Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Perjuangan di Balik Koreografi 3D Dahsyat untuk Timnas Indonesia
27 November 2018 15:23 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
ADVERTISEMENT
Timnas Indonesia boleh saja menjadi pecundang di ajang Piala AFF 2018, tetapi tidak untuk para suporternya. Dukungan begitu masif diberikan meski skuat 'Garuda' tertatih-tatih di setiap laga.
ADVERTISEMENT
Tengok saja pemandangan yang terpampang manakala Timnas Indonesia melawan Filipina dalam laga pamungkas Grup B di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (25/11/2018) lalu. Meski Hansamu Yama dan kolega sudah dipastikan tak lolos, suporter yang tergabung ke dalam Ultras Garuda ini tetap memberikan dukungannya.
Laga itu bahkan terasa lebih spesial. Bagaimana tidak, mereka menampilkan koreografi 3D yang memanjakan mata. Sebuah bendera Merah Putih berukuran raksasa terbentang sepanjang tribune selatan. Di tengahnya, burung Garuda terlihat tengah terbang tinggi di atas awan sembari mencengkeram slogan 'Bhinneka Tunggal Ika'.
Namun, tahukah Anda bahwa di balik koreografi dahsyat itu terdapat perjuangan berat?
Ya, sekitar 20 orang terlibat langsung dalam pembuatan koreografi 3D tersebut. Mereka bahkan rela menyisihkan waktu tidurnya hanya untuk mewujudkan terciptanya koreografi itu.
ADVERTISEMENT
Anggota Ultras Garuda, Anto Dinats, mengatakan pihaknya membutuhkan waktu 1,5 bulan untuk mengerjakan koreografi tersebut. Mereka mengerjakannya pada malam hari di daerah Blok M, Jakarta Selatan.
"Kami bergiliran bikinnya. Yang sudah membuat hari ini, besoknya dilanjutkan dengan orang-orang yang berbeda. Butuh waktu 1,5 bulan ya, karena masalah cuaca juga. Sering hujan, jadi terhambat. Karena butuh tempat yang luas untuk mengerjakannya, kalau di dalam ruangan agak sulit," ujar Anto kepada kumparanBOLA, Selasa (27/11).
Tak hanya waktu dan tenaga, mereka juga berkorban materi. Pasalnya, tak ada sponsor yang membantu pembuatan koreografi tersebut, melainkan murni melalui urunan dari para suporter.
"Kami patungan, enggak ada sponsor, enggak ada donatur. Saya tidak bisa menyebut nominal pastinya, tapi habis sampai puluhan juta," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Perjuangan mereka demi mewujudkan koreografi 3D tersebut nyatanya tak hanya ketika proses pembuatannya, melainkan juga saat melakukan geladi bersih. Selama tiga hari menjelang partai Timnas Indonesia vs Filipina, mereka melakukan geladi bersih di SUGBK.
Anto mengatakan koreografi tersebut mengusung makna persatuan yang ditujukan untuk seluruh suporter di Indonesia. Ultras Garuda, lanjutnya, berkeinginan suporter Indonesia bisa bersatu ketika mendukung Timnas Indonesia.
“Kita semua tahu kalau Indonesia terdiri dari banyak suku dan RAS. Melalui Timnas Indonesia, kami ingin semua suporter bisa bersatu. Begitu juga dengan prestasi Timnas Indonesia, bisa sampai Piala Dunia, seperti Garuda yang terbang tinggi,” kata Anto.
Piala AFF 2018 menjadi ajang terakhir bagi Timnas Indonesia pada tahun ini. Sementara, event terdekat ialah Piala AFF U-22 yang berlangsung pada Februari 2019 di Kamboja.
ADVERTISEMENT