Pengamat: Selain Kompeten, Sekjen PSSI Harus Satu Frekuensi dengan Ketua Umum

23 April 2020 19:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo PSSI Foto: Alan Kusuma/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Logo PSSI Foto: Alan Kusuma/kumparan
ADVERTISEMENT
Sejak awal pekan ini, dua nama baru santer digadang-gadang akan mengisi posisi Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI. Keduanya adalah Eddy Sofyan dan Djoko Purwoko.
ADVERTISEMENT
Saat ini jabatan Sekjen PSSI diamanahkan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan kepada Yunus Nusi. Pria yang juga merupakan anggota Komite Eksekutif PSSI ini menjadi penjabat interim, menggantikan Ratu Tisha Destria yang mengundurkan diri.
Eddy Sofyan sudah bergelut di kancah sepak bola bola nasional sejak 1980. Selain itu dia juga pernah menjadi pelatih Tim Nasional Garuda I pada 1983 dan familiar sebagai komentator sepak bola.
Sedangkan Djoko menjabat sebagai CEO Liga 3, Malang United, sejak 2019 lalu. Sebelumnya, Djoko pernah menjabat sebagai manajer PS TNI U-21 pada 2015 dan Wakil Manajer PSMS Medan pada 2017. Djoko juga sempat menimba ilmu di Jepang untuk mempelajari tata kelola dan manajemen sepak bola.
Ketum PSSI, Mochmmad Iriawan. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Pengamat sepak bola nasional, Mohamad Kusnaini, mengatakan bahwa wajar jika 'orang yang kenal bola' dicalonkan mengisi pos Sekjen PSSI. Akan tetapi, orang yang akan mengisi jabatan tersebut juga mesti memiliki pemahaman menjadi seorang Sekretaris Jenderal PSSI.
ADVERTISEMENT
''Nomor satu, yang namanya Sekjen itu, terlepas dari soal kompetensi, latar belakang, serta pengalaman, itu frekuensinya harus sama dulu dengan Ketua Umum PSSI. Sebagai contoh sederhananya saja bahwa ketika membicarakan gol atau tidak gol. Enggak mungkin kan Ketua Umum bilang gol sementara Sekjen PSSI-nya bilang enggak gol,'' kata Kusnaini membuka perbincangan dengan kumparanBOLA lewat sambungan telepon, Kamis (23/4).
''Nah, ketika frekuensi sudah sama, nantinya ketua umum akan banyak didampingi oleh sekjen--dalam banyak urusan, ketimbang para anggota komite eksekutif yang lain.''
''Jadi, meski dalam hierarki PSSI itu sekjen bukan orang nomor dua, layaknya wakil ketua umum, tapi dia orang yang akan mendampingi ketua umum dalam banyak urusan untuk mengimplementasikan kebijakan oleh Kongres PSSI,'' ucapnya.
Eks Sekjen PSSI, Ratu Tisha. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Merujuk Statuta PSSI Pasal 61, pos Sekjen PSSI merupakan ujung tombaknya federasi. Orang yang menduduki jabatan tersebut harus menguasai sejumlah bidang, mulai dari memelihara rekening keuangan PSSI, hingga menjaga hubungan baik antara angggota PSSI, juga antarfederasi.
ADVERTISEMENT
Ketika mendapat mandat menjadi Plt Sekjen PSSI, Yunus Nusi mengatakan bahwa tugasnya akan banyak berkutat di ranah administrasi kesekjenan.
"Amanah yang diberikan oleh Ketua Umum itu lebih kepada pengendalian dan pembenahan administrasi. Selain itu ada beberapa evaluasi yang mesti dilakukan seperti pembinaan personel dan staf di internal, dan pemantapan struktur di sekretariat PSSI,'' kata Yunus, Rabu (20/4) lalu.
Menurut Kusnaini, pengertian berkutat di ranah administirasi bisa diartikan sederhana: Ia bakal lebih banyak mengurus urusan internal ketimbang eksternal.
Dengan lebih banyak mengurus sisi internal, Sekjen PSSI bakal melanjutkan keputusan Kongres PSSI. Salah satunya, menggerakkan kompetisi usia muda mulai Liga U-16 hingga U-20.
''Tugas dari Sekjen itu adalah memastikan seluruh ketetapan jalan dan terealisasi. Itu tugas utamanya. Tentunya, dengan pelaksanaan sehari-hari tentu Sekjen mesti banyak report ke Ketua Umum,'' kata pria yang karib disapa Bung Kus ini.
ADVERTISEMENT
''Makanya, Sekjen itu lebih dekat dengan Ketua Umum dibanding Komite Eksekutif (Exco, red). Dan itulah mengapa saya bilang Sekjen mesti memiliki frekuensi yang sama dengan Ketua Umum,'' jelasnya.
Belakangan nama-nama kandidat Sekjen PSSI berkutat di kalangan sepak bola. Selain Edy dan Djoko, beberapa nama lain juga muncul sebagai kandidat, yakni eks manajer media PSSI, Marco Paulo, dan Ketua Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI), Ahmad Syauqi Suratno.
Nama yang disebut terakhir cukup populer di kalangan pemerhati sepak bola nasional. Kendati begitu, belum ada kabar yang menyebut apakah Ketum PSSI sudah melobinya atau belum.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
ADVERTISEMENT