bermain di luar negeri. Pertanyaannya, ke manakah tujuan yang realistis?
ADVERTISEMENT
Sejumlah pemain yang digadang-gadang siap berkelana ke luar Indonesia adalah Ricky Kambuaya, Alfeandra Dewangga, dan Pratama Arhan. Pihak Persebaya selaku klub Kambuaya dan PSIS selaku klub Dewangga dan Arhan sudah menyatakan dukungan terkait hal itu.
Di Serie B Liga Italia misalnya, terdapat Como 1907 yang dimiliki oleh perusahaan Indonesia, Djarum Group. Mungkinkah para pemain Indonesia dicoba bermain di sana? Sayangnya, kalaupun mau, terganjal aturan.
"Di Serie B tidak boleh ada pemain non-Uni Eropa," kata perwakilan Mola TV, Mirwan Suwarso, kepada kumparan pada Senin (3/1).
Para pendukung Como 1907. Foto: dok. Como 1907
Menurut situs web resmi UEFA, FIGC (Federasi Sepak Bola Italia) memang telah memberlakukan pemblokiran total terhadap pemain non-Uni Eropa yang memasuki Serie B dan Serie C sejak awal musim 2003/04.
ADVERTISEMENT
Namun, kalaupun tak ada peraturan semacam itu, Mirwan menyangsikan pemain Indonesia bisa bersaing di Serie B. Sebab, persaingannya sangat ketat.
"Sementara waktu ini, pemain Indonesia masih jauh standarnya dibanding pemain dari negara lain. Saya rasa, pemain Indonesia belum siap di Italia, persaingannya sangat berat," ujarnya.
"Belum ada yang mumpuni levelnya, masih jauh sekali [dari segi fisik, teknik, dan lainnya], kecuali kalau dari kecil sudah di sana. Masih jauh sekali level kita ke sana," lanjutnya.
Egy Maulana Vikri bersama FK Senica. Foto: Dok. FC Senica
Dengan begini, tampaknya opsi realistis bagi pemain Indonesia adalah menjamah kompetisi di negara Eropa Timur macam Polandia atau Eropa Tengah seperti Slowakia. Itulah langkah yang dilakukan Egy Maulana Vikri yang sempat dikontrak Lechia Gdansk dan kini bersama FK Senica (kontrak habis pada Desember 2021).
ADVERTISEMENT
Witan Sulaeman pun sebelumnya bersaing di Serbia bersama FK Radnik Surdulica dan sekarang membela Lechia. Winger 20 tahun tersebut masih perlu kerja keras juga untuk menembus tim utama Lechia Gdansk laiknya Egy dahulu.
Walau kesulitan menembus tim utama Lechia, Egy dan Witan sama-sama merasakan peningkatan performa. Mereka mengalami kemajuan dari segi fisik dan teknik, sehingga mampu tampil apik untuk timnas senior.
Opsi lain bagi pemain Indonesia adalah kompetisi sepak bola Asia. Asnawi Mangkualam adalah bukti pemain Indonesia bisa bersaing di Korea Selatan, meski kini masih berada di Divisi 2 (K-League 2), dengan bermain sebanyak 14 kali dengan catatan satu assist.
Asnawi Mangkualam Bahar (kiri) dari Indonesia berebut bola dengan Bordin Phala dari Thailand pada pertandingan leg kedua final sepak bola AFF Suzuki Cup 2020 Foto: Roslan RAHMAN / AFP
Kompetisi Liga Jepang yang pernah dijajal Irfan Bachdim juga menarik dicoba. Teranyar, rumornya Elkan Baggott diincar klub raksasa Liga Utama Jepang, FC Tokyo. Ini bisa menjadi opsi menarik bagi Elkan, ketimbang bertahan di tim junior Ipswich Town, klub Divisi 3 Liga Inggris.
ADVERTISEMENT
Bintang Timnas Thailand, Chanathip Songkrasin, pun berkarier di 'Negeri Sakura', tepatnya bersama klub Hokkaido Consadole Sapporo. Teerasil Dangda juga pernah membela Sanfrecce Hiroshima dan Shimizu S-Pulse, sementara Theerathon Bunmathan bahkan mampu merasakan juara Liga Jepang bersama Yokohama F. Marinos pada 2019.
Jika melihat pemain-pemain macam Alfeandra Dewangga, Ricky Kambuaya, dan Pratama Arhan yang memiliki level tak kalah ketimbang pemain Thailand di final Piala AFF 2020, mereka boleh jadi bakal bisa bersaing di Jepang.