Pemicu Timnas Indonesia Sulit Punya Striker Tajam di Mata Budi Sudarsono

22 Januari 2024 13:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Indonesia Bambang Pamungkas memeluk Elie Aiboy (8) saat Budi Sudarsono (Kiri) tersenyum merayakan gol Indonesia pada pertandingan sepak bola Grup D Piala Asia 2007 di Stadion Bung Karno Jakarta, 14 Juli 2007. Foto: Adek Berry/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Indonesia Bambang Pamungkas memeluk Elie Aiboy (8) saat Budi Sudarsono (Kiri) tersenyum merayakan gol Indonesia pada pertandingan sepak bola Grup D Piala Asia 2007 di Stadion Bung Karno Jakarta, 14 Juli 2007. Foto: Adek Berry/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Shin Tae-yong berulang kali mengeluhkan Timnas Indonesia kekurangan striker tajam. Bagaimana penyerang legendaris 'Garuda', Budi Sudarsono, menanggapi situasi tersebut?
ADVERTISEMENT
Lini depan Timnas Indonesia memang kerap menjadi sorotan karena kesulitan mencetak gol. Striker-striker yang ada tidak cukup tajam untuk konsisten mencetak gol saat dibutuhkan.
Shin Tae-yong membawa 5 striker ke Piala Asia 2023 Qatar, yakni Dimas Drajad, Hokky Caraka, Ramadhan Sananta, Dendy Sulistyawan, dan Rafael Struick. Empat nama yang disebut pertama bermain di Liga 1 dan belum ada yang bisa mencetak gol sampai dua digit di musim 2023/24.
Adapun Struick yang masih 20 tahun bukan tipikal striker nomor 9 murni. Terlebih, ia pun masih harus berjuang mendapat tempat di tim inti klub Belanda, ADO Den Haag.
Rafael Struick duel dengan Pham Tuan Tai saat laga Timnas Indonesia vs Vietnam dalam matchday kedua Grup D Piala Asia di Abdullah Bin Khalifa Stadium, Qatar, pada Jumat (19/1/2024). Foto: PSSI
Budi Sudarsono melihat bahwa dari dulu sampai sekarang memang sulit mencari striker Indonesia yang haus gol. Klub-klub lokal lebih percaya pada penyerang asing, sehingga mereka kalah saing.
ADVERTISEMENT
"Jam terbangnya harus bagus, kalau latihan doang enggak cukup. Jadi istilahnya, harus ada ujian buat mereka, lulus atau enggak mereka di ujian itu," lanjutnya.
Saat ini, PSSI coba memperkuat Timnas Indonesia dengan program naturalisasi. Sejauh ini, baru pemain-pemain bertipe bertahan yang sudah disumpah WNI, meski ada nama Ragnar Oratmangoen yang merupakan gelandang serang masuk dalam daftar.
Ragnar Oratmangoen. Foto: Instagram/@sccambuurlwd
Oratmangoen diharapkan bisa membuat lini serang Timnas Indonesia semakin tajam. Walau begitu, secara keseluruhan, program naturalisasi mendapat kritik dari beberapa pihak. Bagi Budi Sudarsono, pemain naturalisasi oke-oke saja asal PSSI tidak melupakan pembinaan.
"Menurut saya bagus untuk jangka pendek. Kalau untuk jangka panjang, pembinaan yang penting. Jadi, kalau dilihat pembinaan usia dini hingga senior harus berjenjang," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Budi Sudarsono kini telah gantung sepatu. Ia membela Timnas Indonesia level senior selama 2001–2010, bermain sebanyak 47 kali dan mencetak 16 gol. Dua gol di antaranya dicetak di Piala Asia, masing-masing pada edisi 2004 dan 2007.
Sementara di level klub, Budi pernah membela Persebaya, Persija, Persik, Deltras, PDRM FA (Malaysia), Sriwijaya FC, Persib Bandung, dan terakhir Persikabo.