Gabriel Martinelli

Performa Pemain Muda: Oase di Tengah Keringnya Musim Arsenal

3 Maret 2020 15:31 WIB
comment
125
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bukayo Saka, wonderkid Arsenal. Foto: REUTERS/Eddie Keogh
zoom-in-whitePerbesar
Bukayo Saka, wonderkid Arsenal. Foto: REUTERS/Eddie Keogh
ADVERTISEMENT
Jujur saja, kiprah Arsenal di 2019/2020 sejauh ini sama sekali tak memuaskan. Hampir di semua kompetisi Arsenal kesulitan.
ADVERTISEMENT
Arsenal kini terperosok di peringkat 10 Premier League 2019/2020. Unai Emery tentu menjadi tersangka utamanya setelah sang eks pelatih gagal membawa Arsenal menang dalam empat laga berturut-turut pada Oktober-November 2019 lalu.
Di bawah asuhan Mikel Arteta, penampilan Arsenal jauh membaik. Namun, bukan berarti rezim sang pelatih muda berjalan lancar. Bersama Arteta, Arsenal tersingkir dari Liga Europa setelah dikalahkan Olympiacos. Oh, ya, Arsenal tersingkir di ronde pertama fase gugur alias babak 32 besar.
Pada kompetisi domestik selain liga, Arsenal juga tak bisa berbicara banyak di Piala Liga Inggris. Untungnya, ‘Meriam London’ masih bisa melaju ke babak keenam Piala FA.
Aksi Hector Bellerin saat Arsenal melawan Olympiacos. Foto: David Klein/REUTERS
Dari situ, bisa dibilang 2019/2020 adalah bencana buat Arsenal. Namun, tak segalanya berjalan buruk buat klub asal London Utara tersebut. Satu hal yang menjadi oase di tengah keringnya musim Arsenal adalah performa pemain-pemain muda mereka.
ADVERTISEMENT
Ada enam pemain di bawah usia 21 tahun yang aktif di tim senior Arsenal saat ini. Mereka adalah Joe Willock, Reiss Nelson, Bukayo Saka, Matteo Guendouzi, Gabriel Martinelli, dan Eddie Nketiah. Semua dari enam pemain tersebut tampil memuaskan sejauh ini.
Joe Willock menjadi pemain yang paling sering tampil—32 kali—di antara enam pemain tersebut kecuali Guendouzi. Gelandang berusia 20 tahun itu memiliki mobilitas tinggi, tetapi juga mempunyai teknik yang cukup oke. Sampai saat ini, Willock sudah menyumbangkan empat gol buat Arsenal.
Matteo Guendouzi juga mencatatkan jumlah tampil yang sama dengan Willock. Eks penggawa Lorient itu menjadi pemain yang penting buat Arsenal ketika ingin menaikkan tempo permainan. Pasalnya, Guendouzi memiliki energi yang oke dan permainan yang agresif.
ADVERTISEMENT
Gelandang muda Arsenal, Matteo Guendouzi. Foto: Reuters/Peter Cziborra
Sinar Guendouzi benar-benar terpancar di awal musim ini. Pada September 2019, ia bahkan sempat dipanggil Timnas Prancis akibat performanya. Kini, performa Guendouzi sedikit menurun, tetapi di usianya yang masih 20 tahun, inkonsistensi adalah hal yang bisa diterima.
Berbicara soal konsistensi, hal tersebut sudah dimiliki oleh Bukayo Saka. Pemain sayap kiri berusia 18 tahun itu hampir selalu tampil apik di setiap laga.
Selain itu, yang paling mentereng dari Saka adalah kemampuannya mengkreasikan peluang. Buktinya, Saka kini memuncaki daftar assist Arsenal di semua kompetisi dengan sembilan assist. Untuk pemain yang kebanyakan bermain sebagai bek sayap, itu jelas luar biasa.
Yang kerap bermain di depan Saka adalah Gabriel Martinelli. Pemain asal Brasil berusia 18 tahun itu sebenarnya adalah penyerang, tetapi ia lebih sering diturunkan sebagai penyerang sayap kiri.
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, bermain di situ bukanlah sebuah masalah buat Martinelli. Buktinya, ia sanggup mengemas 10 gol dan empat assist sejauh ini. Catatan ini luar biasa, mengingat ia baru tiba di awal musim ini.
Gabriel Martinelli (kiri) berduel dengan pemain West Ham, Robert Snodgrass. Foto: Tony O'Brien/Reuters
Di seberang Martinelli ada Reiss Nelson. Ya, penyerang sayap asal Inggris ini kerap bermain di posisi kanan ofensif Arsenal. Namun, Nelson adalah pemain yang serbaguna. Ia juga mampu bermain sama baiknya di sisi kiri.
Nelson diberkahi dengan kemampuan individu yang ciamik. Ia sanggup mencatatkan 1,2 dribel sukses per laga di Premier League. Secara keseluruhan, Nelson mengemas dua gol dan tiga assist di musim ini.
Kisah Eddie Nketiah sedikit berbeda. Penyerang berusia 20 tahun itu sempat dipinjamkan ke Leeds United ketika musim ini bergulir. Namun, performa Nketiah dianggap Leeds tak memuaskan dan akhirnya ia dipulangkan.
ADVERTISEMENT
Pemain muda Arsenal paling bersinar di ICC 2019, Eddie Nketiah. Foto: AFP/Mark Ralston
Setelah kembali ke Arsenal, Nketiah membuktikan bahwa Leeds salah. Hanya dalam enam penampilan, ia sanggup mencetak tiga gol.
Terlepas dari performa enam pemain muda itu, membebani mereka saat ini jelas bukanlah hal yang bijak. Namun, bukan tak mungkin Bukayo Saka dkk. bakal menjadi tumpuan Arsenal di masa depan.
-----
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo, buruan daftar di sini.
Bagi yang mau nonton langsung siaran liga Inggris bisa ke MolaTV dan bagi yang ingin merasakan kemeriahan Nobar Supersoccer bisa cek list schedule nya di SSCornerID.
Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan MolaTV, dan jersi original.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten