Pengorbanan Sang Ayah di Balik Mimpi Sepak Bola Thomas Partey

6 Oktober 2020 15:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gelandang andalan Atletico Madrid, Thomas Partey. Foto: Dok. La Liga
zoom-in-whitePerbesar
Gelandang andalan Atletico Madrid, Thomas Partey. Foto: Dok. La Liga
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nama Thomas Partey sedang beken. Tampil moncer bersama Atletico Madrid membuatnya dipinang Arsenal pada musim 2020/21. Banderol 45 juta poundsterling kini melekat di namanya.
ADVERTISEMENT
Namun, untuk gelandang kelahiran 13 Juni 1993 itu, perjalanannya penuh dengan tantangan. Partey ingat betul bagaimana sang ayah harus berkorban untuk memuluskan mimpinya bermain sepak bola di Eropa.
Partey terlahir di kota Krobo Odumase, Ghana. Ayahnya, Jacop Partey, adalah seorang pelatih sepak bola untuk tim lokal. Otomatis, sejak belia Partey sudah tersentuh sepak bola.
Thomas Partey, pemain Atletico Madrid. Foto: ANDER GILLENEA / AFP
Mungkin, itu pula yang membuatnya punya mimpi besar, yaitu bermain untuk tim raksasa Eropa. Kesempatan itu tersaji saat Partey sedang bermain untuk Odomentah FC.
Tampil cemerlang untuk klub kampung halamannya itu, Partey mencuri perhatian seorang agen. Itu yang ternyata menjadi pintunya menuju sepak bola Eropa.
"Di pertandingan itu, sebenarnya ada pemain lain yang lebih baik dari saya. Tetapi, dia bilang ke agen bahwa dirinya tak ingin ke Eropa dan ingin bermain di Ghana," beber Partey kepada Marca beberapa tahun lalu.
ADVERTISEMENT
"Ketika agen itu mendatangi saya dan bertanya soal sepak bola, saya menjawab ingin menjadi pemain hebat agar bisa menolong keluarga."
"Dia lalu bertanya siapa ayah saya dan mereka berdua berdiskusi tentang apakah saya bisa pergi ke Spanyol untuk uji coba, tetapi si agen tak bilang untuk klub mana," sambungnya.
Pemain Real Madrid Federico Valverde (kiri) saat merebut bola dari pemain Atletico Madrid, Thomas Partey. Foto: AFP/JAVIER SORIANO
Tentu bukan perkara mudah untuk pergi ke Spanyol. Partey memerlukan paspor, tiket, dan juga biaya hidup di sana. Artinya, Partey perlu ongkos yang lumayan untuk berangkat ke Eropa.
Sementara, Partey tidak berasal dari keluarga berada. Ayahnya pelatih tim lokal dan ibunya adalah seorang pedagang kecil-kecilan. Selain itu, Partey juga memiliki tujuh orang adik.
Namun demikian, Partey yang masih berusia 19 tahun tetap meluncur ke Benua Biru. Dia terpaksa berangkat tiba-tiba pada 2011 dan tidak sempat berpamitan dengan keluarganya.
ADVERTISEMENT
"Agen saya yang mengerjakan semua berkas-berkas untuk pergi ke sana. Saya hanya terus berlatih, makan, dan tidur sampai akhirnya waktu untuk berangkat yang ketika itu tidak saya ketahui kapan pastinya," kata Partey.
"Suatu hari, saya masuk ke mobil dan para agen membawa saya ke ibu kota Ghana. Di sana, mereka memberi saya paspor dan bilang bahwa saya akan berangkat di hari itu juga."
"Waktu itu, ayah sedang tidak di rumah dan keluarga yang lain tidak ada yang tahu soal keberangkatan saya. Jadi setelah saya di Spanyol selama enam atau tujuh bulan, baru keluarga sadar kalau saya tidak di Ghana," tambah dia.
Thomas Partey dan keluarganya di Ghana. Foto: Instagram/@thomaspartey5
Meski pergi tanpa berpamitan, Partey mengatakan bahwa orang tuanya tidak marah. Betul bahwa ibunya merasa khawatir, namun ayahnya tetap mendukung.
ADVERTISEMENT
"Ayah selalu mendukung saya. Dia banyak berkorban dan tidak bilang apa-apa ke saya," ucap Partey.
"Sebulan setelah keluarga tahu saya di Spanyol, mereka mengirim uang agar saya beli sepatu. Ibu saya sempat khawatir karena saya di sini."
"Terkadang saya mendengarkan ibu, tetapi saya selalu melakukan apa yang terbaik dan karena alasan itu pula saya memutuskan pergi tanpa berpamitan," lanjut dia.
Ternyata, sang ayah tak sekadar mendukung dalam diam. Jacop Partey sampai menjual propertinya untuk membantu biaya sang anak mengejar mimpi ke Eropa.
"Ayah saya tidak bilang ini ke saya, tetapi saya mendengar dia berbicara dengan temannya kalau sampai harus menjual sebagian propertinya ketika saya pertama kali berangkat ke Eropa," kata Partey.
ADVERTISEMENT
"Dia berusaha keras dan menjual sejumlah barangnya agar berkas-berkas saya bisa beres dan saya bisa membeli sepatu."
"Agen yang membawa saya ke Eropa juga ikut membantu, tetapi saya pikir ayah juga turut membayar untuk itu," sambungnya.
Thomas Partey dan ayahnya. Foto: Instagram/@thomaspartey5
Pengorbanan itu tidak sia-sia. Partey bisa memulai kariernya sebagai pemain profesional di Atletico Madrid pada 2013. Namun, perlu dua tahun sebelum Partey debut untuk Atletico.
Ya, dari 2013 sampai 2015 Partey menimba ilmu di klub lain. Pada 12 Juli 2013, Partey yang berusia 20 tahun dikirim sebagai pemain pinjaman ke Mallorca yang baru degradasi ke Segunda Division.
Setelah setahun di Mallorca, Partey ternyata dikirim lagi untuk bermain di klub lain. Kali itu dia dipinjamkan ke Almeria sampai musim berakhir.
Aksi Thomas Partey bersama Atletico Madrid. Foto: JAVIER SORIANO / AFP
Usai menanti lama, Partey akhirnya debut untuk Atletico. Dia turun sebagai pemain pengganti di laga melawan Espanyol pada 28 November 2015.
ADVERTISEMENT
Gol pertamanya untuk Atletico pun segera menyusul. 2 Januari 2016 menjadi hari tak terlupakan untuk Partey, dia sukses mencetak gol pertamanya untuk Los Rojiblancos.
Meski bakatnya tak bisa dibantah, Partey tetap jarang tampil. Di musim 2015/16 dan 2016/17, Partey hanya tampil 29 kali di kancah La Liga.
Meski demikian, Partey tetap mempesona. Dia mencetak total empat gol di dua musim pertamanya itu. Alhasil, Atletico memberinya kontak panjang sampai 2022. Partey meneken kontrak itu pada 14 Februari 2017.
Kontrak itu membuat Partey semakin termotivasi. Ia semakin cemerlang dan menjadi pemain Afrika pertama yang bikin gol untuk Atletico di Liga Champions.
Sekitar setahun setelah meneken kontrak, Partey lagi-lagi dapat hadiah kontrak baru. Kali ini Atletico menawarkan kontrak sampai 2023 dengan klausul pelepasan 50 juta euro.
ADVERTISEMENT
Klausul itu yang menjadi kunci Arsenal mendatangkan Partey. The Gunners mendatangkan Partey dengan membayar lunas klausul tersebut. Kini Partey siap mencicipi Premier League sambil memakai jersi dengan nomor 18 di punggungnya.
****
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.